Jakarta -
Bunda pernah mengonsumsi tablet penahan lapar saat sahur agar puasa Ramadhan berjalan lancar? Lalu, bolehkah mengonsumsi tablet penahan lapar saat saur menurut agama?
Jawaban:Untuk menjawab pertanyaan di atas maka diperlukan pemahaman tentang makna puasa dan bagaimana pelaksanaannya serta apa tujuannya.
a. Makna puasa [1]
Puasa dalam al-Quran dan as-Sunnah disebut dengan kata
as-Shiyâm atau
as-Shaum yang secara harfiah berarti الْاِمْسَاكُ وَ الْكَفُّ عَنِ الشَّيْئِ (menahan diri dari sesuatu). Sedangkan menurut istilah adalah "menahan diri dari makan, minum, hubungan seksual dan segala hal yang membatalkan sejak terbit fajar hingga terbenam matahari dengan niat karena Allah". Jadi, intisari puasa adalah menahan diri dari rasa lapar, dahaga, nafsu seksual dan perbuatan lain yang membawa kepada batalnya puasa.
Dalam Islam ada ibadah yang berupa "melakukan perbuatan" seperti melakukan shalat, melakukan pembayaran zakat, dan melaksanakan ibadah haji, ada pula ibadah yang berupa "tidak melakukan perbuatan" dengan kata lain ibadah dengan menahan diri seperti puasa. Dalam puasa kita menahan diri untuk melakukan hal-hal yang hukumnya boleh di luar puasa, hal ini dilakukan dengan sadar dan ikhlas karena Allah ta`ala.
Puasa melatih manusia untuk menahan diri, karena kemampuan untuk menahan diri diperlukan oleh manusia untuk menghindari perbuatan tidak baik. Jika seseorang terbiasa menahan diri bahkan dari hal yang sebenarnya dibolehkan (di luar waktu puasa) seperti makan dan minum, maka ia akan terbiasa menahan diri dari perbuatan yang dilarang oleh
syari`ah.
b. Bagaimana pelaksanaan puasa [2]
Puasa dilaksanakan dengan memenuhi unsur-unsur pelaksanaan puasa yang dalam fikih biasa disebut dengan rukun puasa. Rukun puasa adalah niat dan tindakan menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa.
Adapun dalil kewajiban niat puasa Ramadhan adalah sebagaimana dalam hadis nabi berikut:
(عَنْ حَفْصَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ لَمْ يُجْمِعْ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ (رواه الخمسة واللفظ لأبى داود
Artinya:
Diriwayatkan dari Hafsah, istri nabi SAW, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa tidak berniat puasa sebelum fajar, maka tidak sah puasanya". [HR. Lima ahli hadis, dan ini lafal Abu Daud]Sedangkan dalil tentang tindakan menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa adalah hadis berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ الصَّوْمُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَأَكْلَهُ وَشُرْبَهُ مِنْ أَجْلِي وَالصَّوْمُ جُنَّةٌ وَلِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ حِينَ يُفْطِرُ وَفَرْحَةٌ حِينَ يَلْقَى رَبَّهُ وَلَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْك
(رواه البخاري ومسلم، واللفظ للبخاري)
Artinya:
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW ia bersabda, "Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Mulia berfirman, "Puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya; hamba-Ku menahan diri dari syahwat, makan dan minumnya karena Aku. Puasa itu perisai. Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan, yaitu kegembiraan ketika berbuka dan kegembiraan karena berjumpa dengan Tuhannya. Bau mulut orang yang berpuasa (nilainya) lebih harum di sisi Allah daripada bau kesturi". [HR. Bukhari dan Muslim, dan ini lafal Bukhari]Puasa juga harus dilaksanakan pada waktunya yaitu dari terbit fajar hingga matahari terbenam, sebagaimana firman Allah SWT berikut:
أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ فَالْآَنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آَيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
(البقرة : 187)
Artinya:
Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa. [ Q.S. Al-Baqarah : 187]c. Tujuan berpuasa
Tujuan berpuasa adalah sebagaimana dalam firman Allah berikut:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (البقرة ) : 183
Artinya:
Wahai orang-orang yang beriman! diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas umat sebelum kamu agar kamu bertakwa. [Q.S. Al-Baqarah : 183] Ayat di atas menjelaskan bahwa tujuan berpuasa adalah untuk menjadi manusia bertakwa, lalu apa saja ciri takwa tersebut dan bagaimana meraihnya tercantum dalam firman Allah berikut:
(133) وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
(135) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (134) وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
Artinya:
Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, ,(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit[1], dan orang-orang yang menahan amarahnya[2] dan mema'afkan (kesalahan) orang lain[3]. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan[4]. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri[5], segera mengingat Allah[6], lalu memohon ampunan atas dosa-dosanya[7], dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa-dosanya selain Allah? Mereka pun tidak meneruskan perbuatan dosa itu, sedang mereka mengetahui. [Q.S. Ali Imran : 133-135]Ayat di atas menjelaskan bahwa salah satu tanda takwa adalah mampu berinfak baik dalam keadaan lapang maupun sempit, hal ini didapat oleh seseorang karena dia merasakan bagaimana rasanya lapar dan dahaga di saat berpuasa, sehingga lahir rasa empati di dalam dirinya, dengan begitu akan menjadi mudah baginya untuk berbagi dengan orang yang lebih membutuhkan darinya, karena dia merasakan dan memahami bagaimana rasanya derita lapar dan dahaga.
Dari penjelasan di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa esensi puasa salah satunya adalah merasakan lapar dan dahaga. Diharapkan dengan begitu seseorang akan berempati kepada kaum papa, yang setiap harinya harus menahan lapar dan dahaga. Maka dengan minum obat penahan lapar bagi seseorang yang sedang berpuasa, maksud tersebut tidak bisa tercapai, karena dia tidak merasakan derita lapar dan dahaga seperti yang seharusnya. Oleh karena itu, meminum obat penahan lapar saat sahur tidak dibolehkan.
Adapun jika seseorang mengalami sakit menahun atau dalam perjalanan atau bekerja berat yang membuat dia tidak mampu berpuasa, maka ada rukhsah baginya untuk tidak berpuasa dengan mengganti di hari lain atau membayar fidyah sesuai ketentuan seharusnya.
Wallahu a`lam.(Anggota Divisi Fatwa dan Pengembangan Tuntunan, Pimpinan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Lailatis Syarifah, Lc., M.A.)Sumber rujukan:[1] Majlis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Tuntunan Ramadhan, (Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2005), hlm 3-4
[2] ibid hlm 29-32
Bunda bisa simak juga tradisi
Ramadhan di keluarga Ria Enes dalam video berikut:
[Gambas:Video Haibunda]
(som/som)