Jakarta -
Cerita keluarga Perdana Menteri dan Wakil Presiden Uni Emirat Arab, Sheikh Mohammed Al Maktoum bin Rashid Al Maktoum gemparkan dunia. Ia diduga ingin menikahkan paksa putrinya yang baru 11 tahun.
Parahnya, kasus tersebut justru terungkap lewat sidang cerainya dengan sang istri, Putri Haya di pengadilan Inggris. Kini, satu demi satu borok keluarganya diungkap oleh publik.
Satu yang tak kalah sadis, kisah mengenai putrinya yang bernama Putri Latifa. Pada dua tahun lalu, tepatnya pada 24 Februari 2018, Putri Latifa melarikan diri. Putri berusia 32 itu tahun kabur dari Dubai bersama temannya, Tiina Jauhiainen.
Mereka melarikan diri dengan perahu ke perairan internasional. Kemudian, mereka naik kapal pesiar ke Sri Lanka. Latifa berharap di sana ia bisa terbang ke Amerika Serikat untuk mengklaim suaka politik.
"Latifa awalnya merasa lega ketika kami sampai di kapal. Tapi, setiap hari ia semakin khawatir bahwa ayahnya mungkin akan mengejarnya," kata Jauhiainen dikutip dari
The Sydney Morning Herald pada Sabtu (14/3/2020).
Selama di kapal, mereka menghabiskan waktu di lantai bawah. Latifa mencoba menghubungi wartawan lewat telepon, ia merasa itu bisa melindunginya.
Namun, setelah 6 hari di atas kapal pesiar, tiba-tiba mereka mendengar tembakan dari dek atas.
Latifa kemudian menyadari, ada orang yang mengejarnya bersama sang sahabat.
Kabin dipenuhi asap akibat granat. Menurut kesaksian Jauhiainen, tangannya diikat dan disuruh menutup mata. Jika tidak, orang-orang itu akan menembaknya.
Foto: Instagram @alkhayalashow |
Mereka dibawa kembali ke Dubai. Itulah terakhir kalinya ia bertemu dengan Latifa.
"Dia diseret keluar dari kapal, menendang dan berteriak bahwa dia mencari suaka politik. Mereka mengabaikannya," ujar Jauhiainen.
Sebelumnya, Latifa juga pernah mencoba melarikan diri, ketika masih remaja. Ia melarikan diri dengan menunggang kuda ke Oman.
Namun, ia ditangkap di perbatasan. Latifa sempat dipenjara selama tiga tahun. Latifa mengaku, ia disiksa selama kurun waktu tersebut.
Beberapa orang mengatakan bahwa Latifa memiliki akses dan uang untuk melakukan banyak hal. Tapi, itu hanya sebagian dari realita.
Menurut Jauhiainen, Latifa sebenarnya tidak ingin tinggal di rumah. Dia bahkan tidak menyebut itu sebagai rumah, Bun. Ia tidak bisa melakukan apa pun dan merasa terkekang.
Terkait hal ini, kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) ikut buka suara. Mereka menyuarakan pembebasan Latifa yang pengadilan temukan telah dipenjara sejak melarikan diri dari
Dubai.
Dikutip dari
Daily Sabah, mereka meminta agar pihak berwenang Uni Emirates Arab segera membebaskan wanita itu. Latifa dan saudaranya, Shamsa yang juga dipenjara harus diizinkan meninggalkan Dubai kalau keduanya mau.
"Penculikan yang disetujui negara dan perlakukan tidak manusiawi bukanlah urusan keluarga. Ini adalah pelanggaran hak asasi manusia yang serius dan masalah yang menjadi perhatian internasional," jelas Lynn Maalouf, direktur penelitian Amnesty International's Middle East.
Bunda juga bisa simak tips dari Lenna Tan untuk yang mau menikah muda di video berikut ini.
(sih/rap)