Jakarta -
Saat anak beraktivitas, pastinya
keselamatan jadi hal yang utama ya, Bun. Apalagi dalam keseharian ketika anak banyak mengeksplorasi lingkungan sekitarnya.
Apalagi, Bun, kecelakaan yang dialami anak di rumah kadang nggak tertangani dengan tepat. Misalnya ketika anak tersedak. Nah, maka dari itu, Founder Safe Kids Indonesia, Wahyu Minarto, berpesan supaya orang tua senantiasa memperhatikan keselamatan
Melindungi anak bukan berarti kita membatasi semua kegiatan anak lho, Bun. Jika kita sudah berusaha menjaga anak dengan baik namun tetap terjadi sesuatu pada anak di luar kendali kita, jangan langsung panik dulu ya.
"Amati dulu apa yang terjadi pada anak. Misal anak berlarian di rumah dan terpeleset atau memecahkan gelas yang bisa membahayakan kaki anak, kejadian seperti ini masih bisa kita selesaikan kan?" kata Wahyu ditemui pada sela-sela Pekan Menggendong Sedunia 2017 yang digelar Indonesia Baby Wearers Jabodetabek di Kemang baru-baru ini.
 Pakai Rumus 'Anak' untuk Jaga Keselamatan si Kecil/ Foto: HaiBunda |
1. (A)matiMelindungi anak bukan berarti kita membatasi semua kegiatan anak lho, Bun. Jika kita sudah berusaha menjaga anak dengan baik namun tetap terjadi sesuatu pada anak di luar kendali kita, jangan langsung panik dulu ya.
"Amati dulu apa yang terjadi pada anak. Misal anak berlarian di rumah dan terpeleset atau memecahkan gelas yang bisa membahayakan kaki anak, kejadian seperti ini masih bisa kita selesaikan kan?" kata Wahyu ditemui pada sela-sela Pekan Menggendong Sedunia 2017 yang digelar Indonesia Baby Wearers Jabodetabek di Kemang baru-baru ini.
2. (N)ilai RisikoIni penting orang tua ketahui, Bun. Jadi, nilai risiko adalah kita melihat benda atau apa yang ada di sekitar anak. Usia anak-anak adalah usia di mana ia mengeksplorasi lingkungannya.
Ketika kita mengetahui ada benda-benda yang berisiko buat anak seperti benda tajam atau sumber listrik, segera jauhkan. Seperti batere kancing (batere jam tangan), kalung yang terbuat dari mutiara atau sejenisnya, dan jarum pentul juga perlu kita jauhkan ya.
3. (A)mbil TindakanAnak suka berjalan-jalan ke area yang mereka sangat ingin tahu, misalnya aja dapur. Padahal, seperti kita tahu dapur adalah tempat yang bisa berisiko membahayakan anak ketika kita nggak benar-benar mengawasi si kecil beraktivitas di sana. Untuk itu, sebagai antisipasi ketika nggak bisa terllau mengawasi anak, Bunda bisa menaruh sesuatu atau sekat ke arah ruangan tersebut kayak triplek sehingga anak nggak bisa menjangkau area tersebut.
Begitu juga pintu atau tangga, ketika kita nggak bisa mengawasi anak lebih baik kasih pengaman supaya anak nggak bisa melewati area tersebut. Misalnya pintu kita tutup dan akses menuju tangga dihalangi pakai pagar atau triplek.
4. (K)omunikasikanKomunikasikan ke orang terdekat ketika ada sesuatu yang kita rasa nggak beres terjadi pada anak. Tujuannya, supaya apa yang dialami anak bisa dipastikan sebabnya dan jika perlu penanganan, bisa dilakukan lebih cepat.
Komunitas parenting yang fokus ke
keselamatan anak dan keluarga ini juga membagikan beberapa kontak penting yang perlu Bunda sekeluarga punya, termasuk pengasuh atau babysitter. Setidaknya, kontak di bawah ini bisa memberi bantuan ketika kita butuh pertolongan karena ada sesuatu terjadi pada anak.
Nomor telepon darurat yang harus diketahui tiap anggota keluarga (termasuk pengasuh anak):
- RS terdekat dengan rumah
- Dokter keluarga
- Damkar 113
- Polisi 110
- AGD DKI 65303 118 (Ambulance)
- Panggilan darurat 112
Come on, Bun! Lets make safety as a part of parenting too.
Baca juga: Demi Keamanan, Perhatikan Dulu Ini Saat Ajak si Kecil Memasak (rdn)