
trending
Kematian Anak Akibat Virus Corona di Indonesia Tinggi, Inikah Penyebabnya?
HaiBunda
Jumat, 05 Jun 2020 09:37 WIB

Virus corona menyerang masyarakat dari berbagai usia. Tak hanya orang dewasa, banyak anak-anak yang terinfeksi virus ini.
Hingga 18 Mei 2020 lalu, setidaknya ada 3.324 anak yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP). Data ini berdasarkan penelusuran dan penghitungan mandiri yang dilakukan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Dari jumlah tersebut, sebanyak 129 anak berstatus PDP yang meninggal dunia. Ini tentu bukan jumlah yang sedikit.
Lalu untuk jumlah anak yang terkonfirmasi positif virus corona mencapai 584 anak. Keempat belas di antaranya meninggal dunia.
Menurut catatan IDAI hingga 1 Juni 2020, kematian anak pasien COVID-19 di Indonesia meningkat menjadi 26 orang. Begitu pula angka kematian anak yang diduga berkaitan dengan virus corona, jumlahnya naik mencapai 160 orang.
Kasus corona pada anak ini ditemukan terbanyak di DKI Jakarta dan Nusa Tenggara Barat. Data dari kedua provinsi itulah yang lebih lengkap dibanding kawasan lainnya.
Dari kenyataan pahit tersebut, semakin nyata bahwa COVID-19 bisa berdampak fatal pada anak. Diduga selama ini kepedulian terhadap perlindungan anak dari COVID-19 belum maksimal.
"Tidak pernah ada dokter anak yang mengatakan anak tidak rentan atau COVID-19 tidak berakibat fatal pada anak, jadi berarti ada ignorance dan unawareness pada kesehatan anak Indonesia selama ini," ujar dr. Aman B Pulungan kepada Hellena Souisa dari ABC Indonesia, dikutip Jumat (5/6/2020).
![]() |
Ketua IDAI itu mengatakan bahwa angka tersebut menunjukkan kalau kematian anak akibat virus corona di Indonesia menjadi yang paling tinggi di Asia Tenggara.
Di negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Vietnam, tercatat masih 0 kasus kematian anak karena COVID-19. Sementara secara global, ada 2 anak meninggal karena corona di China dan 4 anak di Amerika Serikat.
IDAI menduga tingginya angka kematian anak yang tinggi berkaitan dengan jumlah kasus di lapangan yang lebih tinggi daripada yang sudah terdata.
Masih sedikit tes yang dilakukan dan ketersediaan data pun terbatas. Maka IDAI menyarankan pemerintah serta pihak swasta melakukan pemeriksaan rt-PCR secara masif, termasuk untuk anak di Tanah Air.
Seperti diberitakan detikcom, demi menekan penyebaran virus corona, IDAI juga menyarankan kegiatan belajar bagi anak sementara tetap dilakukan jarak jauh. Jangan dulu dimulai pembelajaran di sekolah.
"Hal ini disarankan untuk tetap dilanjutkan, mengingat kemungkinan bulan Juli wabah belum teratasi dengan baik," kata dr Aman B Pulungan.
Simak juga video konsep rumah putih, minimalis tapi luas:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Trending
Ilmuwan Cina Laporkan Temuan Baru Virus NeoCov, Bukan COVID-19 Tapi Mematikan

Trending
Setahun Pandemi, 2 Kasus Mutasi Corona B117 Muncul di Indonesia

Trending
Bunda Perlu Tahu, Virus COVID-19 Bisa Bertahan di Feses hingga Berhari-hari

Trending
Bintang Film Harry Potter Ungkap Bayinya Positif COVID-19

Trending
Begini Daftar Prioritas Warga Penerima Vaksin COVID-19


7 Foto
Trending
7 Potret Vaksinasi Massal CT Corp, Dihadiri Warga dengan Antusias Bun
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda