TRENDING
Orang Asia Berisiko Lebih Tinggi Terinfeksi Corona? Ini Kata Profesor
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Kamis, 04 Jun 2020 09:16 WIBVirus Corona atau COVID-19 hingga kini masih mengancam masyarakat di seluruh dunia. Baru-baru ini, Public Health England (PHE) melaporkan bahwa orang dari etnis minoritas berisiko lebih tinggi meninggal karena COVID-19, Bunda.
Laporan ini menunjukkan bahwa usia bukan lagi menjadi faktor risiko terbesar. Dikutip dari BBC, dampak COVID-19 juga 'tidak proporsional' untuk etnis Asia, Karibia, dan orang kulit hitam. Namun, masih belum jelas alasannya.
Serikat dokter mengatakan, laporan itu merupakan 'peluang yang hilang' untuk tindakan yang harus diambil, guna melindungi petugas kesehatan yang berasal dari etnis minoritas. Laporan ini dianggap tepat waktu karena seluruh dunia sedang diliputi isu rasis.
Sekretaris Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan, bahwa semua orang di berbagai kategori berisiko tinggi. Dalam laporan tersebut, pedoman menjaga jarak harus diperhatikan dengan sangat ketat.
Menurut profesor John Newton, walaupun virus berdampak lebih buruk pada orang kulit hitam dan etnis minoritas, belum tentu karena etnis itu sendiri. Sebaliknya, justru bisa dikaitkan dengan pekerjaan mereka.
Newton menyampaikan bahwa temuan dari laporan itu perlu dibahas lebih luas lagi. Terutama, sebelum memutuskan apa yang harus dilakukan.
"Laporan itu bukan hanya menekankan kompleksitas dari yang kami lihat, jadi kami benar-benar mendesak orang-orang untuk tidak langsung mengambil kesimpulan dan membuat langkah-langkah yang tidak sesuai data," kata Newton.
PHE meninjau ribuan catatan kesehatan dan data virus lainnya untuk melihat perbedaan dengan usia, jenis kelamin, geografi, kemiskinan, etnis, dan masalah kesehatan yang sudah ada atau komorbiditas. Tidak mungkin menggabungkan semua faktor ini untuk menilai risiko hanya dari cara mendata, namun data mengungkapkan ketidaksetaraan yang jelas.
Analisis tentang etnis dan risiko tidak mempertimbangkan pekerjaan atau obesitas seseorang. Padahal, diketahui keduanya jadi faktor risiko yang memperparah COVID-19.
Laporan PHE juga menemukan 7 hal lain sebagai berikut:
1. Jika menghapus usia dan jenis kelamin, maka orang-orang etnis Bangladesh memiliki risiko kematian dua kali lipat daripada orang etnis kulit putih di Inggris.
2. Orang berusia 80 tahun atau lebih, 70 kali lebih mungkin meninggal daripada orang di bawah usia 40 tahun.
3. Pria usia kerja yang didiagnosis COVID-19 dua kali lebih mungkin meninggal dibandingkan wanita.
4. Risiko meninggal akibat virus lebih tinggi di antara mereka yang tinggal di lingkungan miskin di Inggris.
5. Pekerjaan tertentu, seperti penjaga keamanan, supir taksi atau bus, pekerja konstruksi, dan staf perawatan sosial berisiko lebih tinggi.
6. Tingkat kematian tertinggi ada di antara orang-orang dari kelompok etnis kulit hitam dan Asia, bila dibandingkan dengan etnis kulit putih Inggris.
7. Orang-orang China, India, Pakistan, Asia lainnya, Karibia, dan etnis kulit hitam, memiliki risiko kematian antara 10 dan 50 persen lebih tinggi dibandingkan orang kulit putih Inggris.
Simak juga fakta dan data tentang Corona, di video berikut:
(ank/muf)