Jakarta -
Dalam berinvestasi, Ayah dan Bunda harus pintar-pintar dalam memilih jenisnya. Alih-alih tersimpan, saat kita salah langkah malah bisa rugi besar. Nah, soal mengelola keuangan dan berinvestasi, ibu tiga anak sekaligus aktris,
Meisya Siregar, berbagi tipsnya nih, Bun.
Menurut Meisya, investasi emas termasuk investasi dengan profil risiko yang cukup aman. Karena harga emas cenderung stabil, malah bisa naik.
"Aku ingat dulu emas per gram dari yang harga Rp250 ribu hingga Rp600 ribu sudah aku alami. Enggak pernah ada harga emas itu turun, cenderung stabil bahkan bisa naik," tutur Meisya di tenga acara Launching 'Tokopedia Emas, Didukung oleh Pegadaian Tabungan Emas' di Tokopedia Tower Ciputra World 2, Jakarta Selatan, baru-baru ini.
Meisya sendiri kini berinvestasi enggak hanya berupa emas, tapi juga bisnis kuliner. Nah, buat Bunda yang penasaran bagaimana Meisya Siregar mengelola keuangan dan investasinya, yuk simak beberapa tips dari istri Bebi Romeo ini.
1. Variatif Foto: Istock |
Menurut Meisya, yang namanya investasi harus banyak instrumen alias bervariatif.
"Ibaratnya, kita taruh telur jangan hanya di satu keranjang. Misalnya keranjang tersebut jatuh dan semua pecah, kita rugi dan enggak punya apa-apa ketika jenis investasinya memang lagi jelek. Kalau aku, memang aku sebar nih tapi yang profil risikonya cenderung sedang atau benar-benar aman tapi memang kenaikannya tidak terlalu tinggi," tutur Meisya.
Diharapkan, dengan lebih dari satu jenis investasi, semua platform investasinya berjalan sesuai rencana. Misal satu investasi gagal, setidaknya kita punya simpanan atau investasi lain.
2. Skala prioritas Foto: Istock |
Saat belum menikah dan punya anak, Meisya mengaku yang dipikirkan dan orientasinya adalah hal-hal dan keinginan pribadi, ingin ini itu. Namun, sejak punya anak Meisya bilang ia jadi lebih bijak dalam mengelola keuangan keluarga.
"Caranya supaya kebutuhan dasar anak-anak dari mulai sekolah, kesehatan dan semuanya sudah disiapkan dari awal. Karena makin terlambat mulai makin besar pula nilai investasi yang harus kita tanam. Misal, anakku yang bontot, Bambang, sekarang usianya 2 tahun tapi aku sudah invetasi dari sekarang untuk sekolah SD, SMP dan SMA nya. Kalau enggak dimulai dari sekarang, mungkin enggak tahu deh biaya sekolah ke depan berapa," papar
Meisya Siregar.
3 Pakai jasa financial planner
 Foto: Istock |
Untuk mematangkan rencana ekonomi keluarganya, Meisya sempat menyewa
personal financial planner. Tugas
financial planner tersebut membantu perencanaan keuangan dan goals lain yang ingin dituju keluarganya.
Financial planner tersebut menyarankan Meisya dan suami menyisihkan 30 - 35 persen dari penghasilan untuk diinvestasikan.
Namun, Meisya Siregar hanya memakai jasa
financial planner selama kurang lebih tiga tahun. Dengan dirinya yang semakin banyak tahu dan belajar, Meisya mulai mengelola keuangannya sendiri.
"Sekarang sudah lepas
financial planner, karena udah mahal banget. Dipikir-pikir biaya bayar
financial planner bisa buat investasi, jadi daripada bayar orang yang penting sudah ku serap ilmunya," imbuh
Meisya Siregar.
Intinya, kata Meisya, kita jangan malu untuk cari ilmu. Selalu tanya informasi sebanyak mungkin soal investasi maupun keuangan. "Kita juga harus tahu dulu, profil risiko jenis apa sih keluarga kita, moderat, konservatif, atau suka tantangan dan berani ambil risiko tinggi," tutupnya.
[Gambas:Video 20detik]
(aml/rdn)