Jakarta -
Warga Italia bersorak gembira karena pemerintah mencabut aturan lockdown yang sudah diberlakukan selama dua bulan. Pemerintah Italia mengizinkan pabrik-pabrik mulai beroperasi kembali, Bun setelah beberapa pekan menerapkan karantina di rumah.
Selain itu, taman-taman juga boleh dibuka kembali. Sehingga, anak-anak bisa bermain, dan kerabat serta keluarga dapat saling bertemu kembali.
Dilansir
The Guardian, warga Italia sekarang dapat mengunjungi kerabat mereka dengan tetap menggunakan masker. Perjalanan keluar daerah juga masih dilarang, kecuali untuk bekerja, kesehatan, atau situasi darurat.
Namun, aturanÂ
menjaga jarak masih tetap diberlakukan. Sebagian besar toko juga masih tutup hingga 18 Mei 2020. Sekolah, bioskop, dan teater juga akan tetap tutup sampai waktu yang belum ditentukan.
Gianluca Martucci merupakan salah satu orang yang bisa kembali bekerja. Ia telah berhenti bekerja sejak 12 Maret lalu.
"Sangat senang untuk kembali (bekerja), tetapi dunia telah benar-benar berubah," ujar Martucci dikutip dari
Antara News pada Selasa (5/5/2020).
 Ilustrasi virus corona/ Foto: iStock |
Meski senang bisa kembali bekerja, Martucci tetap khawatir dengan hal ini. Ia cemas bahwa mungkin saja penularan virus akan terjadi lagi karena banyak orang yang berbaur.
"Pemerintah sejauh ini sangat bijaksana, tetapi saya khawatir kita memulai terlalu dini. Saya tidak tahu apakah negara ini bisa selamat dari gelombang kedua (penyebaran virus corona)," kata Martucci.
Ada sekitar 29.000 warga Italia meninggal akibat
Covid-19Â sejak kemunculannya pada 21 Februari lalu. Italia menjadi negara dengan jumlah korban tertinggi kedua di dunia, setelah Amerika Serikat.
Perdana Menteri Giuseppe Conte melakukan pendekatan secara perlahan untuk mengakhiri masa karantina. Ini akan disesuaikan dengan tren penularan.
Conte mengatakan, pada fase 2 ini akan lebih banyak pengujian untuk melihat siapa saja yang terinfeksi virus corona. Akan ada 5 juta alat tes dikirim ke daerah dalam dua bulan ke depan.
Selain itu, sekitar 150.000 tes darah akan dilakukan. Tujuannya untuk mengetahui berapa banyak orang Italia yang telah mengembangkan antibodi terhadap virus tersebut.
Lihat juga fakta dan data corona yang wajib diketahui berikut ini, Bun.
[Gambas:Video Haibunda]
(sih/rap)