Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Peneliti Temukan Penyebab Pasien COVID-19 Kehilangan Indra Penciuman

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Sabtu, 01 Aug 2020 09:06 WIB

Close up of microbiologist hand with surgical gloves holding a positive blood test result for coronavirus. Test tubes rack with blood sample for covid-19 virus, on white background with copy space.
Peneliti Temukan Penyebab Pasien COVID-19 Kehilangan Indra Penciuman/ Foto: iStock
Jakarta -

Gejala umum orang terkena virus Corona atau COVID-19 adalah demam dan batuk. Tapi, tak sedikit pasien yang melaporkan indra penciumannya juga hilang akibat terinfeksi virus ini.

Hilangnya indra penciuman sempat menjadi misteri di dunia medis. Nah, baru-baru ini, peneliti dari Harvard Medical School menemukan penyebabnya.

Para dokter menyebut gejala ini dengan anosmia, yakni salah satu indikator awal yang paling umum dilaporkan. Beberapa studi menunjukkan, selain batuk dan demam, hilangnya indra penciuman bisa jadi cara memprediksi apakah seseorang telah terserang virus atau tidak.

Para peneliti berusaha lebih memahami bau yang berubah pada pasien positif COVID-19, dengan menentukan jenis sel yang paling rentan terhadap SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19.

Melalui analisis ini, mereka menemukan bahwa virus menyerang sel-sel yang mendukung neuron sensorik indra penciuman. Sel-sel ini juga mendeteksi dan mengirimkan sinyal penciuman ke otak.

"Temuan kami menunjukkan, novel coronavirus mengubah indra penciuman pada pasien bukan dengan menginfeksi neuron secara langsung, tetapi dengan memengaruhi fungsi sel pendukung," kata Sandeep Robert Datta, penulis penelitian dan seorang profesor neurobiologi di Harvard Medical School, dikutip dari New York Post.

Ini artinya, virus tidak mungkin bisa menyebabkan kerusakan permanen pada sistem saraf penciuman. Pasien dengan COVID-19 bisa memulihkan indra penciumannya kok, Bunda.

"Saya pikir itu kabar baik, karena begitu infeksi hilang, neuron penciuman tak perlu digantikan atau dibangun kembali dari awal," ujar Datta.

Tapi, Datta menambahkan, dibutuhkan lebih banyak data dan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme ini. Terutama untuk mengonfirmasi hasil kesimpulan studi yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances.

Young woman got nose allergy, flu sneezing nosePeneliti Temukan Penyebab Pasien COVID-19 Kehilangan Indra Penciuman/ Foto: iStock

Dalam publikasi di JAMA Otolaryngology beberapa waktu lalu, 113 peserta penelitian mengalami perubahan terkait indra penciuman dan perasa saat dikonfirmasi positif COVID-19. Sebanyak 55 orang dilaporkan pulih dari gejala, sementara 46 lainnya merasa kondisinya membaik.

Selain itu, 12 orang yang mengaku masih mengalami gejala ini dan semakin parah. Dilaporkan bahwa perlu waktu lama untuk bisa pulih kembali, Bunda.

Para peneliti memperingatkan, pasien yang pulih bisa kehilangan indra perasa dan penciuman dalam jangka panjang. Dikatakan spesialis di Fakultas Kedokteran Universitas Emory, Dr.Joshua Levy, intervensi untuk pasien dengan anosmia sangat rendah.

"Mereka yang belum pulih harus mempertimbangkan untuk menjalani 'pelatihan penciuman' demi melatih kemampuan indra penciuman mereka," kata Joshua, dilansir Daily Star.

"Diyakini beberapa orang mengidap anosmia sebagai gejala virus Corona karena virus tersebut telah merusak saraf yang mempengaruhi indra penciuman," sambungnya.

Simak juga rahasia harmonis rumah tangga Donna Agnesia yang lebih tua 6 tahun dengan suaminya, di video Intimate Interview berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(ank/muf)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda