Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Perubahan Hidup Joanna Alexandra Sejak Asuh Si Bungsu yang 'Spesial'

Amelia Sewaka   |   HaiBunda

Rabu, 06 Feb 2019 20:03 WIB

Hidup Joanna Alexandra berubah sejak kelahiran si bungsu yang 'spesial'. Zio, layaknya mukjizat untuk Joanna.
Perubahan Hidup Joanna Alexandra Sejak Asuh Si Bungsu yang 'Spesial'/Foto: Instagram @joannaalexandra
Jakarta - Tak terbayangkan bagi Joanna Alexandra akan dikaruniai seorang anak 'spesial'. Ya, anak bungsu bernama Zionna Eden Alexandra Panggabean yang menggemaskan menghadirkan berbagai mukijizat untuk aktris cantik ini.

"Awal kehamilan Zio semuanya normal. Ada tes detail gitu sih, tapi aku nggak ambil karena ku pikir dari anak pertama sampai ke tiga syukurnya normal, jadi pas hamil Zio ya menurutku akan normal juga. Sampai akhirnya pas daily cek karena udah usia melahirkan, di umur kandungan 36 minggu pas di USG detak jantungnya agak melemah. Lalu diliat dari kontraksi juga udah bukaan satu apa dua gitu, akhirnya dokter minta induksi," papar Joanna saat berbincang dengan HaiBunda.

Joanna diinduksi, lahirlah Zio di usia 36 minggu, sayangnya kelahiran putri cantiknya diikuti hal lain. Diceritakan Joanna, Zio yang lahir tak langsung menangis ditambah kaki kirinya bengkok ke dalam. Jelas, hal ini menjadi 'shock terapy' bagi Joanna dan suami.

"Tak ada orang tua yang siap melahirkan anak seperti itu. Akhirnya Zio masuk NICU (Neonatal Intensive Care Unit) dan baru ketahuan kalau napasnya belum maksimal dan harus pakai selang, kaki juga harus dioperasi. Pokoknya beda dari rencana awal, karena aku siapkan dana kan untuk lahiran normal, sedangkan dari lahir Zio udah masuk NICU, tahu sendiri NICU itu mahal banget jadi pengeluaran juga membengkak," ungkap ibu empat anak ini.
Perubahan Hidup Joanna Alexandra Sejak Asuh Si Bungsu yang 'Spesial'Foto: Instagram @joannaalexandra



Berselang dua hari di NICU rumah sakit tempat Joanna melahirkan 'menyerah', karena alat dan lainnya kurang memadai. Ternyata diketahui Zio ada beberapa kelainan lain, bukan hanya sekadar prematur.

"Zio prematur plus ada permasalahan pernapasan dan kaki, sehingga dokter menyarankan untuk pindah ke NICU rumah sakit lain. Sudah masuk, kemudian di umur Zio yang 10 hari sudah boleh pulang ke rumah tuh ya aku pikir udah aman kan, ternyata nggak. Napasnya bunyi seperti ada lendir, lalu masuk rumah sakit dan ketahuan ada infeksi pernapasan dan kaki bengkoknya itu disebut club foot," tambah Joanna Alexandra.

Tak hanya itu, Zio juga mendapati masalah di fungsi menelannya yang disebut Laringomalasia, di mana jika bayi menelan dari makan atau minuman larinya ke paru-paru bukan ke perut. Selain itu, Zio diketahui pula terkena penyakit langka bernama Campomelic Dysplasia.

"Kalau makanan lari ke paru-paru bukan perut, bisa infeksi kan. Jadi waktu usia 4 bulan Zio dipasangin selang NGT (Nasogastric tube) dari hidung langsung ke lambung. Zio juga ada gangguan pendengaran, ada beberapa masalah tulang yang baru ketahuan di usia 11 bulan. Saat kita tes genetik dan dua baru ketahuan Campomelic Dysplasia, itu kelainan genetik yang menyerang pernapasan dan reproduksi," kata istri dari Raditya Oloan Panggabean ini.

Joanna Alexandra nggak kalah kaget dan baru tahu kalau Campomelic Dysplasia ini adalah penyakit langka. Meski begitu, Joanna akui bahwa sejak Zio lahir hingga sekarang, ia banyak alami mukjizat.
Perubahan Hidup Joanna Alexandra Sejak Asuh Si Bungsu yang 'Spesial'Foto: Instagram @joannaalexandra
"Banyak banget aku rasain mukjizat terutama dari segi keuangan dan kesembuhan. Misal, waktu awal lahir pas Zio dites, dibilang kalau gangguan pendengarannya udah berat, lalu beberapa bulan lalu kita tes lagi ternyata gangguan pendengarannya berangsur ke tahap ringan dan pelan-pelan kini proses menelan Zio juga udah membaik, makan nasi dan lainnya udah aman sih. Banyak yang nanya kok bisa? Ya, aku pun nggak tahu gimana keajaiabannya berjalan," tutur Joanna.

Meski Zio atau seorang anak mengidap penyakit langka, tapi menurut Joanna semua kembali pada bagaimana orang tuanya bisa menerima si anak. Joanna sendiri menganggap Zio merupakan sebuah berkat yang hadir di keluarganya.

"Lewat Zio, aku tambah sabar, tambah pintar urus anak, tambah mengerti kalau di luar sana juga banyak orang tua yang alami hal seperti aku. Dulu aku tuh buta sama sekali tentang penyakit langka, sekarang jadi banyak kenalan sama banyak dokter juga. Jadi semuanya tergantung keluarganya, mau anggap ini sebagai sesuatu yang positif atau sebaliknya," tutur Joanna Alexandra.

Perubahan Hidup Joanna Alexandra Sejak Asuh Si Bungsu yang 'Spesial'Foto: Joanna Alexandra (Desi/detikHOT)
Dikatakan Joanna, ia sampai sekarang belum menjelaskan secara detail ke anak-anaknya tentang penyakit sang adik karena mereka juga belum terlalu mengerti. Joanna juga bersyukur Zoey juga bisa dia rawat dengan baik, mengingat Zoey masih kecil.

"Untungnya aku dibantu pengasuh. Jadi, pengasuh ini adalah pengasuh Zoey dulu, tapi sekarang megang Zio. Ya, seenggaknya suster ini udah tahu Zoey gimana, jadi ketika aku lagi pegang Zio dan Zoey rewel, dia udah tahu nih harus gimana," kata Joanna Alexandra.

Wah, salut banget ya sama Bunda Joanna. Ia tetap tegar dan berpikir positif ketika tekanan menerpanya dari berbagai arah. Semangat terus dan cepat sehat ya Dik Zio.

Sebenarnya pada dasarnya nggak ada orang tua yang mau melihat anaknya sakit. Ya kan, Bun? Dalam kondisi menghadapi si kecil yang sedang sakit cukup berat, ada yang namanya secondary trauma stress. Apa itu?

"Secondary trauma stress adalah kondisi yang dialami oleh seseorang yang sedang mendampingi orang lain yang sedang mengalami stres, misal karena sakit kronis. Dan pada akhirnya kita ikut kena stres juga," kata Retno Dewanti Purba, psikolog edukasi mental.

Menurut psikolog yang akrab disapa Neno ini, kita sangat mungkin lho mengalami kondisi ini ketika dihadapkan pada keadaan mengurus orang yang dicintai sakit, apalagi jika sakitnya yang langka atau kronis dan membutuhkan dana banyak. Karena itu, orang tua juga harus memiliki kepekaan terhadap kondisinya sendiri. Mengenali kapan kita mulai stres dan harus minta bantuan, serta membuka diri terhadap pihak lain.

"Coba mapping terhadap orang-orang dalam lingkungan terdekat. Bentuk safety net yang siap mengulurkan tangan di saat kita perlukan. Baik itu dukungan mental atau psikologis, maupun finansial," tutur Neno.

[Gambas:Video 20detik]

(aml/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda