Jakarta -
Pernah nggak, Bun, setelah pulang kerja atau pergi ke mana gitu, saat sampai rumah
anak tidak acuh pada kita. Bahkan, dia nggak mau menatap mata kita. Hiks. Kalau udah begitu, berbagai pertanyaan pun berkecamuk di benak kita.
"Kenapa ya si kakak nggak mau menatap mata aku? Apa aku melakukan kesalahan ya?". Pertanyaan kayak gitu bisa aja muncul di benak kita kan, Bun? Nah, kalau berada di situasi kayak gitu, kita nggak perlu langsung panik karena ketika anak nggak mau menatap mata kita, nggak melulu dia kesal sama kita kok.
Soalnya, ketika anak nggak mau menatap mata orang tuanya bisa jadi ada kemungkinan lain yaitu dia sedang merasa malu dan menyesal. Misalnya, karena si kecil baru aja memecahkan vas bunga, lalu menyesal dan takut diomeli. Respons kayak gini sebenarnya bagus, Bun. Dikutip dari Parents, studi dari University of Iowa menunjukkan kalau anak batita (di bawah tiga tahun) merasa tidak nyaman ketika mereka melakukan sesuatu yang nggak seharusnya, mereka dilaporkan memiliki masalah perilaku yang lebih sedikit di kemudian hari.
Terus gimana baiknya kita bersikap? Kata Profesor pediatri di Stanford University School of Medicine, Alan Greene MD, coba tenang ketika kita merasa anak menyembunyikan sesuatu. Bisa aja nih, Bun, kita bergegas mencari kekacauan yang sudah dibuat anak padahal bukan nggak mungkin anak merasa khawatir karena melakukan kesalahan yang sebenarnya nggak terlalu besar kayak menjatuhkan susunan lego kakaknya.
"Apapun kasusnya, cara terbaik untuk merespons adalah tetap berpikir positif. Kalau memang kita sudah menemukan ada kesalahan pada anak, ucapkan aja dan cukup kasih tahu anak untuk nggak mengulangi hal itu lagi," kata Alan.
Tapi, kalau nggak yakin, kita bisa katakan ke
anak kalau kita tahu ada sesuatu yang terjadi dan ini nggak masalah. Pastikan juga ke anak kalau bunda dan ayahnya tetap sayang kok sama dia. Dengan begini, anak akan merasa aman dan nyaman untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi sehingga dia nggak perlu menyembunyikan apa yang terjadi.
Ketika anak jujur soal apa yang dia lakukan, memang kadang suka menguras emosi dan bikin kita langsung marah ya, Bun. Tapi tunggu dulu, lebih baik kita tahan diri dan berusaha menerima kenyataan yang diungkapkan anak walaupun itu pahit, demikian disampaikan psikolog anak Fathya Artha Utami. Soalnya, bagus banget lho ketika anak udah mau terbuka sama kita, orang tuanya, ketimbang mereka menyembunyikan apa yang terjadi.
"Jangan lupa setelah kita tahu kebenarannya, kita kasih tahu
anak apa yang bisa dilakukan supaya kejadian itu nggak terulang lagi. Tanyakan juga penyebab kenapa hal itu terjadi. Dengan begini, anak nggak takut untuk jujur sama orang tuanya karena kalau belum apa-apa kita udah marah yang ada anak malas bicara jujur sama kita," kata Fathya.
(rdn)