Jakarta -
Setiap orang berhak menentukan akan seperti apakah rumah tangga yang akan dijalani. Termasuk ketika kemudian merasa tidak nyaman dengan pasangan dan terlintas keinginan untuk bercerai.
Kasus perceraian yang sedang jadi perhatian adalah yang tengah dialami
Opick. Maklum, Opick adalah public figure, sehingga kehidupannya, termasuk kabar perceraiannya pun mendapat perhatian.
Menjalani rumah tangga memang tidak semudah yang terlihat. Terkadang ada hal-hal yang nggak lagi bikin nyaman, dan berat banget untuk dijalani. Di saat ini terjadi, hasrat untuk bercerai pun muncul.
Jika saat ini kita sedang membaca kabar perceraian
Opick, dan di saat yang sama sedang mempertimbangkan perceraian, mungkin ada baiknya merenung sejenak. Dalam perenungan itu, cobalah untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan ini pada diri sendiri.
1. Sudahkah Menyampaikan Perasaan pada Pasangan dengan Jelas? 7 Pertanyaan untuk Diri Sendiri Saat Hasrat Bercerai Muncul Foto: thinkstock |
Sering kali kita kesal karena merasa pasangan tidak seutuhnya mendengar apa yang kita rasakan dan kita pikirkan. Kita merasa nggak lagi jadi prioritas bagi pasangan.
Tapi sudahkah kita menyampaikan dengan baik segala unek-unek kita, Bun? Karena kata Sherry Amatenstein, seorang terapis pernikahan di Manhattan, bisa jadi pasangan kita memang nggak benar-benar mendengar.
"Penelitian menunjukkan bahwa orang hanya mendengar antara 30 hingga 35 persen dari apa yang dikatakan kepada mereka," kata Sherry dikutip dari NY Times.
Saat menyampaikan perasaan ini, perlu disampaikan apa yang bikin kita kesal, bahagia, juga harapan-harapan kita pada pasangan. Agar berhasil, coba sampaikan dengan I-message ya, Bun, bukan You message. Contohnya, "Aku sedih kalau kamu pulang malam tanpa kabar, lain kali tolong kasih tahu aku ya?".
2. Apakah Sudah Berbagi Harapan Terkait Peran dalam Rumah Tangga? 7 Pertanyaan untuk Diri Sendiri Saat Hasrat Bercerai Muncul/ Foto: ilustrasi/thinkstock |
Kita berharap pasangan akan membantu pekerjaan rumah setelah mereka pulang ke rumah. Kita berharap suami akan menjadi pemimpin dalam pengelolaan keuangan. Tapi ternyata harapan tidak sesuai kenyataan.
Menyebalkan memang saat peran nggak jelas. Apalagi kalau ada orang lain yang ikut campur dan merasa paling paham. Duh, bikin emosi sampai sampai ubun-ubun.
Jika hal ini membuat kita merasa perceraian adalah yang terbaik, cobalah meredakan emosi sesaat, Bun. Apakah selama ini kita sudah berbagi harapan terkait peran kita dan suami dalam rumah tangga?
Jika belum, yuk coba sampaikan dengan baik. Kadang-kadang masalah kita dan suami sesederhana tidak memahami bagaimana harapan pasangan.
3. Benarkah Kita akan Jadi Lebih Bahagia Tanpa Pasangan? 7 Pertanyaan untuk Diri Sendiri Saat Hasrat Bercerai Muncul/ Foto: thinkstock |
Jangan mengambil keputusan di saat marah ya, Bun, karena hanya memenuhi kepuasan sesaat saja. Saat merasa ingin bercerai, ada baiknya kita bertanya pada diri sendiri, apa iya kita lebih bahagia jika hidup tanpa laki-laki yang selama ini jadi suami kita?
Nancy Colier, seorang psikoterapis di Manhattan menyarankan para pasangan melihat segala permasalahan dengan realistis untuk melihat apakah hubungan yang dibangun ini bernilai atau justru selalu menyakiti perasaan dan bikin nggak produktif.
Mungkin ada kalanya kita bertemu orang lain yang secara fisik jauh lebih menarik ketimbang suami. Tapi mungkin ada sisi positif suami yang nggak dimiliki orang lain, misalnya keterampilan suami dalam mengasuh anak, dalam membantu pekerjaan sehari-hari, dan sebagainya.
"Mendapat gagasan yang jelas tentang apa yang paling penting dalam hidup dapat membantu membuat keputusan apakah akan tetap dalam pernikahan atau tidak," terang Nancy.
4. Apakah Masih Mencintainya? 7 Pertanyaan untuk Diri Sendiri Saat Hasrat Bercerai Muncul/ Foto: thinkstock |
Pertanyaan pada diri sendiri ini penting banget saat terlintas keinginan untuk bercerai, Bun: apakah kita masih mencintai suami kita.
Mungkin ada banyak juga sih yang mengatakan masih mencintai pasangannya, tapi terluka karena tidak mendapatkan balasan atas perasaan yang sama atau karena merasa tidak dihargai. Jika Bunda merasakan hal ini, cobalah untuk mengungkapkan pada suami. Ingatlah masa-masa dulu saat baru pertama kenal, saat seperti ada kupu-kupu yang terbang di perut kita ketika bertemu dengannya.
5. Apakah Ketakutan Terbesar Setelah Bercerai? 7 Pertanyaan untuk Diri Sendiri Saat Hasrat Bercerai Muncul/ Foto: Thinkstock |
Ini pertanyaan lain yang perlu ditanyakan ke diri sendiri saat muncul pikiran tentang perceraian: apa ketakutan terbesar setelah bercerai?
"Bagi sebagian orang, mungkin ada yang ketakutan untuk hidup melajang lagi, takut sendirian selama sisa hidup mereka," ujar Nancy.
Ada juga yang merasa takut kehilangan keintiman secara fisik. Ada juga yang khawatir dengan kondisi finansialnya. Nah, memahami ketakutan-ketakutan itu bisa jadi pertimbangan kita untuk melanjutkan pernikahan atau bercerai.
6. Apakah akan Berdampak Bagi Anak? 7 Pertanyaan untuk Diri Sendiri Saat Hasrat Bercerai Muncul/ Foto: Thinkstock |
Jika sudah punya anak, maka anak akan jadi salah satu pertimbangan saat hendak memutuskan perceraian. Di saat dilema akan cerai atau mempertahankan pernikahan, coba tanyakan pada diri sendiri adakah dampaknya untuk anak.
Misal nih, Bun, jika setiap hari kita bertengkar dengan suami, bahkan sampai main tangan, apakah baik jika pernikahan ini tetap dilanjutkan. Atau jika kita memutuskan bercerai, kira-kira nanti pengasuhan anak bagaimana dan adakah dampak untuk mereka.
Jika kemudian memutuskan bercerai maka pastikan kita dan pasangan akan selalu menjadi orang tua bersama, meskipun masing-masing punya jalan hidup sendiri-sendiri. Kadang demi kebaikan anak, orang tua rela mengalah, menundukkan emosi, dan melakukan apa saja.
7. Bagaimana Agar Tidak Membuat Kesalahan yang Sama di Masa Mendatang? 7 Pertanyaan untuk Diri Sendiri Saat Hasrat Bercerai Muncul/ Foto: Thinkstock |
Menikah itu mudah, tapi menjalani dan mempertahankannya itu yang butuh usaha besar dari kedua belah pihak. Erika Doukas, seorang psikolog klinis di Manhattan bilang perceraian terkadang bukan solusi terbaik jika masalahnya ada pada diri yang pembosan.
Kita perlu mengenali dengan baik apa masalah yang bikin kita ingin bercerai. Lalu tanyakan pada diri sendiri bagaimana akan menghadapi masalah ini jika muncul lagi dalam pernikahan selanjutnya.
"Pasangan yang mampu menyadari bahwa mereka berkontribusi terhadap masalah perkawinan kadang-kadang bisa mengubah arah dan bahkan bisa menyelamatkan pernikahannya," tutur Erika.
(Nurvita Indarini)