Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Curhat Seorang Ibu tentang Nilai Moral dalam Film Anak-anak

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Selasa, 19 Jun 2018 09:38 WIB

Seorang ibu juga pemeran 'Ocean's 8' Mindy Kaling berbagi pengalamannya soal nilai moral di film anak.
Curhat Seorang Ibu tentang Nilai Moral dalam Film Anak-anak/ Foto: Getty Images
New York, AS - Sekarang ini anak tumbuh di saat industri perfilman sudah maju. Semakin maju, tentu sebagai orang TU kita harus semakin selektif untuk memilih film yang pantas ditonton anak-anak. Pasalnya, nggak cuma sekarang dari dulu ada beberapa film anak yang moral value-nya kurang oke. Hal ini disampaikan oleh seorang ibu dan juga aktris, Mindy Kaling.

"Sebagai penggemar berat film khususnya dari Disney, saya tumbuh menonton semua film yang jumlahnya tak terhitung. Saya terobsesi dengan para putri dah tentu saja, saya punya favorit, Ariel. Banyak gadis kecil tergila-gila oleh The Little Mermaid. Bagaimana tidak, Putri Ariel memiliki suara yang merdu dan sosok ayah yang peduli, berteman dengan makhluk bawah laut yang menyenangkan. Lalu dia berhasil lolos dengan melanggar peraturan dan pergi ke permukaan," kata Mindy dikutip dari Pop Sugar.

Akan tetapi, Mindy menyayangkan bahwa moral value di film tersebut kurang baik untuk anak. Ia bercerita panjang lebar, kisah Ariel yang tujuan hidupnya menikahi seorang pangeran tampan dan dia mengorbankan keluarga, teman-teman, bahkan bakatnya ketika dia harus memberikan suaranya untuk bisa mencapai semua keinginannya.

"The Little Mermaid sedikit bermasalah bagi saya. Saya suka lagu-lagu, saya suka kepiting, Ursula sang Penyihir Laut adalah karakter yang hebat, tapi yang membuat saya kesal saat melihat Ariel merelakan suaranya dan meninggalkan keluarganya, teman-teman dalam mengejar seorang pria. Dan dia berusia 16 tahun," ujar Mindy.

Mindy bilang, kelak anaknya besar dan ingin menonton 'The Little Mermaid', Mindy akan membiarkannya menonton. Tapi Mindy akan memberi nasihat pada anaknya.


"Saya akan bilang pada putri saya 'Kamu tidak harus menjadi bisu demi menarik seorang pria dan mendapatkan semua impian untuk menjadi kenyataan. Tidak apa-apa! Orang-orang dalam hidup kita terkadang adalah musuh. Bukan hanya wanita tua seperti Ursula yang cemburu pada kecantikan Ariel. Tapi mimpi-mimpi yang tidak realistis seperti menikah dengan pangeran itu juga akan menjadi musuh,'" lanjutnya.

Sementara itu, Mindy juga mengakui film-film yang dirilis baru-baru ini luar biasa, seperti Coco dan A Wrinkle in Time. Khusus The Little Mermaid, Mindy menganggap kisahnya sedikit ketinggalan zaman. Namun hal ini bukan berarti adalah bendera merah atau larangan jika anak mengagumi sosok Ariel. Nyatanya, Mindy yang suka tokoh Ariel sejak lama nggak terpengaruh oleh film tersebut.

Soal menonton film, psikolog anak dari Tiga Generasi, Fathya Artha Utami, sebelum ngajak anak, tontonlah film itu lebih dulu sampai selesai, Bun. Perhatikan adegan mana aja yang cocok dan nggak cocok untuk usia anak.

Kalau kita udah tahu cerita dan adegan-adegan yang memang belum sesuai usia anak, sebaiknya anak dikasih tahu lebih dulu, Bun. Misalnya nanti akan ada adegan pukul-pukulan, tapi itu cuma bohongan.

"Kalau bunda dan ayah nggak punya waktu untuk menonton duluan, selama menonton pada ada adegan-adegan yang nggak sesuai sama usia anak baiknya langsung berikan penjelasan singkat," tambah Fathya.

Setelah film selesai, bahas dan diskusikan film yang sudah ditonton, Bun. Jadi hal apa yang bisa dicontoh dan dijadikan pelajaran, dan hal mana yang nggak boleh ditiru. Jangan lupa tekankan lagi kalau apa yang ia anak lihat adalah rekayasa dan cuma terjadi pada film.

"Jangan lupa, selalu temani dan dampingi anak saat menonton film. Terus benar-benar pilih film mana yang Akan ditonton anak. Kalau kebetulan bukan film yang sesuai rating usia atau bukan film yang memang udah ditonton teman-teman seusia anak sehingga anak ingin nonton, baiknya jangan ajak anak nonton film itu," kata Fathya.

Intinya, penting untuk melihat moral value dan memberi nasihat kepada anak-anak. Kalau yang ada di film hanya ada di film, bukan untuk ditiru ataupun dikagumi secara berlebihan, Bun.

(rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda