Jakarta -
Baru-baru ini, sebuah kejadian miris terjadi di sebuah klinik di Kota Semarang, Jawa Tengah. Seorang satpam tega menampar perawat lantaran diminta memakai masker.
Melansir
CNN Indonesia, kejadian tersebut terjadi pada 9 April 2020. Pelaku berinisial BC (43) diduga emosi saat diingatkan untuk menggunakan masker sebagai upaya pencegahan COVID-19.
"Pelaku ini emosi saat diperingatkan agar memakai masker karena situasinya sekarang ini sedang antisipasi Corona," ujar Kasat Reskrim Polrestabes Semarang AKBP Asep Mauludin.
Sementara itu, diakui pelaku, ia menyesal dan meminta maaf. Ia merasa emosi karena bingung dengan kondisi anaknya yang sedang sakit.
"Saya mau minta rujukan agar anak saya bisa diperiksa," ucap pelaku.
Atas perbuatan tersebut, pelaku ditangkap dan dijerat Pasal 351 serta 335 KUHP tentang penganiayaan dan perbuatan tidak menyenangkan.
Mengetahui hal tersebut, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi meminta kepolisian untuk terus mengusut kasus penamparan perawat di Klinik Pratama Dwi Puspita ini. Tujuannya untuk memberi
shock therapy semua pihak yang bertindak arogan, khususnya pada tenaga medis.
"Saya sampaikan kepada kawan-kawan kepolisian untuk pemrosesan yang bersangkutan supaya terus berjalan, supaya menjadi shock therapy bagi semuanya agar tidak bertindak arogan kepada para tenaga medis yang sedang bertugas," ujar Wali Kota yang akrab disapa Hendi ini, dikutip dari detikcom, Senin (13/4/2020).
 Duh, Perawat di Semarang Ditampar Satpam Gara-gara Ingatkan Pakai Masker/ Foto: Edi Wahyono |
Hendi juga sangat menyayangkan hal ini. Apalagi penamparan tersebut terjadi karena pelaku diingatkan untuk menggunakan
masker, yang memang wajib untuk setiap orang di tengah wabah Corona.
"Saya sangat prihatin dengan tindakan tidak terpuji tersebut. Semua harus mematuhi aturan yang ada, kalau diminta jaga jarak ya harus jaga jarak, kalau diminta pakai masker yang harus pakai masker," ungkapnya.
Tak sampai di sana,
Hendi juga mengingatkan pada masyarakat untuk menghargai seluruh jerih payah tenaga medis, yang tengah jadi garda terdepan dalam upaya penanggulangan pandemi Corona.
"Tenaga medis ini berjuang luar biasa, berkorban tenaga, berkorban pikiran, juga nyawa. Mereka bahkan harus terpisah dari keluarganya sementara waktu, karena adanya potensi penyebaran COVID-19 yang sangat cepat," jelas Hendi.
Tak lupa, Hendi juga mengingatkan agar masyarakat mengikuti saran para tenaga medis, "Menuruti apa yang disarankan dan diminta oleh para tenaga medis adalah salah satu cara menghargai jerih payah mereka, sehingga harus diikuti," tukasnya.
Simak juga tips membuat mesin sendiri tanpa mesin jahit dalam video ini:
[Gambas:Video Haibunda]
(yun/muf)