Jakarta -
Banyak hal yang bisa Bunda lakukan untuk meningkatkan
perkembangan otak bayi, dari mulai bangun tidur hingga si kecil terlelap di malam hari. Cara-caranya memang sederhana, tapi ternyata cara sederhana ini bisa membantu perkembangan otak bayi lho, Bun.
Mungkin beberapa kegiatan sederhana sehari-hari berikut ada yang sering Bunda lakukan ya. Tapi Bunda belum tahu nih apa manfaatnya. Dilansir Todays Parent, Alyson Shaw, dokter anak dari Ottawa's Children's Hospital of Eastern Ontario memberikan ide kegiatan sederhana yang dapat membantu perkembangan si kecil.
1. MenyusuiMenyusui dapat mempererat hubungan Bunda dan si kecil nih. Nggak cuma itu, kegiatan menyusui juga bisa menjadi kesempatan untuk otak anak bekerja. Ketika sedang menyusui, Bunda berhadapan dan saling menatap dengan si kecil. Ajak dia mengobrol dan biarkan dia merespons. Ini akan membantu bayi mempelajari percakapan.
"Ketika bayi lahir, mereka bisa fokus pada wajah ibu di jarak ketika ibu sedang menyusui," kata Alyson.
 Ilustrasi stimulasi untuk perkembangan otak bayi/ Foto: thinkstock |
2. Pergi berkendaraTidak banyak yang bisa Bunda lakukan dengan si kecil ketika sedang di dalam mobil. Salah satu yang menyenangkan untuk Bunda lakukan di dalam mobil adalah bernyanyi. Ketika orang tua bernyanyi, bayi mendengar berbagai intonasi yang menarik dari suara Bunda dan ayahnya nih.
"Lagu dapat mengenalkan kata-kata baru dan pola pengulangan yang penting untuk perkembangan bahasanya. Bernyanyi juga mengajarkan bayi irama yang penting untuk kemampuan membacanya di kemudian hari," tutur Alyson.
3. Mengganti popokGanti popok si kecil sambil mengobrol dengannya juga dapat meningkatkan
perkembangan otaknya lho, Bun. Ajak dia mengobrol, apa yang sedang Bunda lakukan dan apa yang akan Bunda lakukan kemudian.
4. MandiKegiatan ini dapat mengajarkan anak tiga hal sekaligus, yaitu matematika, sains, dan bahasa. Anak sangat suka bermain air ketika mandi. Mereka memindahkan air dari satu wadah ke wadah yang lain lalu memperhatikan volume air yang berbeda pada setiap wadah. Alyson bilang kegiatan ini adalah kemampuan dasar matematika anak.
Bunda juga bisa memandikan si kecil sambil menyanyikan lagu dan bermain 'cilukba' dengannya. Permainan ini dapat mengajarkan dia bahwa suatu objek tetap ada meskipun ketika anak nggak bisa melihatnya.
 Ilustrasi stimulasi untuk perkembangan otak bayi/ Foto: thinkstock |
5. BelanjaKetika berbelanja, Bunda dapat mengajarkan anak tentang bau, bentuk, dan warna. Misalnya, biarkan dia memegang kiwi, kemudian memegang jeruk supaya si kecil bisa memberdakan bentuk dan tekstur kulit kiwi dan jeruk.
Selain itu, di supermarket atau pasar pasti banyak sayuran dan buah dengan berbagai warna. Bunda bisa menunjuk dan menjelaskan warna apa sayuran tersebut, misalnya, 'Ini wortel, warnanya oranye. Yang ini bayam, warnanya hijau, sama seperti warna brokoli.
6. Jalan-jalanAda banyak yang akan si kecil lihat ketika berjalan. Tunjuk beberapa benda seperti pohon, burung, atau langit. Jika anak menghadap ke wajah Bunda, selain ia mendengarkan penjelasan Bunda, ia juga melihat gerak bibir. Dari sini, anak bisa belajar untuk berbicara.
7. MakanBayi sangat suka memainkan makanan. Apalagi kalau Bunda memberinya finger food. Kegiatan makan sangat penting untuk kemampuan motorik anak. Apalagi, makan juga mengajarkan anak beberapa konsep baru seperti tekstur yang berbeda dan perbedaan suhu panas dan dingin.
 Ilustrasi stimulasi perkembangan otak bayi/ Foto: Nurvita Indarini |
8. Membacakan anak dongeng sebelum tidurDongeng sebelum tidur menjadi rutinitas yang baik untuk perkembangan otak bayi. Kegiatan ini bisa dimulai sejak dini. Biarkan si kecil ikut melihat gambar yang ada di buku cerita. Membacakan dongeng untuk bayi juga bisa jadi waktu bonding kita dengan anak, Bun.
Kegiatan stimulasi otak ini sangat penting. Terutama bagi bayi yang lahir prematur. Kegiatan sehari-hari seperti di atas dapat membantu
otak bayi berkembang lebih baik. Untuk bayi prematur, bisa dimulai dengan stimulasi pendengaran.
"Untuk awal, stimulasi pendengaran bayi prematur bisa kita ajak ngobrol. Dari pagi pas dia mandi, ganti popok pas pipis, itu semua sudah bentuk stimulasi jadi stimulasinya nggak yang harus dari sekolah khusus gitu," ujar dr I Gusti Ayu Nyoman Partiwi SpA, MARS kepada HaiBunda beberapa waktu lalu.
(rdn/rdn)