Jakarta -
Segala hal dalam hidup ini kayaknya akan selalu dikomentari, termasuk
pola asuh yang kita terapkan ke anak-anak. Dianggap nggak tepat, kurang pas sampai harusnya begini-begitu. Duh, kadang kalau dipikir bisa bikin kepala pusing nggak sih, Bun?
Seorang kerabat dekat saya kebetulan hobinya mengomentari apa yang dilakukan kerabat saya yang lain terhadap anaknya. Pola asuh dibanding-bandingkan bahkan bisa dibilang kerabat dekat saya ini seperti merasa pola asuh yang dia terapkan ke anak-anaknya udah paling benar deh. Ya, mungkin aja paling benar untuk anak-anak dia, tapi bukan anak lain.
"Ya udah sih, toh itu bukan anakmu. Kok ya kamu ribut sendiri berkomentar ini itu. Lebih baik fokus aja mengurus anakmu," kata saya dalam hati. Sampai terbesit di benak saya kenapa ya seseorang ada yang hobi banget mengkritisi pola asuh yang diterapkan orang tua lain, seakan dia adalah pakar parenting yang paling benar.
Bunda pernah punya pertanyaan serupa kayak saya? Tenang, Bun. Kata sosiolog dari New York University, Kathleen Gerson, hampir semua orang punya pengalaman soal parenting. Walau mereka belum merasakannya secara langsung, tapi observasi udah dilakukan nih, Bun.
"Di sisi lain, kita semua merasa ahli dalam bidang itu dan di sisi lain, kita sebenarnya juga nggak yakin dengan ini. Nah, inilah yang jadi 'resep' timbulnya konflik dan ketidaksetujuan atas
pola asuh yang dilakukan orang lain," kata Kathleen kepada Live Science.
Padahal, psikolog dari Loyola University Amy Bohnert bilang nggak ada satu formula pasti yang bisa bekerja untuk semua anak karena masing-masing anak unik. Prinsipnya, kata Amy perlakukan anak dengan penuh kehangatan dan pastikan kebutuhannya bisa dipenuhi orang tua sehingga mereka bisa nyaman sama orang tuanya.
Soal 'hobi' menghakimi pola asuh orang tua lain, menurut psikolog Liane Young ini ada hubungannya sama area di otak yang disebut ventromedial prefrontal cortex yang bertanggungjawab atas aspek emosional dari moral judgmental.
"Kita benar-benar bisa mengalami intuisi mendalam saat menghakimi apa yang dilakukan orang lain. Sehingga, penilaian kita kadang memang kuat sekali. Apalagi soal parenting yang berkaitan erat dengan harga diri entah saat kita mengasuh anak atau kita berpikir tentang pola asuh yang pernah kita dapat," kata Liane.
Soal pola asuh yang diterapkan orang tua lain, psikolog anak dan keluarga dari Tiga Generasi Anna Surti Ariani atau Nina bilang untuk gimana pola asuh si orang tua, nggak bisa kita hakimi begitu aja karena masing-masking orang tua punya gaya tersendiri san itu hak mereka dalam membesarkan anak mereka.
"Tapi kalau dirasa ada situasi pada si anak yang bisa mengancam keselamatannya, misalnya orang tuanya sering banget memposting foto si anak pakai baju terbuka, kalau kita kenal orang tuanya boleh dikasih saran supaya nggak melakukan itu dan jelaskan alasannya," kata Nina.
Yang penting, kata dia, nggak perlu kita terlalu mudah menghakimi orang lain, termasuk
pola asuhnya, Bun. Karena setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya dan kita kan nggak pernah tahu bagaimana kondisi dan nilai yang ada di keluarga tersebut.
(rdn)