Jakarta -
Nunki Herawati, seorang warga Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah, dinyatakan positif Corona saat hamil empat bulan. Padahal, selama ini ia selalu di rumah saja. Namun, setelah diusut ia mendapat virus tersebut dari tukang sayur keliling.
Hal tersebut Nunki ungkap melalui pembicaraannya melalui
video call dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Awalnya ia heran kenaÂ
Corona karena tak punya riwayat ke luar kota, perjalanan ke luar negeri atau ke acara yang ramai orang.
"Lah itu, enggak ada riwayat perjalanan ke luar kota, saya juga enggak ada riwayat perjalanan ke luar negeri, bahkan berkerumun yang skala besar juga enggak," kata Nunki dalam video yang diunggah di YouTube milik Ganjar Pranowo.
Ditambah, ibu dua anak itu adalah ibu rumah tangga biasa. Sehari-hari ia juga antar jemput anak ke sekolah menggunakan mobil lantaran hamil muda. "Kebetulan saya hamil muda jadi antar jemput pakai mobil. Enggak ada turun dari mobil," sambungnya.
Singkat cerita, pada 16 Maret 2020, Nunki merasakan gejala batuk pilek. Tak mau lengah, ia pun langsung memposisikan dirinya sebagai pasien COVID-19. Di hari kelima, ia pun merasakan demam.
"Karena Saya tidak mau lengah karena di rumah kan ada anak kecil dua anak saya, suami. Saya khawatir ketika saya mengatakan, percaya bahwa ini flu biasa, masuk angin. Saya takut, saya lengah sebagai manusia biasa, akhirnya saya menularkan ke mereka," ujarnya.
Di rumah pun sejak 16 Maret, ia jaga jarak dan tidak menyentuh anaknya yang berusia 10 dan 7 tahun itu. "Saya kasih tahu, Umma (Bunda) bisa saja kena Corona, jadi kita tidak bisa berpelukan dulu, tidak bisa cium-cium dulu. Alhamdulillah mereka mengerti," jelasnya.
 Nunki Herawati dan Ganjar Pranowo/ Foto: YouTube Ganjar Pranowo |
Lakukan stretching dan berjemur di halaman belakangSetelah 7 hari merasakan gejala Nunki dan keluarga melakukan tes swab. Seminggu kemudian hasilnya menunjukkan bahwa hanya Nunki yang positif sementara suami dan anak-anaknya negatif.
Setelah diusut penyebabnya, Nunki pun akhirnya menyimpulkan bahwa kemungkinan virus ditularkan lewat tukang sayur keliling yang sering dijumpainya bukan dari suaminya yang seorang dokter.
Tak sampai situ, Nunki mendapat banyak dukungan dari keluarga terutama suaminya. "Saya enggak
down, ini cukup imun, saya balikkan pakai imun. Suami taking care anak-anak itu lebih cukup untuk ibu rumah tangga," katanya.
Nunki yang kini hamil 5 bulan, selama isolasi tak berolahraga berat. Ia hanya rutin melakukan
stretching. Ia juga berjemur di halaman belakang.
"Di halaman belakang karena saya khawatir kalau orang-orang panik meskipun mereka menerima. Cuma saya menghargai," kata Nunki.
"Tahu positif COVID-19, saya melapor. Tapi karena sejak 16 Maret tidak bertemu orang, saya sudah mengisolasi. Alhamdulillah mereka support, kirim makanan, sembako, kue, snack anak-anak, telur, rumah saya sudah kayak toko. Awalnya menyiapkan dari diskriminasi," kata Nunki.
Di akhir video, Nunki pun berpesan pada masyarakat bahwa kita enggak boleh lengah karena tanpa gejala pun bisa positif COVID-19, Bunda.
Soal ibu hamil lebih berisiko kena Corona atau tidak, Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) menjelaskan POGI menjelaskan, tidak ada bukti bahwa ibu hamil lebih berisiko lebih tinggi sakit parah daripada populasi umum, namun karena perubahan bentuk tubuh dan sistem kekebalan tubuh pada ibu hamil maka sangat rentan oleh beberapa infeksi pernapasan.
"Karena itu penting bahwaÂ
ibu hamil harus mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi diri terhadap COVID-19, dan melaporkan kemungkinan gejala (termasuk demam, batuk, atau kesulitan bernafas) ke fasilitas kesehatan pemberi layanan kesehatan," tulis POGI di laman resminya.
Jadi, jangan terlampau khawatir ya, Bunda. Tetap tenang dan selalu menjalani pola hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan dengan air mengalir dan sabun selama minimal 20 detik.
Simak juga fakta dan data Corona melalui video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(aci/som)