Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Perjuangan Ibu Bekerja Saat Memberi ASI Eksklusif untuk Anak

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Kamis, 20 Dec 2018 18:24 WIB

Memberi ASI eksklusif bukan hal mudah bagi ibu. Termasuk kisah ibu bekerja yang berjuang keras memberi ASI untuk si kecil.
Perjuangan Ibu Bekerja Saat Memberi ASI Eksklusif untuk Anak/Foto: Amelia Sewaka
Jakarta - Bisa memberi ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif bisa jadi salah satu hal yang membahagiakan bagi seorang ibu. Sayang, karena beberapa hal tak semua ibu bisa beri ASI eksklusif pada anaknya. Ini pula yang dialami seorang ibu bekerja, Cut Noosy, Head of Customer Experience Grab Indonesia pada kelahiran anak pertamanya.

Wanita yang akrab disapa Cut ini punya pengalaman berharga saat memberi ASI pada putra sulungnya, Ibrahim Wylbert Jaladri Sagarmatha. Cut bercerita, karena ia melahirkan secara cesar ASI-nya tak keluar banyak. Kondisi ini bikin Cut sempat mengalami baby blues. Belum lagi ibunda Cut yang ikut panik melihat si kecil terus menangis. Ibu Cut bilang ASI buat si kecil kurang, dan Cut jadi stres.

"Sampai di satu titik, aku ajak suami ke supermarket untuk cari susu formula. Tapi ternyata, ASI-ku malah keluar. Dari situ aku belajar, dan mulai nabung ASI perah atau ASIP. Tiap habis nyusuin aku pompa ASI. Begitu terus mau itu di rumah, di kantor atau meeting. Pagi, siang, malam aku lakukan dan ini juga aku terapkan di anak kedua, jadi karena udah ada pengalaman, ASI di anak kedua jadi lebih easy sih," kata Cut saat ngobrol dengan HaiBunda.

Dikatakan Cut, sang suami, Muhammad Mario Muharram, juga ikut berperan besar dalam kelancaran ASI-nya. Karena tahu, Cut ingin memberi ASI eksklusif, Mario pun membeli freezer portabel bahkan sebelum anak pertamanya lahir.

"Dia juga nggak malu atau gengsi, udah keren-keren tapi nentengin tas ASI kalau lagi jalan ke mal misalnya sama aku," tutur Cut.
Perjuangan Ibu Bekerja Saat Memberi ASI Eksklusif untuk AnakFoto: Amelia Sewaka
Untuk manajemen stres di kantor agar ASI lancar, kata Cut Grab ada program Woman at Grab. Program ini mendukung para perempuan yang bekerja di Grab seluruh SEA (South East Asia) fokus pada dua hal yaitu improvement personal dan improvement professional.

"Contohnya Grab beri kesempatan buat aku improve my profesional skill dengan aku diikutkan ke dalam program Harvard Course. Lalu ada program coaching for and from woman leader. Untuk para grabber woman yang baru masuk, bisa ada program and sesi coaching. Tujuannya untuk improve professional skill, aku bisa jadi salah satu coach nya, bahkan bisa jadi coach-nya co founder kita sendiri," tambah Cut.

Lalu Grab juga ada program untuk stress management. Ada sesi bagi grabber perempuan untuk bisa curhat secara personal dengan leader dan HRD untuk bisa mengelola stresnya. Selain itu juga ada kursus singkat make up sampai sesi untuk olahraga bela diri.

"Aku pribadi fokus pada hal-hal penting dan bisa ter-planning. Aku akan bagi, mana yang bisa aku kerjain sendiri dan mana yang bisa aku delegasikan ke tim. Namun tetap aku monitor. Dengan begini aku nggak keteteran dan stres. Kadang penyebab stres kita buat sendiri, banyak yang dikerjain, waktu limited dan merasa cuma diri sendiri yang bisa kerjain. Dengan membagi-bagi begini, juga lumayan membantu," imbuh Cut.

Untuk menjaga stamina dan kualitas ASI, Cut juga melakukan beberapa latihan ringan dan memperbanyak asupan protein. Ditambah banyak makan sayur dan minum air putih.

"Kalau bisa makan sayur yang berkuah dan kalau minum air putih bisa sampai 4,5 sampai 5 liter. Ditambah dari dokter, aku dikasih vitamin B12 gitu, efeknya kuantitas ASI-ku juga bertambah sih," kata Cut. (aml/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda