Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

moms-life

Penyebab Orang Tua Gampang Marah-marah ke Anak

Melly Febrida   |   HaiBunda

Senin, 18 Mar 2019 17:05 WIB

Duh, kenapa ya akhir-akhir ini diri ini rasanya mudah sekali marah-marah pada si kecil?
Ilustrasi orang tua marah pada anak/ Foto: iStock
Jakarta - Akhir-akhir ini Bunda atau Ayah merasa gampang sekali marah pada anak? Hmm, ada baiknya mengenali penyebab mengapa amarah mudah sekali tersulut belakangan ini.

Kata ahli gentle parenting Sarah Ockwell-Smith, jadi hal yang lumrah ketika orang tua di satu titik kehilangan kesabaran hingga akhirnya marah ke anak. Dalam bukunya The Gentle Discipline Book, sebagai ibu, Ockwell-Smith juga mengaku sering mengalami hal tersebut kok.

Ia menceritakan pertama kalinya sulit membendung emosi. Wah, jangan tanya bagaimana kesalnya, Bun. Sampai saat si anak memasuki usia akhir balita, dia berusaha teratur melatih kesabarannya. Meski disadari Ockwell-Smith, tak ada manusia yang sempurna. Ya, marah-marah itu emosi normal dan kadang bermanfaat.

"Masalahnya adalah cara kita menghadapinya, terutama di depan anak-anak," katanya.



Kalau berbicara kenapa sih orang tua marah, Ockwell-Smith bilang pada prinsipnya, apapun bisa memicu emosi seseorang. Namun, dalam banyak kasus, amarah, terutama tipe yang membuat seseorang bertindak dengan cara yang biasanya tidak dilakukan, dapat dihindari jika tahu apa pemicunya.

Berikut beberapa hal yang berperan dalam meningkatnya kemarahan seseorang, seperti disampaikan Ockwell-Smith, yaitu:

1. Tumbuh di rumah yang biasa melakukan kekerasan verbal atau fisik
2. Kelelahan fisik dan mental
3. Kurangnya dukungan dari keluarga, terutama suami
4. Masalah persahabatan atau hubungan
5. Kekhawatiran finansial
6. Stres karena menjaga kerabat yang sudah lanjut usia atau sakit
7. Bekerja dengan khawatir
8. Kurangnya me time.



"Dalam kasus saya sendiri, saya tahu bahwa tak baik ketika orang tua sering berteriak. Sebab saya sendiri mengalami itu ketika kecil. Makanya, saat berteriak pada anak, saya berusaha mengidentifikasi pemicunya. Ternyata, saya terlalu stres. Maka dari itu, saya berusaha mengatasi pemicu tersebut," papar Ockwell-Smith.

Dia mengingatkan, untuk para ibu jangan sampai lupa melakukan me time, apapun bentuknya. Bahkan, menurut Ockwell-Smith, jika memungkinkan coba masukkan biaya me time dalam anggaran bulanan.

Ilustrasi orang tua marahIlustrasi orang tua marah/ Foto: Thinkstock

"Jika Anda tidak bisa memiliki uang cadangan untuk perawatan sendiri, maka investasikan waktu sebagai gantinya. Misal dengan berjalan-jalan, mandi dengan cahaya lilin, menelepon seorang teman lama, atau bermeditasi," kata dia.

Sebenarnya, sebagai orang tua enggak seharusnya kita melampiaskan amarah ke anak, apalagi sampai melakukan tindakan yang buruk. Misalnya saja kalau kita kesal dengan pasangan, jangan sampai anak jadi korbannya. Bunda setuju ya?

"Hal ini menjadi bukti bahwa dalam membesarkan anak perlu adanya hubungan suami istri yang baik. Anak sering kali menjadi menjadi sasaran kekesalan orang tua," papar psikolog klinis, Christina Tedja yang akrab disapa Tina.

Kata Tina, penyebab kekerasan terhadap anak luas, bisa bersifat mengancam atau sebagai pelampiasan kekesalan. Bedanya, mengancam mungkin sebatas menyiksa sampai mendapatkan apa yang dikehendaki. Sedangkan pelampiasan, lebih pada menempatkan anak pada posisi pasangan yang dibenci.

[Gambas:Video 20detik]

(rdn/rdn)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda