Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

5 Fakta soal Potensi Tsunami 20 Meter di Pulau Jawa

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Sabtu, 26 Sep 2020 07:00 WIB

Gelombang tinggi diprediksi akan terjadi di pesisir pulau Jawa
5 Fakta soal Potensi Tsunami 20 Meter di Pulau Jawa/ Foto: Istimewa
Jakarta -

Daerah selatan Pulau Jawa dikabarkan memiliki potensi untuk terjadi tsunami setinggi 20 meter. Kabar ini telah disampaikan beberapa pihak terkait, Bunda.

Menurut beberapa pakar, masyarakat di daratan tidak akan punya waktu banyak untuk menyelamatkan diri dari tsunami. Jika gempa besar terjadi, hanya butuh waktu singkat gelombang tsunami sampai ke pantai.

Terkait hal tersebut, berikut telah HaiBunda rangkum 5 fakta terkait potensi tsunami 20 meter di Pulau Jawa:

1. Hasil riset ITB

Hasil riset Institut Teknologi Bandung (ITB) memperkirakan potensi tsunami terjadi di sepanjang pantai selatan Jawa Barat hingga Jawa Timur. Dilansir CNBC Indonesia, Riset ini memakai data dari BMKG dan GPS.

Peneliti ITB Sri Widiyantoro menjelaskan bahwa tsunami dapat mencapai 20 meter di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur. Tinggi maksimum rata-rata 4,5 meter di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa jika terjadi bersamaan.

Berdasarkan pemodelan skenario kebencanaan yang dibuat para ilmuwan ITB, tsunami besar terjadi bila segmen-segmen megathrust di sepanjang Jawa pecah secara bersamaan.

2. Waktu singkat tsunami sampai ke pantai

Menurut Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Rahmat Triyono, hanya sekitar 20 menit gelombang tsunami sampai ke pantai. Namun, bila terjadi gempa besar dengan magnitudo (M) 9,1 terjadi di zona megathrust.

"Dari hasil modelling kami, di selatan Jawa kurang-lebih hanya sekitar 20 menit tsunami sudah melanda daratan," ujar Rahmat.

Menurutnya, masyarakat di daratan tidak bakal punya banyak waktu untuk menyelamatkan diri. Termasuk yang tinggal di kawasan pesisir pantai.

3. Imbauan menyelamatkan diri

Rahmat mengimbau masyarakat untuk segera menyelamatkan diri jika terjadi gempa besar. Bahkan masyarakat diminta untuk tidak menunggu peringatan tsunami dari BMKG.

"Kalau memang tinggal di dekat garis pantai, kalau merasakan guncangan yang kuat, ya, tidak usah menunggu warning, karena tidak lama kemudian kemungkinan besar tsunami akan terjadi. Begitu ada guncangan, ya lari," ucapnya.

4. Tsunami bisa terjadi kapan pun

Ahli geologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Dr Amien Widodo, mengatakan bahwa gempa besar yang berujung tsunami bisa terjadi kapan pun. Dampaknya bisa menyebabkan kerusakan hingga daerah terisolasi.

"Iya, berpotensi gempa besar (di selatan Jawa), khususnya di palung samudra dan magnitudo gempanya bisa lebih dari 8," kata Amien, dilansir detikcom.

"Tak dapat dimungkiri, bencana alam yang terjadi belakangan ini, mulai gempa, likuifaksi Palu, hingga tsunami Banten mengakibatkan banyak desa jadi terisolasi. Rusaknya infrastruktur akibat peristiwa-peristiwa alam tersebut menyebabkan daerah-daerah ini menjadi susah dilalui oleh kendaraan," sambungnya.

5. Penyebab gelombang tsunami

Amien menjelaskan bahwa tsunami umumnya terjadi karena tiga hal, yakni gempa, letusan gunung berapi, dan longsor. Di Indonesia, lebih sering terjadi tsunami akibat gempa karena tersedianya alat pendeteksi ini, Bunda.

"Untuk dua faktor terakhir, yakni tsunami karena letusan gunung berapi dan longsor, hingga kini belum ada alat yang memadai, sehingga peringatan dini masih belum bisa dilakukan," katanya.

Simak juga langkah pertama pertolongan korban gempa di video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

(ank/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda