Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Tak Hanya Lama Dicerna, Konsumsi Mi Instan Sebabkan 4 Dampak Buruk ini

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Sabtu, 20 Jun 2020 19:11 WIB

Eating noodles at restaurant. Young Asian girl eating ramen noodles using chopsticks.
Tak Hanya Lama Dicerna, Konsumsi Mi Instan Sebabkan 4 Dampak Buruk ini/ Foto: iStock
Jakarta -

Mi instan adalah salah satu makanan yang mungkin digemari banyak orang. Cara pengolahannya yang mudah dan rasanya yang enak membuat orang sering mengonsumsinya. Namun hati-hati, karena jika terlalu banyak maka bisa berefek buruk, lho Bunda.

Seorang dokter dari RS Umum Massachusetts, dr. Braden Kuo melakukan eksperimen untuk mengetahui apa yang terjadi pada makanan di lambung dan saluran pencernaan setelah mengonsumsi mi instan ramen. Kuo menggunakan kamera seukuran pil, dan memasukkan kamera tersebut ke dalam perut dan saluran pencernaan. Tujuannya untuk menunjukkan apa yang terjadi setelah kita makan mi instan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah dua jam dalam usus, mi instan masih utuh.

Penelitian tersebut juga membandingkan antara mi instan dan mi segar. Dalam foto hasil penelitian, nampak proses pencernaannya jauh berbeda. Mi instan tidak tercerna dengan baik dibanding mi segar buatan sendiri.

"Hal yang paling mengejutkan dari percobaan kami ketika Anda melihat pada interval waktu, katakanlah dalam satu atau dua jam, kami melihat mi ramen yang diproses tidak terlalu rusak dibandingkan mi ramen buatan sendiri," kata Kuo, dikutip dari Lifehack.

Kamera pil tersebut merekam selama 32 jam. Setelah dua jam, mi segar hampir sepenuhnya dicerna, perut relawan memecah mi sebagaimana mestinya. Sementara itu, dalam dua jam mi instan bentuknya hampir sepenuhnya utuh.

Lebih lanjut, jika mi instan tidak tercerna dengan benar maka penyerapan nutrisi akan terpengaruh, Bunda. Tak sampai di sana, beberapa dampak negatif pun bisa kita alami. Apa saja? Berikut ini 4 bahaya konsumsi mi instan.

1. Tidak cepat dicerna bahkan dikaitkan dengan kanker

Mi instan tidak cepat dicerna oleh tubuh, ia memberi tekanan pada sistem pencernaan tubuh bahkan selama berjam-jam. Ini juga dapat mengganggu kadar gula darah dan pelepasan insulin. Karena dicernanya lama maka menyebabkan bahan pengawet bertahan lama di perut.

Bahan kimia beracun dan pengawet tersebut menyebabkan paparan Butylated hydroxyanisole (BHA) dan t-butylhydroquinone (TBHQ) yang berlebihan. Kedua bahan kimia tersebut sebenarnya bersifat karsinogenik.

FDA menyatakan bahwa TBHQ tidak boleh melebihi 0,02 persen dari kandungan minyak dan lemaknya. Sejumlah kecil TBHQ mungkin tidak membunuh atau membuat Bunda merasa sakit dalam waktu cepat, tetapi berpotensi dapat memiliki efek jangka panjang pada kesehatan seperti melemahnya organ, dan timbulnya kanker serta tumor.

Proses pencernaan mi instan dalam usus beda dengan mi segarProses pencernaan mi instan dalam usus beda dengan mi segar/ Foto: Istimewa

2. Peningkatan risiko penyakit jantung

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Nutrition, ditemukan bahwa wanita yang mengonsumsi lebih banyak mi instan memiliki risiko lebih besar mengalami sindrom metabolik daripada mereka yang makan lebih sedikit terlepas dari diet atau kebiasaan olahraga. Bahkan untuk mereka yang makan mi instan lebih dari dua dalam seminggu, 68 persen lebih mungkin mengalami sindrom metabolik. Sindrom metabolik adalah sekelompok gejala seperti obesitas sentral, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol HDL yang rendah yang meningkatkan peluang seseorang terkena penyakit jantung, diabetes, atau terserang stroke.

3. Tinggi garam

Mi instan kaya akan garam. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Hypertension pada tahun 2014, konsumsi makanan tinggi natrium diakui sebagai faktor utama dalam tingkat kematian yang tinggi dalam 23 studi kasus. Kelebihan natrium ini juga dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, dan pada akhirnya menyebabkan penyakit jantung.

4. Mengandung Monosodium Glutamate (MSG)

Menurut FDA, MSG dilabeli sebagai aditif yang aman, dan efek berbahaya masih jadi perdebatan. Namun data kesehatan dan gizi yang dikumpulkan dari Survei Kesehatan dan Nutrisi China menunjukkan sebaliknya, mengonsumsi MSG yang tinggi dalam waktu yang lama menyebabkan kelebihan berat badan.

MSG kadang-kadang disebut sebagai obat 'obesitas'. Tentunya ini tidak baik dikonsumsi khususnya bagi mereka yang sedang berencana diet.

Simak juga restoran di new normal dalam video ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(yun/jue)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda