Jakarta -
Kalau ngomongin
gadget emang nggak ada habisnya deh, Bun. Ya, sebenarnya sah-sah aja anak main gadget, tapi Bunda tetap harus menerapkan aturan ketika si kecil pegang gadget, jangan dilepas gitu aja meski anak udah anteng dengan gadgetnya. Sebab ketika anak udah berlebihan main gadget, ada efek negatif yang dialami anak.
"Selain pengaruh gadget, kurang interaksi sama orang tua juga berpengaruh sama mental anak. Jadi kalau porsi gadgetnya yang kelebihan, ngaruhnya juga jadi ke mana-mana bahkan ke lima aspek perkembangan psikologisnya," kata Anna Surti Ariani, psikolog anak, di tengah acara konferensi pers kampanye Lotte Choco Pie #PremiumMomentstogether, di Tugu Kunstring, Menteng Jakarta beberapa waktu lalu.
Nah, berikut penjelasan psikolog yang akrab disapa Nina ini mengenai lima aspek tumbuh kembang yang dipengaruhi jika anak terlalu 'lengket' sama gadgetnya.
1. Aspek Fisik
 Ketika anak main gadget, anak nggak banyak bergerak. Foto: GettyImages/Matthew Lloyd |
Percaya nggak, Bun, kalau anak yang kebanyakan main gadget bisa terkena obesitas? Ternyata memang bisa berhubungan lho. Karena, ketika anak asyik main gadget pasti dia kan terus-terusan duduk tuh, bahkan ada lho yang sampai mainnya udah ditahap sambil makan, sambil nonton. Otomatis geraknya jadi berkurang dan kordinasi motoriknya tidak bagus sehingga hal tersebutlah yang membuat anak bisa terkena obesitas jika kegiatan rutinnya begitu terus, Bun.
2. Aspek KognitifNamanya
gadget, informasi bisa didapat dari mana-mana secara online secara mudah, baik berita baik ataupun berita buruk. Sehingga, info apapun yang diakses anak di gadgetnya dan nggak difilter, semua hal bisa diserap.
"Efek kognitifnya misal, dia mungkin dapat ide-ide yang belum pantas ia dapati. Contoh ini banyak lho seperti anak yang dapat ide cara untuk membully karena lihat medsos atau efek lainnya anak jadi nggak konsen karena terngiang-ngiang sama games yang sedang ia mainkan," papar Nina.
3. Kemampuan BerbahasaKebanyakan main gawai, anak jadi tidak bisa mengekspresikan pikirannya lewat bahasa yang benar, karena ia hanya menyerap konten-konten dari gadget tanpa melatih diri secara verbal.
"Anak jadi cenderung sulit mengekspresikan sesuatu lewat bahasa yang benar dan kalaupun berekspresi biasanya anak cenderung lebih mudah marah dan kurang bisa mengatur diri," ungkap Nina.
4. Emosi
 Anak jadi mudah meledak-ledak. Ilustrasi Foto: thinkstock |
Kebanyakan main gadget anak jadi tidak mampu meregulasi emosinya sehingga anak tidak mengenal emosinya. Akibatnya anak jadi emosian dan juga mudah meledak-ledak.
"Karena ketika asyik main gadget anak less emotion, diam aja jadi energinya nggak banyak keluar seperti anak yang tertawa, menangis ketika main di luar jadinya anak gampang marah dan gampang depresi terutama pada anak yang udah kecanduan banget," papar Nina.
5. SosialAnak jadi malas berteman karena keasyikan nge-gadget maka keterampilan sosial mereka pun jadi nggak berkembang. Nah, kalau nggak berkembang begitu anak makin sulit bergaul sama teman.
"Ketika dia makin sulit bergaul sama teman mungkin temannya itu akan menjauhi dia dan anak jadi tambah minder, makin nggak punya teman deh," tutur Nina.
Nah, pada akhirnya keintiman orang tua dan anaklah yang menolong dan sangat bermanfaat pada aspek emosi dan sosialnya, Bun. Jadi ketika tumbuh kembang emosi sosialnya bagus maka ini akan menjadi dasar buat tumbuh kembang dan kecerdasan yang lain, bagaimana dia berbahasa, juga termasuk fisiknya cenderung lebih sehat.
"Ketika kedekatan orang tua sama anak bagus, maka secara tidak langsung nantinya prestasi anak di sekolah jadi lebih tinggi. Nah, kalau misalnya karena si
gadget bikin nggak ada kedekatan sama orang tua maka efek-efek negatifnya anak cenderung kecanduan sama gadgetnya," ungkap Nina.
Tapi kalau Bunda punya komunikasi dan hubungan yang bagus sama si kecil maka dia juga nggak mudah tuh kecanduan gadget. Selain itu anak juga nggak terlalu mudah kena efek negatif dari gadget itu sendiri.
(rdn)