Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Pelajaran dari Kasus Penelantaran Bayi di Magelang

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Jumat, 05 Oct 2018 12:00 WIB

Ada pelajaran yang bisa kita ambil nih, Bun, dari kasus seorang bayi yang sengaja dibuang ibunya. Atau dengan kata lain si bayi ditelantarkan bundanya.
Pelajaran dari Kasus Penelantaran Bayi di Magelang/ Foto: Thinkstock
Magelang - Baru-baru ini terjadi sebuah kasus seorang bayi yang dibuang begitu saja dari lantai 3 sebuah mal. Duh, mendengar kabar tersebut hati saya pedih dibuatnya. Bunda juga?

Jadi, sesosok bayi perempuan ditemukan tergeletak di antara gedung Matahari Dept Store Magelang dan kantor pos. Diketahui si bayi dijatuhkan oleh ibu kandungnya, N (24). Polisi mengungkapkan bayi tersebut dijatuhkan setelah baru saja dilahirkan di toilet lantai tiga gedung mall tersebut.

"Dugaan sementara, N melahirkan di toilet yang terletak di lantai 3 kantin karyawan," jelas Kapolsek Magelang Tengah, AKP R Sukendro, seperti dilansir detikcom.

Hal ini disampaikan Sukendro kepada wartawan usai olah TKP di mall yang terletak di Kelurahan Panjang, Kecamatan Magelang Tengah, Kota Magelang, Selasa (2/10/2018).

"Bayi sendiri alhamdulillah sehat, kondisinya baik, tetapi ada luka di pelipis kiri. Bayi berjenis kelamin perempuan itu diduga dijatuhkan dari lantai tiga oleh pelaku," lanjutnya.

Diketahui, ternyata N baru masuk kerja sebagai Sales Promotion Girl (SPG) selama 5 bulan. Dan dalam perusahaannya jika karyawati sudah menikah dan sedang mengandung minimal 2,5 bulan, akan diberikan alternatif apakah terus bekerja atau tidak.

Ya di luar alasan apapun, tetap aja ini perbuatan tercela dan menyedihkan ya, Bun. Bayi tak berdosa yang baru lahir ke dunia dibuang dan ditelantarkan. Psikolog klinis, Christina Tedja MPsi mengatakan, jika ditinjau dari usianya, N sebenarnya sudah cukup mumpuni untuk menjadi ibu.

Pelajaran dari Kasus Penelantaran Bayi di MagelangPelajaran dari Kasus Penelantaran Bayi di Magelang/ Foto: Ilustrasi penemuan mayat bayi (Dok detikcom)




"Dampak yang terjadi bagi ibu setelah muncul kasus ini biasanya muncul rasa bersalah. Apapun alasan yang membuat N membuang anaknya, yang pasti menunjukkan bahwa secara mental N belum matang dan siap menjadi ibu," ungkap psikolog yang akrab disapa Tina saat ngobrol dengan HaiBunda.

Sedangkan dampak untuk bayinya kata Tina tentu secara fisik sudah bisa dilihat ada luka atau cedera pada si bayi. Tapi, untuk dampak terhadap mental si bayi belum bisa terlihat mengingat usianya yang masih amat muda.

"Yang memengaruhi kondisi mental anak nanti tentunya proses pengasuhan dan pola didik bayinya nanti," tambah Tina.

Meski pernah ditelantarkan orang tuanya, ketika anak dirawat dan diasuh dengan baik bukan nggak mungkin kelak dia akan jadi pribadi yang lebih baik dan sukses kan? ini nanti bisa jadi pribadi yang lebih baik dan sukses?

"Ya,secara psikis masih bisa banget tumbuh jadi pribadi anak yang baik. Tapi, secara fisik, kita nggak tahu ya. Karena kan nggak tahu juga sejauh mana pengaruh dijatuhkannya itu, apakah kena bagian otak dan lainnya," imbuh Tina.

Dari kasus ini Tina berpesan bahwa kematangan seorang wanita untuk jadi ibu sangat penting. Baik dari segi usia, maupun psikologis. Sebab ketika seorang ibu membuang anaknya, pasti telah terjadi pertimbangan dalam diri terlebih dulu yang berakhir pada keputusan akan membuang bayinya atau nggak.

Jika pribadi seseorang lebih matang, tentu pola pikirnya sebelum melakukan sesuatu pun lebih matang. Dia akan memikirkan akibatnya dan solusi lain. Sebaliknya, bagi pribadi yang belum matang, dia kan lebih impulsif, tidak berpikir panjang dan asal menyelesaikan masalah di depan mata.

"Terkait kasus ini, kalau memang perempuan belum siap menjadi ibu, dia akan sangat stres. Bedanya, bila setelah menikah calon ibu tertekan, masih banyak yang dukung hingga dia tidak menerima tekanan sosial. Sedangkan, pada kasus hamil di luar nikah, pastinya si calon ibu harus memendam dan menyelesaikan masalahnya sendiri," tutur Tina.

(aml/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda