Jakarta -
Rencana pelarian kedua putri Pangeran Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, Sheikha Latifa gagal. Sebelumnya, ia telah berupaya melarikan diri di 2002, namun gagal dan ia dipenjara selama 3,5 tahun. Kemudian di 2017, ia meminta bantuan teman dekatnya Tiina Jauhiainen dari Finlandia dan mantan mata-mata Prancis, Herve Jaubert. Mereka pun melaksanakan misinya pada Februari 2018.
Mereka menuju Goa di pantai barat India di mana
Latifa berharap untuk melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk mencari suaka. Akan tetapi pada 4 Maret mereka dicegat oleh unit komando dari India dan Uni Emirat Arab, kata Jauhiainen.
"Kami memiliki kapal penjaga pantai India di sekitar kami, ada helikopter, pesawat terbang, seluruh kapal dipenuhi dengan asap. Mereka menjarah perahu, mereka memukuli kru. Latifa diculik dengan menendang dan menjerit, dan kami semua juga diculik dan dibawa ke UAE," sambungnya.
Jaubert berkata bahwa dia menjadi kapten kapal dan menyaksikan serangan itu. Dia mengatakan pasukan komando angkatan laut India menyerang dan Latifa diambil dari kapal oleh seorang perwira Emirat. Dia menambahkan bahwa dia dipukuli selama 45 menit, tetapi tidak tahu siapa yang memukulinya itu.
Jauhiainen kini tidak melihat Latifa lagi. Di Dubai, dia mengatakan dia diancam, ditahan di sel isolasi dan diinterogasi. "Saya diberitahu bahwa saya telah menikam penguasa Dubai di belakang dengan membantu putrinya melarikan diri," katanya.
Dua minggu sebelum upaya pelarian, Latifa rupanya membuat rekaman video selama 45 menit di apartemen Jauhiainen yang ia berikan kepada para pendukung di luar Dubai jika ia gagal pergi.
 Sheikha Latifa/ Foto: BBC/YouTube |
Video itu, di mana Latifa meluncurkan serangan terhadap ayahnya, diumumkan kepada publik setelah pergi ke kelompok kampanye yang berbasis di Inggris Ditahan di Dubai dan diposting di YouTube.
Tiga minggu setelah dibawa kembali ke Dubai, Jauhiainen dibebaskan dan pergi. Lalu, dalam sebuah putusan yang diterbitkan pada hari Kamis (5/3/2020), seorang hakim Inggris memutuskan bahwa penguasa Dubai Sheikh Mohammed bin Rashid al-Maktoum telah menculik Latifa.
Seperti halnya ia meminta kakak perempuannya Shamsa dari Inggris hampir dua dekade sebelumnya.Â
Pangeran Dubai itu dianggap perlakukan kedua anaknya tidak manusiawi.
Jauhiainen memberikan pernyataan saksi sebagai bagian dari kasus dan sebentar muncul di pengadilan di London untuk mengkonfirmasi itu benar.
"Dalam membuat penilaian keseluruhan bukti yang berkaitan dengan Latifa, saya menganggap bukti Tiina Jauhiainen sebagai sangat penting," kata hakim, Andrew McFarlane.
Simak juga cerita istri Ramzi, Avi Basalamah dalam mendidik anak perempuan satu-satunya:
[Gambas:Video Haibunda]
(aci/som)