Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Ibtihaj Muhammad, Muslim Pertama Amerika yang Pakai Hijab di Olimpiade Dunia

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Senin, 27 Apr 2020 02:00 WIB

BEVERLY HILLS, CA - MARCH 09:  Fencer Ibtihaj Muhammad poses for a portrait at the 2016 Team USA Media Summit at The Beverly Hilton Hotel on March 9, 2016 in Beverly Hills, California.  (Photo by Sean M. Haffey/Getty Images)
Ibtihaj Muhammad, Muslim Pertama Amerika yang Pakai Hijab di Olimpiade Dunia/ Foto: Sean M. Haffey/Getty Images
Jakarta - Nama Ibtihaj Muhammad tidaklah asing di telinga, khususnya di dunia olahraga. Ia adalah atlet anggar asal Amerika Serikat (AS), yang namanya melambung setelah menjadi atlet muslim pertama AS yang pakai hijab di olimpiade dunia.

Ibtihaj Muhammad lahir dan dibesarkan di Maplewood, New Jersey. Anak dari pasangan Eugene dan Denise Muhammad ini sejak muda sudah menunjukkan kecintaannya pada olahraga. Namun partisipasinya dalam bidang olahraga kadang bertentangan dengan ketaatan agama yang mewajibkannya berpakaian sopan. Seringkali saat olahraga, ibunya meminta Ibtihaj untuk mengenakan lengan panjang serta penutup kaki.


Wanita keturunan Afrika-Amerika ini kemudian mulai bermain anggar ketika berusia 13 tahun. Namun ia baru benar-benar menekuni dan menikmati ketika di sekolah menengah, di Maplewood's Columbia High School.

Olahraga tersebut awalnya merupakan saran dari sang ibu. Salah satu alasannya karena anggar menggunakan pakaian tertutup dari kepala hingga ujung kaki. Sesuai dengan kepercayaan Islam yang mereka anut, orang tua Ibtihaj mencarikan olahraga untuk Ibtihaj di mana ia bisa mempertahankan jilbabnya.

"Karena semuanya tertutup, ibuku menyarankan agar aku mencobanya. Sebagai seorang wanita Muslim, olahraga itu sesuatu yang bisa disesuaikan. Agama saya mengharuskan tubuh saya tertutup sepenuhnya dan anggar memberikan hal itu," kata Ibtihaj, dilansir Achieve, Minggu (26/4/2020).

Awal Ibtijah mencoba anggar di sekolah menengah dia merasa biasa saja. Namun lambat laun sudut pandangnya berubah bahwa anggar nampaknya bisa dijadikan sebagai peluang untuk mendapatkan beasiswa olahraga ke universitas bergengsi. Akhirnya pada 2002, Ibtihaj bergabung dengan Peter Westbrook Foundation, sebuah program bergengsi yang memanfaatkan olahraga anggar untuk mengembangkan keterampilan hidup pada kaum muda dari komunitas yang kurang diperhatikan. Dia kemudian diundang untuk berlatih di bawah Program Elite Athlete Yayasan Westbrook di kota New York.

Ibtihaj kemudian kuliah di Universitas Duke dengan beasiswa dan lulus pada 2007. Selama di perguruan tinggi ia berhasil mendapat penghargaan Junior Olympic Champion serta 3 kali meraih penghargaan NCCA All- American.

Ibtihaj Muhammad, Muslim Pertama Amerika yang Pakai Hijab di Olimpiade DuniaIbtihaj Muhammad, Muslim Pertama Amerika yang Pakai Hijab di Olimpiade Dunia/ Foto: Ist.


Ibtihaj menjadi anggota Tim Anggar Nasional Amerika Serikat sejak 2010. Lalu pada tahun 2012, Ia dianugerahi sebagai Muslim Sportswoman of the Year 2012. Wanita kelahiran 4 Desember 1985 ini bahkan sudah meraih medali dunia sebanyak lima kali, termasuk Juara Dunia Anggar 2014 pada ajang beregu.

Namanya semakin dikenal dunia sejak menjadi wanita pertama Amerika yang mengenakan jilbab saat bertanding di ajang Olimpiade Musim Panas Rio de Janeiro 2016 di Brasil. Dalam olimpiade tersebut ia berhasil membawa pulang medali perunggu.

Pada 2017, ia menempati peringkat ke-2 di Amerika Serikat dan ke-7 di dunia. Lalu pada 2018, ia menempati posisi 3 di Amerika Serikat, dan nomor 23 dunia untuk olahraga anggar.

Berkat kesuksesannya tersebut, Ibtihaj kini menjadi simbol keanekaragaman dan toleransi di Amerika. Ia juga terpilih menjadi salah satu dari 100 Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia versi majalah Time.

Melansir Time, rupanya kesuksesan Ibtihaj ini juga melalui jalan berliku. Di awal kariernya, orang-orang sempat meragukannya. Ia bahkan mendapat pandangan rasis lantaran berkulit gelap.

"Saya ingat, sewaktu kecil saya diberitahu tidak boleh main anggar karena saya berkulit gelap. Dan itu menimbulkan tanya, kenapa? Saya ingin anggar," tuturnya.

Namun pada akhirnya ia dapat membuktikan bahwa ia bisa menjadi bintang yang bersinar dengan terus berusaha mengejar impiannya.

"Saya ingin berkompetisi di olimpiade untuk Amerika Serikat untuk membuktikan bahwa tidak ada yang dapat menghalangi siapa pun untuk mencapai tujuan mereka, bukan ras, agama, atau jenis kelamin. Saya ingin memberi contoh bahwa segala sesuatu bisa terjadi," ucapnya.


Simak juga tips mengenalkan agama pada anak dalam video ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(yun/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda