HaiBunda

TRENDING

Produksi Bertahap, Vaksin COVID-19 Diberikan Berdasarkan Skala Prioritas

Annisa Afani   |   HaiBunda

Rabu, 21 Oct 2020 07:43 WIB
Produksi Bertahap, Vaksin COVID-19 Diberikan Berdasarkan Skala Prioritas/Foto: Getty Images/Lintao Zhang
Jakarta -

PT Bio Farma (Persero) menyatakan bisa memproduksi vaksin COVID-19 dengan kapasitas 250 juta dosis. Namun produksi vaksin tersebut dilakukan secara bertahap, Bunda.

Corporate Secretary PT Bio Farma (Persero), Bambang Heriyanto mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan persiapan sebelum memproduksi vaksin COVID-19 yang dilakukan secara hati-hati sesuai standar mutu. Dia menuturkan, jika sudah mendapat izin dari dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), maka produksi vaksin COVID-19 dilakukan secara bertahap setiap bulan.

"Sekitar 16-17 juta dosis per bulan bisa diproduksi. ini tergantung waktu suplai dari Sinovac," kata Bambang, dikutip dari laman covid19.go.id.


Bambang menjelaskan bahwa kini vaksin yang diproduksi tengah memasuki uji klinis tahap ketiga di Universitas Padjajaran, Jawa Barat, Bunda. Sejauh ini, sebanyak 1.620 orang relawan uji coba sudah mendapat suntikan vaksin tahap pertama.

Selanjutnya dilakukan pada tahap kedua sebanyak 1.724 orang. Kata Bambang, keseluruhan uji coba vaksin COVID-19 akan rampung pada awal Januari 2021 mendatang.

Sementara Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito menjelaskan proses vaksinasi dilakukan dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh melalui suntik atau tetes. Setelah melalui tahap tersebut, maka tubuh akan bereaksi membentuk imunitas, sehingga bisa melawan saat virus COVID-19 menyerang.

Karena produksinya bertahap, maka vaksin COVID-19 ini diprioritaskan bagi orang sehat yang berisiko tinggi. Beberapa orang yang masuk kategori tersebut, yakni dokter, tenaga kesehatan, perawat yang berinteraksi dengan pasien COVID-19, serta kelompok pelayanan publik karena bersentuhan dan berinteraksi dengan banyak orang.

Sedangkan untuk skema penyebaran vaksin, Wiku mengatakan tergantung pada skala prioritas. Ini karena stok vaksin yang datang tidak dalam jumlah yang lengkap.

"Akan ada pertimbangan tersendiri mau dibagikan pada orang yang berisiko tinggi dan ke daerah," ungkap Wiku.

Nah Bunda, sambil menunggu tahap tersebut rampung dan mendapatkan vaksinnya, yuk sama-sama untuk menjaga diri dengan terus mematuhi protokol kesehatan. Jangan lupa juga untuk selalu #ingatpesanbunda atau #ingatpesanibu, untuk #pakaimasker, #jagajarak, dan #cucitanganpakaisabun ya.

Bunda, simak juga efek samping vaksin selain demam dalam video berikut:



(AFN/jue)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Parenting Ajeng Pratiwi & Randu Gede

Berobat Pakai Asuransi Bayar 10% Ditunda, Ini Penjelasan OJK

Mom's Life Amira Salsabila

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Arti Nama Axel dan 30 Rangkaiannya untuk Anak Laki-laki, Modern & Damai Maknanya

Nama Bayi Annisya Asri Diarta

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Cerita Perempuan 30 Th Alami Kanker Serviks Stadium Akhir, Ini Gejala yang Dialami

Berobat Pakai Asuransi Bayar 10% Ditunda, Ini Penjelasan OJK

Arti Nama Axel dan 30 Rangkaiannya untuk Anak Laki-laki, Modern & Damai Maknanya

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Khayru Putra Gunawan Sudrajat Kerap Dibully saat Kecil, Kini Sudah Kuliah di Australia

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK