Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

6 Cara Menjelaskan Perceraian ke Anak Balita

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Rabu, 21 Nov 2018 16:03 WIB

Perceraian itu tak mudah. Baik dari pihak orang tua, terlebih sang anak. Berikut cara jelaskan soal perceraian ke si kecil yang masih balita.
Foto: Istock
Jakarta - Perpisahan atau perceraian bagi pasangan saja sudah sulit, apalagi buat anak yang masih balita. Ini yang sedang menimpa rumah tangga Gading Marten dan Gisella Anastasia.

Ya, kabar mengejutkan datang dari pasangan Gading Marten dan Gisella Anastasia, yang selalu terlihat akur dan harmonis. Gugatan cerai dilayangkan Gisel ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

"Nomor perkara 908 atas nama Gisella Anastasia dan tergugat Gading Marten," kata bagian pusat informasi Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, seperti dilansir detikcom.

Bagaimanapun keluarga terlihat dari luar, tidak ada yang tahu apa yang terjadi dalam keluarga tersebut. Setiap dinamika keluarga itu berbeda dan pribadi setiap anak juga berbeda, jadi memang agak sulit untuk tahu 'cara' yang benar saat bicarakan perceraian pada anak-anak.

"Saran saya, gunakan akal sehat, pilih kata-kata dengan penuh pertimbangan, berikan banyak cinta dan kepastian dalam proses perceraian. Dan pada akhirnya, biarkan tindakan seperti pelukan, kehadiran, perhatian, waktu berkualitas, sikap baik dan menepati janji lebih nyata ke anak-anak daripada sekadar kata-kata," kata Dr Suzanne Gelb, psikolog klinis, life coach, dan pengacara.

Nah, berikut beberapa cara atau panduan tentang bagaimana membicarakan soal perceraian ke anak-anak, seperti dilansir Psychologi Today. Simak bersama ya, Bunda.



1. Berikan penjelasan sederhana dan faktual

Baik anak berusia 2 atau 18 tahun, pastikan komunikasi kita sederhana, faktual dan lugas. Anak tak perlu tahu semua detail rumit tentang masalah kita hingga akhirnya memutuskan untuk bercerai.

2. Hadir dengan baik depan anak

Kapan pun jika memungkinkan, diskusikan perceraian secara langsung pada (mantan) pasangan. Ini sekaligus usaha memperlihatkan ke anak bahwa meski bercerai, kedua orang tuanya masih ada dan berkomunikasi dengan baik satu sama lain.

3. Bantu anak membagikan apa yang dia rasakan
6 Cara Menjelaskan Perceraian ke Anak BalitaFoto: Istock

Anak pasti banyak menyimpan pertanyaan dan emosi, melihat dan mendengar orang tuanya berpisah. Dengarkan anak dengan baik dan sabar, yakinkan anak bahwa sah-sah saja kok merasakan sedih, marah dan lainnya tentang perubahan yang dia dapat dalam hidupnya. Bersikaplah suportif dan menenangkan.

4. Jelaskan bahwa perubahan ini baik untuk seluruh keluarga
6 Cara Menjelaskan Perceraian ke Anak BalitaFoto: Istock
Tak jarang, sebelum pasangan ambil jalan cerai, mereka akan bertengkar, memperlakukan satu sama lain dengan buruk, atau hidup dalam rumah dengan ketegangan.

Ini merupakan saat yang tepat untuk menjelaskan ke anak, bahwa perceraian merupakan awal dari bab baru dengan mengurangi pertengkaran, dan diharapkan menambah kedamaian. Pada intinya, perubahan ini yang terbaik untuk keluarga.



5. Jelaskan bahwa tak ada yang berubah dan tak akan pernah berubah

Perceraian adalah transisi besar, yang bisa membuat anak bingung dan gelisah, serta bertanya-tanya, apakah akan terjadi perubahan. Tekankan ke anak, bahwa tak ada yang berubah, dan tak akan pernah berubah termasuk hubungan orang tua-anak.

Kita bisa katakan seperti:

"Perceraian berarti kita tidak akan menikah satu sama lain lagi, tetapi kita tetap mencintaimu dan kita akan menjadi orang tuamu selamanya. Itu tidak berubah dan tidak akan pernah berubah. Meskipun ibu dan ayah tidak akan menjadi bagian dari keluarga yang sama, kamu dan ayah atau ibu akan selalu menjadi keluarga,"

6. Perbanyak tindakan daripada kata-kata
6 Cara Menjelaskan Perceraian ke Anak BalitaFoto: Istock
Penting memang untuk membicarakan tentang perceraian ke anak, tapi apa yang kita lakukan atau tindakan kita juga sama pentingnya dengan apa yang kita katakan.

Kalau Bunda atau Ayah bilang ke anak, 'Kami mencintaimu dan akan selalu ada untukmu', jadikan pesan itu dalam tindakan. Berilah anak pelukan sebanyak mungkin, bermain bersama, masak bersama, membaca bersama dan berbagi banyak waktu yang berkualitas bersama.

Sebisa mungkin, jagalah rutinitas anak kita yang biasa seperti aturan, tugas sekolah, jam makan malam, waktu tidur, dan seterusnya, dengan kedua orang tua walau di rumah yang berbeda. Konsistensi semacam ini akan membantu anak merasa lebih aman.

Berikut contoh percakapan yang bisa membantu kita berbicara perceraian ke anak. Namun, dengan catatan, contoh percakapan ini hanya untuk edukasi dan mungkin tidak terlalu cocok di semua situasi.

Jika Ayah atau Bunda tak yakin dengan apa yang harus dikatakan pada anak, jika khawatir kita malah jadi emosional, silakan Ayah atau Bunda minta bantuan ke konselor, psikolog, atau terapis keluarga.

- Untuk balita (usia 0-3 tahun)

Coba ucapkan sesuatu seperti:

"Ibu dan Ayah sangat mencintaimu. Tapi mulai sekarang, Ayah akan tinggal di rumah yang berbeda, dan ibu akan tinggal di rumah ini. Kamu akan tinggal dengan ibu, tapi tetap bisa melihat ayah juga,"

Atau, "Ibu akan menjagamu, memberikan makanan favoritmu, membacakan cerita sebelum tidur dan membantumu tidur nyenyak, serta memberimu banyak pelukan. Ayah akan menjagamu, memberikan makanan favoritmu, membacakan cerita sebelum tidur, dan memberimu banyak pelukan,"

- Untuk anak kecil (usia 3-6 tahun)

Coba ucapkan sesuatu seperti:

"Ibu dan ayah tidak akan hidup bersama lagi,"

Atau, "Ayah pindah hari ini dan akan tinggal di rumah Paman. Kamu akan tinggal di sini bersama Ibu selama satu minggu, dan dengan ayah minggu depan. Kami sangat mencintaimu. Ayah akan menjagamu saat kamu bersamanya, Ibu akan menjagamu saat kamu bersama Ibu."

(aml/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda