Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Video Viralnya Bikin Nangis, Pria Difabel Jual Tisu Tak Mau Dikasihani

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Jumat, 19 Jun 2020 14:24 WIB

Andika, Pria Difabel Jualan Tisu Demi Anak dan Istri
Video Viralnya Bikin Nangis, Pria Difabel Jual Tisu Tak Mau Dikasihani/ Foto: Istimewa
Jakarta -

Pandemi Corona benar-benar memberi imbas pada kondisi ekonomi sebagian besar masyarakat Indonesia. Kali ini HaiBunda mengangkat kisah Andika Indra Saputra, pria difabel dari Yogyakarta yang berjualan tisu dan kerupuk gendar.

Tiap harinya, ia berjualan tisu dan mengantar pesanan kerupuk gendar di daerah Sleman hingga Kotagede, Yogyakarta. Sebelumnya, ia bekerja di salah satu produsen batik rumahan di Bantul. Imbas Corona membuatnya tak bekerja di 4 bulan terakhir ini.

Pria kelahiran Cirebon ini mengaku beruntung masih punya simpanan uang walau sedikit. Namun, bulan demi bulan, ia merasa pusing karena hanya sedikit uang tersisa untuk memenuhi kebutuhan istrinya, Yuni Lestari dan anak.

"Anak saya Ika Nurjannah masih berusia 3 bulan, masih bayi," kata pria 33 tahun itu saat dihubungi HaiBunda, Jumat (19/6/2020).

"Karena bandek ini kami 4 bulan diliburkan dan saya pusing mau kerja apa. Ada saudara yang ngajak jualan tisu. Saya mau. Karena saya punya keluarga. Istri saya difabel juga," kata Andika.

Andika yang hanya lulusan SD ini akhirnya bertekad belajar motor. Baru empat bulan belajar, ia sudah berkeliling dan mengantar pesanan dari perumahan hingga ke pasar. Walau seharian bekerja, semangatnya tak pernah patah.

Andika, Pria Difabel Jualan Tisu Demi Anak dan IstriAndika, Pria Difabel Jualan Tisu Demi Anak dan Istri/ Foto: Istimewa

"Istri dan anak di Boyolali, saya sementara tinggal di Prambanan, tinggal dengan ibu saya dan nenek di sini karena untuk jualan. Kalau uangnya cukup, saya mengantar susu dan popok untuk anak. Cuma kemarin pulang sehari besok paginya sudah balik lagi," kata Andika.

Diungkap Andika, ia merasa bersyukur bahwa penghasilannya per bulan kini jauh melebihi penghasilannya selama di rumah produksi batik. Kalau dahulu hanya Rp200 - Rp300 ribu per bulan, kini besaran penghasilan yang sama ia peroleh tiap hari.

"Sekarang Rp100 - Rp200 ribuan per hari, alhamdulillah. Nanti kalau jualan saya lancar, saya mau lanjut berjualan saja," tuturnya.

"Prinsip saya begini, saya disabilitas, saya tidak mau dikasihani tapi saya mau memberi sedikit," sambung Andika.

Ia pun memiliki pesan yang mengingatkan kita semua untuk tetap berjuang dan tidak lupa bersyukur dengan apa yang kita punya, Bunda.

"Pesannya juga untuk diri saya pribadi, jangan putus asa. Disabilitas bisa usaha, yang normal diberikan kemudahan jangan malas-malasan untuk bekerja," kata Andika.

"Kita hidup bukan untuk sekarang tapi untuk masa depan. Ayo berjuang! Jangan sampai tangan kita berada di bawah," sambungnya menutup akhir pembicaraannya dengan HaiBunda.

Simak juga video soal kondisi restoran di era new normal:

[Gambas:Video Haibunda]



(aci/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda