Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Nadiem Bantah Matpel Sejarah Dihapus, Sebut Kakeknya Tokoh Perjuangan

Yuni Ayu Amida   |   HaiBunda

Minggu, 20 Sep 2020 18:55 WIB

Mendikbud Nadiem Makarim mengaku jengkel karena dituding konflik kepentingan (conflict of interest) terkait bayar SPP menggunakan GoPay.
Nadiem Bantah Matpel Sejarah Dihapus, Sebut Kakeknya Tokoh Perjuangan/ Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta -

Belum lama ini beredar isu bahwa pelajaran Sejarah SMA akan dihapus dari mata pelajaran wajib, Bunda. Isu ini pun jadi polemik atau perdebatan publik.

Terkait hal ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Nadiem Makarim angkat bicara. Melalui Instagram pribadinya, Nadiem melakukan klarifikasi terhadap isu yang tidak benar tersebut.

"Saya terkejut dengan betapa cepat informasi tidak benar menyebar mengenai isu mapel Sejarah. Saya mengucapkan sekali lagi bahwa tidak ada sama sekali kebijakan, regulasi atau perencanaan penghapusan mata pelajaran sejarah di kurikulum nasional," ucap Nadiem, dilansir dari Instagram @nadiemmakarim, Minggu (20/9/2020).

Nadiem Makarim menjelaskan bahwa isu tersebut keluar karena ada presentasi internal yang keluar ke masyarakat. Dan nampaknya masyarakat salah pemahaman terkait isi presentasi itu.

"Isu ini keluar karena ada presentasi internal yang keluar ke masyarakat. Dengan salah satu permutasi penyederhanaan kurikulum. Kami punya banyak puluhan versi berbeda sekarang yang sedang melalui FGD dan uji publik, semuanya belum tentu permutasi tersebut yang menjadi final," tutur Nadiem Makarim.

Nadiem pun menegaskan bahwa penyederhanaan kurikulum tidak akan dilakukan sampai tahun 2022. Sementara itu pada tahun 2021 pihaknya baru akan melakukan berbagai macam uji coba di sekolah penggerak yang terpilih, namun bukan dalam skala nasional.

"Jadi tidak ada kebijakan apapun yang akan keluar di 2021 dalam skala kurikulum nasional apalagi penghapusan mata pelajaran Sejarah," ucapnya.

Lebih lanjut, diakui Menteri Nadiem yang membuat ia terkejut adalah komitmennya terhadap Sejarah kebangsaan seolah dipertanyakan. Padahal misinya adalah untuk memajukan pendidikan Sejarah agar kembali relevan dan menarik bagi anak bangsa.

"Kakek saya adalah salah satu tokoh perjuangan dalam kemerdekaan Indonesia di tahun 1945, ayah dan ibu saya aktivis nasional untuk membela hak asasi rakyat Indonesia dan berjuang melawan korupsi. Anak-anak saya tidak akan tahu bagaimana melangkah ke masa depan tanpa mereka tahu dari mana mereka datang," katanya.

Seperti diketahui kakek Nadiem adalah seorang pejuang perintis kemerdekaan Indonesia, Hamid Algadri, yang merupakan keturunan Pasuruan-Arab.

"Misi saya sebagai menteri malah kebalikan dari isu yang timbul. Saya ingin menjadikan sejarah menjadi suatu hal yang relevan untuk generasi muda, dengan penggunaan media yang menarik untuk generasi baru kita, agar bisa menginspirasi mereka," sambungnya.

Dengan tegas Nadiem pun mengimbau masyarakat agar tidak membiarkan informasi yang tidak benar saat ini semakin menyebar. Ia pun berharap agar klarifikasi yang dilakukannya bisa menenangkan hati masyarakat.

"Sejarah adalah tulang punggung dari identitas nasional kita, tidak mungkin kami hilangkan," ujarnya mengakhiri.

Simak juga kelas online di masa pandemi dalam video ini:

[Gambas:Video Haibunda]



(yun/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda