Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Ibu Ini Rajin Berlari dengan Harapan Bisa Lancar Saat Melahirkan

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Senin, 25 Dec 2017 07:00 WIB

Ibu ini menyiapkan persalinannya supaya lancar dengan berlari, lho.
Ilustrasi lari saat hamil/ Foto: Thinkstock
New York, AS - Saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu, ibu hamil biasanya disarankan untuk olahraga seperti senam kehamilan. Nggak cuma senam kehamilan tapi berbagai olahraga lain pun bisa dicoba asal kondisi ibu memenuhi syarat. Kalau bunda bernama Karla Bruning ini mempersiapkan persalinannya dengan olahraga lari.

"Berlari sambil menumbuhkan 'manusia lain' rasanya mirip sekali dengan melahirkan. Ada saat-saat yang indah, saat-saat buruk, dan saat-saat yang mengerikan. Tapi itu terbukti menjadi pengalaman indah yang berharga saat hamil," kata Karla, dikutip dari Shape.

Bagi Karla berlari sangat membuatnya sehat. Tapi, saat hamil ia merasa kehabisan energi, kurang tidur, tidak nafsu makan, serta sistem kekebalan tubuh dan kinerjanya yang menurun. Belum lagi, suasana hati kadang terasa kacau balau. Simpelnya, ketika hamil Karla merasa tubuhnya kayak bukan milik dia. Bunda pernah merasakan hal serupa?

Segudang Manfaat Berlari bagi Ibu Hamil

"Saat hamil, saya merasa tubuh saya berubah menjadi rumah orang lain. Tapi, dengan berlari saya merasa ada yang berbeda. Berlari membuat saya merasa seperti diri sendiri. Saya selalu merasa lebih baik setelah berlari," tutur Karla.

Memang, Bun, sesekali berkeringat saat hamil bisa memperbaiki mood kita. Hal ini dipaparkan dalam sebuah studi di Journal of Sports Medicine and Physical Fitness.

"Jadi saya memanfaatkan setiap kesempatan yang saya dapat. Pada usia kehamilan empat bulan, saya mengikuti perlombaan renang dan pertama kali menang dalam kompetisi tim. Saat usia kandungan lima bulan, saya mengikuti Disneyland Paris Half Marathon dengan suami saya. Dan saat hamil enam bulan, saya berlari 5 km," ujar Karla.

Tak cuma menaikkan mood, berkeringat selama hamil bisa menurunkan risiko komplikasi persalinan dan tekanan janin. Hal ini juga dipaparkan dalam sebuah studi di University of Vermont. Oleh karena itu, American Congress of Obstetricians and Gynecologists mendorong wanita dengan kehamilan yang tidak berisiko untuk melakukan latihan intens minimal 20 menit setiap hari.

"Saya juga belajar dari beberapa penelitian bahwa berlari juga memberi manfaat bagi bayi, olahraga saat hamil bisa membuat jantung janin menjadi sehat. Olahraga juga bisa meredakan stres pada janin, dan mempercepat perkembangan neurologis si kecil. Bayi juga cenderung memiliki risiko kelainan pernapasan yang rendah," ujar Karla.

Tantangan yang Dihadapi Ibu Hamil saat Berlari

Karla mengaku terkadang berlari selama kehamilan benar-benar sulit. Hormon yang fluktuatif menyebabkan dirinya sangat lelah, mudah sesak napas dan mual. Ia juga mengalami demoralisasi (badan terasa rontok dan sangat lemas). Apalagi kalau kebetulan kena flu. Duh, itu juga jadi kendalanya saat ingin berlari. Hal tersebut ia alami saat empat bulan pertama kehamilan.

"Syukurlah, saya mendapat napas dan energi kembali di trimester kedua. Saya merasa cukup kuat untuk melangkah lebih dari 4,8 km," ujar Karla.

Setelah 5,5 minggu melahirkan bayi perempuan yang sehat, Karla kembali ke kegiatan rutinnya. Saat putrinya sudah bisa diajak keluar dengan stroller, ia berjalan dengan mendorong stroller. Kini, putrinya sudah berusia 9 bulan dan Karla mulai mengajaknya mengikuti maraton.

Gimana, Bun? Tertarik olahraga lari untuk persiapan persalinan? Yang jelas, kalau tertarik melakukannya kita perlu konsultasikan dulu ya ke dokter kandungan. (rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda