Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

parenting

Kegigihan Atlet Sepak Takraw Lena-Leni yang Bisa Dicontoh Anak

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Kamis, 30 Aug 2018 12:00 WIB

Atlet sepak takraw asal Indramayu Lena-Leni adalah sosok yang luar biasa gigih. Bisa dijadikan contoh untuk anak nih, Bun.
Kegigihan Atlet Sepak Takraw Lena-Leni yang Bisa Dicontoh Anak/ Foto: Instagram
Jakarta - Baru-baru ini ramai diberitakan atlet sepak bola takraw putri, Lena dan Leni. Atlet kembar ini menjadi andalan Indonesia di Asian Games 2018. Lena dan Leni menorehkan sejumlah prestasi sejak tahun 2007. Keduanya meraih medali perunggu pada Asian Games 2014 di Korea Selatan. Mereka juga meraih medali emas di The King's Cup Sepak Takraw World Championship pada tahun 2016.

Di balik kesuksesannya ternyata ada hal yang cukup membuat banyak orang nggak menyangka. Lena-Leni dikabarkan sempat menjadi pemulung dan buruh cuci. Mengutip dari laman resmi Kemenpora, ayah Lena dan Leni bernama Surtina dan seorang buruh tani. Sementara sang ibu, Toniah, sehari-hari adalah ibu rumah tangga. Kehidupan ekonomi keluarga Lena-Leni bisa dibilang kurang cukup.

Bahkan si kembar sempat dibujuk oleh orang tua agar jadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) daripada melanjutkan sekolah. Hal ini dikarenakan orang tuanya nggak sanggup membiayai sekolah untuk dua anak sekaligus. Meski begitu, Lena dan Leni menolaknya. Mereka punya prinsip bahwa pendidikan tetap nomor satu.

Masalah biaya memang jadi kendala, tapi Lena dan Leni bisa menutupinya dengan jadi buruh cuci. Mereka rela mencuci piring di kantin SMP demi uang saku. Nah, Lena dan Leni mulai ikut sepak takraw karena terpaksa. Namun, seiring berjalannya waktu ternyata keduanya bisa diandalkan untuk menjadi perwakilan Indonesia.

Beberapa waktu lalu, Leni memposting foto di akun Instagramnya. Foto itu tentang dirinya dan Lena beserta gambaran masa kecil mereka saat menjadi pemulung. "Kehidupan ini keras, saudara. Tapi jangan gampang menyerah dengan keadaan. Allah tidak akan mengubah jika kita tidak mengubahnya sendiri," tulis Leni.

"Semua butuh proses. Perjuangan dan doa. Aku bukan siapa-siapa, cuma orang kecil. Yakinlah Allah akan memberi jalan kepada hambanya yg mau berusaha dan berdoa. Gambaran hidup, throwback, semoga bisa menjadi rem biar gak blong. Berkah dan Selamat amin," tambah Leni.

[Gambas:Instagram]



Wah, kalau menyimak cerita di balik kesuksesan Lena-Leni, rasanya bangga dan terinspirasi ya. Kegigihan Lena-Leni bisa dijadikan contoh untuk anak-anak nih, Bun. Menurut psikolog klinis, Christina Tedja, ada beberapa pesan yang bisa kita sampaikan ke anak dari prestasi Lena-Leni. Bahwa belajar tak selamanya harus terfasilitasi, berprestasi tak melulu perkara bermodal materi, dan berprestasi tak melulu soal akademik.

"Berprestasi bermula dari dorongan dalam diri dan tidak mengandalkan dukungan orang lain terus, dan selagi masih memiliki kesempatan untuk menunjukkan prestasi pada orang tua, maka tunjukanlah," kata psikolog yang akrab disapa Tina ini saat ngobrol dengan HaiBunda.

Karena itu, sebagai orang tua selama kmasih ada dan masih mampu sudah selayaknya kita memberi semangat untuk buah hati. Gimana caranya?

"Mungkin lebih kepada dorongan internal dalam diri. Biasanya ditanamkan dari balita dengan memberi kesempatan yang lebih ke anak untuk mencoba sendiri," papar Tina.

Kita pun harus berani melihat anak gagal, Bun, dalam mencoba. Sehingga anak mampu belajar mengatasi perasaannya ketika mengalami kegagalan. Kemudian, jangan lupa memberi kesempatan anak untuk mencari solusi dari masalah sehari-hari.

(aci/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda