Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Akibat Menunda Menyelesaikan Masalah dalam Pernikahan

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Selasa, 09 Oct 2018 16:35 WIB

Ketika Bunda dan suami mengalami masalah dalam pernikahan, jangan sampai menunda untuk menyelesaikannya ya.]
Akibat Menunda Menyelesaikan Masalah dalam Pernikahan/Foto: Istock
Jakarta - Pernah dengar pepatah mengatakan permasalahan jika segera diselesaikan maka akan lebih baik, Bun? Ya, ini berlaku pula dalam permasalahan pernikahan.

Penelitian mengatakan pada umumnya pasangan suami istri baru datang ke konselor pernikahan setelah 6 tahun mengalami masalah dalam pernikahan mereka, demikian dikutip dari buku 'The Great Marriage'. Padahal, setelah 6 tahun masalah dalam pernikahan pasti sudah sedemikian kompleks dan sulit diselesaikan. Itulah sebabnya, 6 tahun pertama pernikahan adalah masa yang sangat penting untuk membangun fondasi pernikahan yang solid, kukuh dan sehat.

"Ini adalah suatu warning buat kita bahwa ada satu barrier nih yang perlu kita jaga dan kalau bisa ya jangan sampai nunggu atau terjadi 6 tahun deh untuk konsul kalau ada masalah dalam pernikahannya. Kalaupun bisa dipecahkan ya akan susah," ungkap Deny Hen MM CLC, founder 'Pembelajar Hidup' yang juga life and marriage coach, dalam Peluncuran dan Bincang Buku 'The Great Marriage' di Gramedia Central Park, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.


Deny bilang pernikahan dapat dilindungi sebelum terlambat, yaitu sebelum masalah menjadi rumit, cinta menjadi padam, dan pernikahan terancam bubar. Memang nggak semua pernikahan di atas 6 tahun menjadi buruk karena itu tergantung bagaimana pasangan menghadapi masalah dalam rumah tangganya. Bahkan, ada kok pasangan yang tetap langgeng meski sudah menikah lebih dari 50 tahun.

Lalu bagaimana dengan pasangan yang sudah telanjur mengalami masalah pernikahan lebih dari 6 tahun atau baru konsul setelah 6 tahun?

"Saya selalu mengatakan jangan pernah kehilangan harapan karena saya percaya Tuhan mempersatukan seseorang atau pasangan dalam sebuah pernikahan ya untuk dipertahankan. Jadi nggak asal atau gampang ambil keputusan, begitu nggak cocok ya cerai gitu," tutur Deny.

Hal ini juga yang mendorong Deny menjadi marriage coach, Bun. Kata Deny dia ingin membantu pasangan mencegah berlarutnya masalah dalam pernikahan. Deny mengingatkan jangan sampai pasangan menunggu sampai masing-masing marah atau melakukan kekerasan untuk mencari bantuan.

"Situasi seperti itu sudah mengarah ke masalah psikologis yang nggak bisa dipecahkan hanya dengan perkataan tapi harus dengan terapi. Kalau udah berat masalahnya kan maka berat juga penanganannya. Namun bukan berarti nggak ada harapan," tutup Deny.

Psikolog klinis dari RS Pluit Jakarta, Rosdiana Setyaningrum MPsi MHPEd mengatakan, sepanjang pernikahan adalah masa sulit karena yang namanya manusia mengalami berbagai macam hal.

"Kadang terlalu sibuk melakukan pekerjaan, dan merasa sudah merasa saling mengetahui urusan masing-masing, pasangan kerap kali lupa kalau mereka harus saling mengusahakan. Dengan beginilah pernikahan diharapkan akan terus berjalan dan langgeng," kata Rosdiana seperti dilansir detikcom.

Masa 'ujian' pernikahan untuk menuju hubungan yang langgeng pun berlangsung terus, tak cuma tahun-tahun awal pernikahan. Ya, meskipun memang tahun awal pernikahan adalah masa penyesuaian yang harus dihadapi ya, Bun.

(aml/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda