Jakarta -
Di masa sekarang, teknologi global positioning system (GPS) mempermudah dalam navigasi sehari-hari. Namun ratusan tahun yang lalu, menentukan arah bukan perkara mudah.
Sampai hadirlah sosok Mariam Al Ijliya Al Astrulabi. Dia ikut berjasa menemukan instrumen penentu arah.
Dilansir dari Arab News, Selasa (28/4/2020), Mariam Al Ijliya Al Astrulabi adalah astronom perempuan yang hidup di Aleppo, Suriah, sekira abad ke-10.
Ayahnya bekerja sebagai pengrajin alat astronom, dan bakat itu menurun ke Mariam Al Ijliya. WanitaÂ
Muslim ini juga belajar tentang astronomi dari Bistolus, seorang astronom terkenal.
Seiring berjalannya waktu
Mariam Al Ijliya semakin mengerti ilmu astronomi dan memahami berbagai peralatan yang dibutuhkan. Hingga akhirnya dia berperan dalam menemukan alat yang berguna sebagai penentu arah, astrolab.
Astrolab adalah alat yang menunjukkan posisi matahari dan planet, sehingga bisa dipakai dalam bidang astronomi dan navigasi. Alat itu berfungsi pula untuk horoskop
Pada kala itu, astrolab menjadi andalan untuk penunjuk arah. Misalnya saja, astrolab banyak dipakai untuk penentu waktu salat dan penunjuk arah kiblat.
Para nelayan yang melaut pun mengandalkan astrolab untuk navigasi. Memang begitu pentingnya fungsi astrolab di era sebelum hadirnya GPS. Penemuan Astrolab pun berperan dalam inovasi ilmu astronomi dari masa ke masa.
Simak juga video dr Sumy Hastry, ahli forensik wanita pertama di Indonesia yang menginspirasi:
[Gambas:Video Haibunda]
(kuy/som)