Jakarta -
Sulit rasanya kalau anak benar-bentar steril dari gadget dan teknologi di zaman sekarang. Buat orang tua, bisa jadi tantangan tersendiri dalam mengawasi pemakaian teknologi oleh anak. Nah, isu ini juga yang lagi dihadapi presenter sekaligus ibu tiga anak
Nadia Mulya.
"Anakku usianya agak jauh-jauh kan ya, Nadine (11 tahun), Nuala (7 tahun) dan Delmar (1 tahun). Isu yang paling dominan sih, kan yang tua ini bisa dibilang gen Z dan adiknya Delmar adalah gen Alpha di mana gen Alpha lahir dengan semua serba digital jadi aku harus imbangi edukasi soal teknologinya," papar Nadia waktu ngobrol sama HaiBunda.
Saat ini si sulung, Nadine, akan masuk SMP (Sekolah Menengah Pertama). Nah, sejak kelas 5 SD Nadine sudah pakai gadget karena memang itu kewajiban dari sekolah. Bahkan, komunikasi dilakukan lewat email dan dilakukan tiga arah dengan melibatkan orang tua, anak, dan sekolah.
"Jadi anak tuh diperkenalkan secara benar gitu lho mengenai kebutuhan email dan sebagainya. Sehingga aku lagi coba menyeimbangkan keperluan digital untuk kebutuhan sehari-hari dan toh kita nggak boleh ketinggalan zaman juga," papar Nadia.
Diakui Nadia, agak konyol jika dengan kondisi teknologi yang serba cepat seperti sekarang anak dilarang dan ditutup aksesnya untuk tahu tentang teknologi maupun gadget. Namun, di sisi lain Nadia menekankan tetap kita sebagai orang tua jangan sampai kebablasan ya, Bun.
"Misal, waktu itu aku lagi mau bahas
cyberbullying dan mencoba untuk kasih contoh kasus Amanda Todd di mana perempuan 13 tahun ini bunuh diri karena dia dibully. Aku coba cari waktu dan ingin ngobrol ke anak pertama dulu," papar Nadia
Ketika Nadia ingin membicarakan kasus tersebut, ia justru kaget karena sang anak ternyata sudah mengetahui kasus tersebut duluan.
"Ketika aku mau ngobrol soal itu (cyberbullying), eh anakku malah tahu duluan. Satu hal sih, aku juga salut sama anak zaman sekarang karena mereka lebih banyak dan cepat tahu," ungkap Nadia.
Karena itu menurut Nadia, sebagai orang tua kita juga harus lebih banyak tahu soal apapun supaya kita bisa lebih cepat kasih informasinya sebelum anak mendengar dari orang atau sumber lain. Padahal, sumber lain bisa jadi pihak yang nggak terpercaya.
"Jadi seenggaknya mereka nggak kaget sih kalau-kalau lihat situs buat orang dewasa dan yang lebih penting, mereka nggak cari klarifikasi ke orang lain selain orang tua," papar presenter sekaligus penulis ini.
Nadia mengakui, ia bukan termasuk tipe orang tua yang 'antipati' soal gadget ke anak. Namun, Nadia tetap membatasi penggunaan teknologi dan gadget ke anak kok.
"Dari sekolah sebenarnya udah ada aturannya kok setiap hari, harus ada reading time jadi dia baca-baca aja gitu. Karena aku juga penulis, aku lebih senang anak aku berinteraksi dengan hal-hal yang bentuknya fisik gitu lho, nggak cuma on screen," ungkap Nadia.
"Kalaupun dia (Nadine) nonton di laptop aku kan yang suka nemenin. Paling dia dengar lagu eletronik dance musik Jepang gitu. Aku juga suka melihat apa aja sih isi atau hal yang dilakukan Nadine dengan laptopku," tambahnya.
Nadia bilang, Nadine jarang banget pakai aplikasi chatting, Bun. Apalagi kalau Nadia kebetulan di rumah dan anak-anaknya pulang sore, Nadia langsung masak gitu. Berhubung Nadine suka menggambar jadi dia menggambar dan nonton YouTube, sedangkan Nadia di sampingnya sambil kerja.
Bicara soal
cyberbullying yang bisa aja terjadi ketika anak pakai teknologi, Andrei Mochola, Head of Consumer Business di Kaspersky Lab berkomentar, bilang dalam upaya melindungi anak-anak dari bahaya, kita tidak boleh lupa bahwa mereka tidak hanya hidup di dunia nyata tetapi juga di dunia maya yang bagi mereka sama nyatanya.
"Di internet, anak-anak bersosialisasi, belajar hal-hal baru, bersenang-senang dan, sayangnya, menghadapi situasi yang tidak menyenangkan. Cyberbullying adalah salah satu hal yang paling berbahaya yang dihadapi oleh anak-anak di Internet, karena dapat berdampak negatif pada jiwa mereka dan menimbulkan masalah bagi sisa hidup mereka," kata Andre dilansir detikInet.
(rdn)