Jakarta -
Kabar duka melanda saudara-saudara kita di Donggala nih, Bun. Dilansir
detikcom gempa bermagnitudo 7,4 mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah.
Gempa ini juga memicu tsunami di Kota Palu, Sulawesi Tengah, yang juga diguncang gempa 5,9 Manitudo.
Gempa bumi yang terjadi bukan nggak mungkin meninggalkan rasa takut pada anak-anak. Namun, bukan berarti nggak ada yang bisa diupayakan orang tua untuk mengurangi rasa takut anak setelah terjadi gempa. Seiring anak tumbuh, kekhawatiran dan ketakutan yang mereka rasa secara alami beralih dari dunia fantasi ke arah realitas.
"Saat anak mengalami ancaman nyata, ini langsung menciptakan ketakutan yang berakar pada anak. Hal terbaik yang dapat kita lakukan untuk membantu anak mengatasi rasa takutnya adalah bantu mereka merasa aman dan terlindungi lagi," kata Dr Saroja Balan, dokter anak sekaligus konsultan neonatologi senior di Rumah Sakit Indraprastha Apollo, New Delhi.
Jika kita telah merasakan gempa bumi yang dahsyat, prioritas utama adalah membangun rumah dan kehidupan selayak mungkin seperti sebelum terkena gempa. Namun, belum tentu si kecil merasa aman walaupun sudah kembali ke rumah dengan keluarganya. Saroja memberi beberapa tips seperti dilansir
Baby Center, untuk membantu anak mengurangi rasa takut setelah terjadi gempa.
1. Tunjukkan Rasa Percaya Diri Foto: thinkstock |
Setelah gempa bumi, Bunda mungkin akan sama takutnya dengan anak, terutama jika ada ancaman gempa susulan. Kita bisa kasih tahu ke anak kita juga takut dan merasa takut itu tak apa. Tapi, kita harus tunjukkan bahwa semua akan baik-baik saja.
"Coba untuk tenangkan diri sendiri dulu sebelum meyakinkan anak. Kalau anak melihat ketakutan dalam diri kita, maka ia akan lebih takut lagi," papar Saroja.
Anak akan melihat orang tuanya. Sehingga, akan lebih percaya bahwa ia akan baik-baik saja saat melihat orang tuanya yakin dan tenang.
2. Beri Sentuhan Fisik Foto: Hasan Al Habsy |
Jangan salah, sentuhan dan pelukan yang didapat dari orang tua bisa sangat menenangkan anak saat mereka mengalami momen yang menegangkan. Saat anak takut masuk rumah, di mana ia pernah melihat ruangan tersebut dengan berbagai benda bergoyang dan patah, pegang erat tubuhnya dan temani ia saat masuk rumah.
Kita bisa bilang ke anak, 'Bunda ngerti kamu takut, tapi jangan khawatir. Bunda dan Ayah ada bersama kamu, kalau gempa terjadi lagi kami akan pegang tanganmu dan peluk kamu erat'.
3. Akui Ketakutannya Foto: Hasan Al Habsy |
Saat mengalami musibah seperti gempa, kita pun pastinya merasa down. Anak juga pasti merasa takut namun mereka hanya punya sedikit pemahaman tentang gempa.
Jangan abaikan ketakutan si kecil. Jika anak siap membicarakannya, tanyakan bagaimana perasaan dia. Biarkan anak tahu bahwa kita mengerti rasa takut akan gempa. Jika kita bisa meyakinkan dan membuat nyaman anak, dia akan merasa bahwa tak apa merasa takut dan cara yang terbaik adalah menghadapinya.
Ngobrol bareng anak soal ketakutannya adalah langkah pertama yang baik agar anak mampu menghadapi ketakutan dan bisa melewatinya.
4. Jelaskan dan Alihkan Perhatian Anak Foto: Istock |
Menurut para ahli, anak sama halnya dengan orang dewasa. Ada yang berhasil menghadapi ketakutan dengan mengalihkan pikiran tapi ada pula orang yang harus diberi penjelasan baru bisa tenang. Maka, ambil pendekatan yang menurut kita paling bekerja untuk si kecil.
Ketika anak masih balita gunakan cara atau penjelasan yang bisa dipahami anak tentang gempa. Misalnya dengan alat peraga atau perlihatkan video di internet. Nah, saat menenangkan si kecil, jangan bilang kalau gempa ini nggak akan terjadi lagi.
Hal ini justru akan merusak keyakinan anak jika ternyata datang gempa susulan. Kita bisa bilang, gempa ini tidak dapat diprediksi namun nggak sering datang. Cara lain yang bisa digunakan, alihkan ketakutan anak dengan berbagai aktivitas yang mereka suka misal menggambar, main musik, mengajaknya main atau melukis.
5. Ajarkan Keterampilan Menghibur Diri Foto: Thinkstock |
Tak mudah memang bagi si kecil menghilangkan atau mengurangi rasa trauma yang ia dapat walaupun sudah diyakinkan ortu berkali-kali. Saat ini hilang, namun beberapa minggu kemudian anak bisa panik atau takut kembali saat mengingat gempa.
Jadi cobalah mengajarinya cara menenangkan diri ketika cemas, bukannya terburu-buru menenangkannya. Saat terbiasa melakukannya, anak akan punya keterampilan mengurangi cemas untuk ke depannya. Jangan lupa puji anak saat dia bisa mengatasi rasa takut dan cemasnya ya.
6. Beri Anak Waktu Foto: thinkstock |
Akan butuh waktu bagi anak untuk pulih dari ketakutan setelah terjadi
gempa. Jika anak mengalami kesulitan untuk kembali ke aktivitas normal dan rutinitasnya sehari-hari, jangan segan meminta bantuan konselor.
(aml/rdn)