Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Anak Sudah Vaksin DPT Lengkap, Perlukah Ikut Program ORI Difteri?

Nurvita Indarini   |   HaiBunda

Jumat, 15 Dec 2017 11:00 WIB

Beberapa sahabat HaiBunda masih bingung nih soal perlu atau nggaknya ikut program ORI difteri di kala si kecil sudah vaksin DPT.
Pemberian vaksin difteri/ Foto: Grandyos Zafna.
Jakarta - "Bun, vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus) ORI (outbreak response immunization) itu gimana, anakku sudah lengkap vaksin DPT-nya. Perlu ikut ORI difteri nggak?" tanya beberapa sahabat HaiBunda. Biar nggak bingung, yuk langsung kita tanya ke Bu Dokter.

dr Marlyn Cecilia Malonda, SpA yang sehari-hari praktik di RS Mayapada Tangerang menjelaskan difteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphteriae. Penyakit ini sangat mudah menular dan berbahaya, soalnya bisa menyebabkan kematian. Kematian terjadi akibat sumbatan jalan napas atau komplikasi ke jantung oleh karena aktivasi toksin kuman difteri.

"Upaya pencegahan harus dilakukan bersama dengan meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat akan hal kejadian luar biasa (KLB) difteri," kata dr Marlyn saat memulai perbincangan dengan HaiBunda.



Nah, berikut ini wawancara dengan dr Marlyn seputar vaksin DPT, termasuk program ORI difteri yang masih sering ditanyakan ibu-ibu. Yuk, disimak bersama, Bun.

Kenapa vaksin difteri perlu diulang?

Vaksin DPT merupakan vaksin mati sehingga untuk mempertahankan kadar antibodi menetap tinggi di atas ambang pencegahan, sangat diperlukan kelengkapan ataupun pemberian imunisasi ulangan (booster).

Imunisasi DPT sampai usia 1 tahun harus 3 kali. Usia 2 tahun harus sudah 4 kali. Sampai usia 5 tahun harus sudah 5 kali, lalu dilanjutkan dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pd anak kelas 1 SD sebanyak satu kali imunisasi DT (difteri dan tetanus, tanpa komponen pertusis), dan kelas 2 sampai dengan kelas 5 SD mendapat tambahan dua kali imunisasi Td (TdTetanusanddiphtheriatoxoids).

Jika anak sudah mendapatkan vaksin DPT sesuai jadwal ataupun yang sudah lengkap mendapatkan vaksin DPT-nya, perlukah mendapat vaksin difteri dalam program ORI?

Jika dalam 1 kawasan sudah berstatus KLB (ditemukan 1 kasus difteri) maka semua anak usia 1-19 tahun harus mendapat tambahan ORI difteri sebanyak 3 kali, yaitu dengan interval 0-1-6 bulan. Adapun maksud 0-1-6 adalah imunisasi diberikan pada bulan ini, 1 bulan lagi, dan terakhir 6 bulan kemudian.

Jadi intinya pada saat daerah tersebut dinyatakan KLB difteri, maka semua anak usia 1-19 tahun wajib mendapatkan kembali imunisasi difteri tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.

(Hmm, ingat ya, Bun, kalau tinggal di daerah ORI maka kita perlu ikut, tapi kalau tidak maka sesuai program pemerintah saja.)

Adakah perbedaan vaksin yang diberikan untuk memperkuat tubuh dari difteri?

Vaksin difteri terbagi atas:
1. Usia kurang dari 5 tahun akan mendapat imunisasi DPT
2. Usia lebih dari 5 sampai 7 tahun akan mendapat imunisasi DT
3. Usia lebih dari 7 tahun akan mendapat imunisasi Td.

Jadi semua akan diberikan vaksin dengan komponen difteri mengikuti kelompok umurnya.



Apakah dalam program ORI, vaksin DPT bisa menimbulkan demam pada anak?

Harus dipahami bahwa setelah imunisasi DPT, terkadang bisa timbul demam, bengkak dan nyeri pada tempat suntikan DPT. Ini merupakan reaksi normal dan akan hilang beberapa hari kemudian.

Bila anak mengalami demam bisa diberikan obat penurun demam paracetamol dan asupan cairan harus cukup.

Bila anak sedang sakit difteri apakah pemberian vaksin pada saat itu juga bisa membantu?

Imunisasi pada saat anak sakit tentu saja tidak akan bisa dilakukan. Jika sudah dinyatakan sembuh dari difteri maka imunisasi DPT/DT/Td akan tetap diberikan, karena walaupun sudah kena penyakit difteri tidak akan menimbulkan kekebalan tubuh, sehingga masih perlu pemberian imunisasi ulangan.

Apa yang harus dilakukan orang tua saat anaknya ditengarai terkena difteri?

Jika anak sedang terinfeksi difteri atau mengalami gejala difteri maka harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk penanganan lanjutan dan pembuktian apakah benar difteri atau bukan. Jika terbukti difteri tentu saja pasien akan dirawat di ruangan isolasi bertekanan negatif, diberikan Anti Difteri Serum (ADS), antibiotik, serta terapi pendukung lainnya.

(Nurvita Indarini)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda