Jakarta -
Mengambil keputusan jelang
melahirkan memang bukan hal yang mudah ya Bunda. Seringkali, kegalauan melanda memasuki Hari Prediksi Lahir (HPL). Salah satu keputusan besar yang harus dibuat tentang proses melahirkan bayi.
Ketika
persalinan pervaginam (persalinan normal) dianggap paling aman, namun terkadang ada alasan medis yang membuat sebagian Bunda tidak direkomendasikan untuk melakukannya. Setelah melalui beberapa pertimbangan, Bunda pun diharuskan melewati prosedur persalinan caesar. Sectio Caesaria (SC) kerap dianggap rumit dan menimbulkan risiko kesehatan pada ibu dan bayi.
Apakah Bunda juga pernah mengalaminya? Tak perlu menyesali diri ya, Bun, kalau memang harus melewati persalinan caesar. Ada beberapa kondisi, yang membuat keputusan tersebut harus ditempuh. Ketahui yuk, Bun, alasan seorang wanita harus melewati persalinan caesar.
Apa itu persalinan caesar terencana?Meskipun persalinan caesar umumnya aman, di satu sisi jalan persalinan ini memang memiliki risiko lebih besar daripada melahirkan bayi secara normal. Karena alasan inilah, persalinan normal lebih dianjurkan. Tetapi karena beberapa alasan medis, persalinan caesar terencana seringkali harus dilewati calon Bunda.
Misalnya saja, ketika posisi bayi sungsang dan tidak berubah posisinya saat mendekati HPL. Dokter biasanya akan menjadwalkan persalinan caesar dalam kondisi tersebut. Menempuh persalinan caesar dengan alasan non medis, tidak dianjurkan. mengingat persalinan caesar adalah operasi besar. Melansir
Health Line, cara itu mengandung risiko lebih besar untuk komplikasi termasuk kehilangan darah, kerusakan organ, reaksi alergi terhadap anestesi, infeksi dan gumpalan darah.
"Dalam kasus-kasus dimana komplikasi terjadi, C section (persalinan caesar) dapat menyelamatkan nyawa. Kita harus meningkatkan aksesibilitas untuk membuat C section tersedia secara universal tetapi kita tidak boleh menggunakannya secara berlebihan,"ujar Temmerman, Profesor of Obstetrics & Gynecology di Aga Khan University di Nairobi, Kenya, seperti dikutip dari
Webmd.
Menyoal ditempuhnya
persalinan caesar, ada beberapa alasan medis yang paling umum melatarbelakanginya, Bun.
 Melahirkan Caesar/ Foto: iStock |
Persalinan lamaPersalinan lama atau persalinan macet merupakan alasan dari hampir sepertiga ditempuhnya jalan operasi caesar, menurut Center for Disesase Control and Prevention. Itu terjadi ketika seorang ibu baru melahirkan selama 20 jam atau lebih. Atau 14 jam atau lebih untuk ibu yang pernah melahirkan sebelumnya.
Bayi terlalu besarBayi yang terlalu besar untuk masuk jalan lahir, penipisan serviks yang lambat, menjadikan proses persalinan lebih panjang. Dalam kasus ini, dokter mempertimbangkan persalinan caesar untuk menghindari adanya komplikasi.
Posisi tidak normalAgar persalinan normal terjadi, bayi harus diposisikan lebih dulu mendekati jalan lahir. Tetapi terkadang keadaannya terbalik. Bayi dapat memposisikan kaki atau bokong mereka ke jalan lahir atau dikenal kelahiran sungsang atau bahkan kelahiran melintang dimana mereka memposisikan bahu terlebih dahulu. Operasi caesar mungkin merupakan cara paling aman untuk melahirkan dalam kasus ini.
Gawat janinDokter Anda biasanya akan memilih melahirkan melalui caesar darurat jika bayi Anda tidak mendapatkan cukup oksigen.
Cacat lahirUntuk mengurangi komplikasi persalinan, dokter akan memilih untuk melahirkan bayi dengan cacat lahir tertentu melalui caesar untuk mengurangi komplikasi persalinan.
Persalinan caesar berulangSekira 90 persen wanita yang pernah menjalani caesar dapat melahirkan secara normal untuk kelahiran mereka berikutnya, menurut American Pregnancy Association. Ini dikenal dengan
Vaginal Birth After Cesarean (VBAC). Calon ibu biasanya harus membicarakan hal ini dengan dokter mereka, untuk memutuskan apakah VBAC atau
caesar berulang yang menjadi pilihan terbaik dan teraman.
Nah, Bunda tidak perlu khawatir lagi ya. Apapun jalan kelahiran yang harus ditempuh, terpenting bayi dalam keadaan selamat dan sehat termasuk Bunda tentunya.
(rap/rap)