Jakarta -
Saat saya masih
menyusui si kecil, suatu kali pernah mendapati ada semacam jerawat putih kecil di puting payudara. Rasanya sakit bukan main saat digunakan untuk menyusui bayi.
Hal yang sama dirasakan juga oleh bunda dengan dua anak, Catherine Kennedy. Dia menceritakan pengalamannya ketika ada semacam jerawat yang tumbuh di payudaranya. Catherine mengaku kaget karena selama ini merasa tak pernah tahu masalah seperti ini sebelumnya.
Catherine menuturkan baik saat
menyusui anaknya yang pertama ataupun yang kedua, selalu ada cerita dan perjuangan masing-masing. Hanya saja saat menyusui anak pertamanya, dia sama sekali nggak pernah mengalami munculnya jerawat kecil di puting payudaranya.
Jadi gimana awalnya Catherine menyadari ada jerawat di puting payudaranya? "Beberapa minggu setelah saya meninggalkan rumah sakit dengan bayi saya, salah satu payudara terasa sakit sekali. Rasanya seperti sakit tajam dan menusuk setiap kali saya menyusui anak saya dari sisi itu," kata Catherine dalam tulisannya di TheStir.
Awalnya, Catherine nggak terlalu khawatir karena menyusui yang menyakitkan di awal-awal memberikan ASI, baginya adalah hal normal. Tapi kemudian Catherine melihat ada titik putih di puting susunya, serta terasa sakit kalau disentuh atau digunakan untuk menyusui.
"Samar-samar saya ingat pernah membaca sesuatu tentang bintik putih di buku kehamilan. Saya tidak bisa mengingat kembali rinciannya, kecuali itu pertanda buruk," tuturnya.
Saat itu sudah larut malam Bun, namun Catherine berusaha mencari jawaban soal jerawat di putingnya melalui internet. Ternyata jerawat itu dikenal sebagai milk blister atau bleb. Akhirnya keesokan harinya, Catherine menelepon konsultan laktasi untuk meminta penjelasan detail tentang milk blister.
"Rupanya, bleb adalah lecet putih atau kekuningan pada puting susu yang menghalangi susu keluar dari pori-pori itu. Lepuh susu ini bisa menyebabkan nyeri di payudara, puting susu, dan aliran susu juga jadi berkurang," terang Catherine.
Menurut konsultan laktasi, Laurie Barbalinardo, RN, IBCLC, di Hackensack UMC Mountainside, milk blister tidak selalu menyakitkan tapi hampir semua ibu yang mengalami hal ini mengeluh sakit dan perih.
Catherine bilang dirinya mengalami milk blister beberapa kali. Setelah mengalami di minggu-minggu awal menyusui, ternyata kondisi itu muncul lagi setelah beberapa bulan kemudian.
Laurie menjelaskan milk blister memang bisa terjadi kapan pun selama menyusui. Laurie juga memperingatkan untuk tidak mendiagnosis diri sendiri. "Lebih baik selalu membicarakannya dengan ahlinya daripada mendiagnosis sendiri karena ada kemungkinan berbahaya kalau tidak mengetahui apa yang Anda obati," pesannya.
Nah, milk blister ini terkadang bisa pecah saat bayi menyusu secara langsung. Kalau berniat memecahkan milk blister itu, sebaiknya pastikan menggunakan cara yang higienis ya, Bun. Disarankan juga untuk menggunakan krim antibakteri topikal untuk mencegah infeksi.
Kalau Bunda tidak dapat menghilangkan lepuhan itu sendiri, sebaiknya ke dokter atau bidan saja. Mereka akan menggunakan jarum steril untuk memecahkan milk blister itu.
Kalu ada ibu menyusui yang menemukan milk blister di puting payudaranya, sebaiknya jangan tunda untuk diatasi. Soalnya bayi bisa menolak menyusu lantaran aliran susu menjadi lebih lambat. Selain itu, bisa terjadi sumbatan di saluran susu, bahkan juga mastitis.
Begitu milk blister dibuka, aliran susu akan menjadi lebih cepat. Bekas luka blister masih agak sakit, tapi jauh lebih baik rasanya ketimbang sebelum dipecahkan. Setelah sekitar dua hari, rasa sakit menusuk nggak akan dirasakan lagi.
"Sayangnya, ibu yang menyusui banyak yang tidak mengetahuinya sampai hal itu terjadi pada mereka. Dan itulah sebabnya saya memutuskan untuk berbagi pengalaman saya," ujar Catherine.
 Milk blister, semacam jerawat di puting payudara/ Foto: thinkstock |
Milk Blister dan PenyebabnyaSoal milk blister, Konselor laktasi dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Farahdhiba Tenrilamba, mengatakan pemicunya itu bisa beberapa faktor, Bun. Salah satunya adalah kesalahan dalam peletakan posisi bayi ketika menyusui.
"Jadi jangan berpikir bahwa ketika akan menyusui bayi, posisi mengendong bayi itu hanya diperlukan agar si bayi bisa mengisap puting si ibu saja," ujarnya.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat menyusui, misalnya posisi kepala dan badan bayi harus berada dalam satu garis lurus, serta mulut bayi terbuka lebar dan bisa meraih semua permukaan areola.
Penyebab munculnya blister lainnya adalah karena ASI yang tidak sering dipompa, Bun. Beberapa ibu bekerja yang menyusui mengeluhkan munculnya blister ini. Apalagi blister seringkali muncul disertai dengan penyumbatan ASI yang membuat payudara membengkak.
"Blister bisa terjadi karena keluar dari kebiasaan menyusui," kata wanita yang sering disapa Dhiba kepada detikHealth.
(Nurvita Indarini)