HaiBunda

TRENDING

Varian Baru Virus COVID-19 Tak Terdeteksi PCR Itu Hoax, Cek Faktanya Bun

Annisa Afani   |   HaiBunda

Senin, 28 Dec 2020 16:35 WIB
Ilustrasi virus corona/ Foto: iStock
Jakarta -

Beberapa waktu yang lalu, terdapat sebuah akun Facebook yang mengunggah sebuah narasi dan menjelaskan bahwa penyebaran virus COVID-19 jenis baru semakin meluas hingga ke Singapura, Bunda. Tak hanya itu, akun yang sama pun menuliskan bahwa virus tersebut tidak bisa terdeteksi melalui PCR Test maupun Rapid Test Antigen.

Bunda harus berhati-hati, karena pernyataan tersebut merupakan hoax atau berita bohong. Mengutip dari covid19.go.id, Ketua Satgas COVID-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Dr. Zubairi Djoerban, Sp. PD-KHOM pun telah membantah klaim tersebut melalui cuitan di akun Twitternya.

"Ada yang bilang varian baru ini tidak bisa terdeteksi dengan tes PCR. Itu tidak benar. Tidak usah khawatir," tuturnya.


Selanjutnya Profesor Zubairi juga mengatakan bahwa tes PCR ini bisa mendeteksi tiga spike berbeda atau partikel-partikel kecil yang menancap pada permukaan virus Covid-19. "Sehingga varian baru ini masih tetap bisa dideteksi tes PCR," ujarnya.

Untuk Bunda ketahui, dalam upaya mendeteksi adanya virus Corona, maka dibutuhkan materi genetik yang dilipatgandakan untuk mencapai batas ambang tertentu. Ini biasanya disebut sebagai siklus dan dalam medis dilambangkan dengan Ct.

Nah, bila jumlah virus yang menginfeksi seseorang banyak, ketika sampel swab dites, maka siklus yang dibutuhkan untuk mengamplifikasi jumlahnya hingga mencapai ambang batas akan menjadi lebih rendah.

Ct sendiri, dalam kasus tes klinis dapat deteksi COVID-19 dan bisa mengindikasikan tingkat keparahan seseorang ketika patogen ganas tersebut benar-benar ada. Sehingga, saat melakukan interpretasi nilai Ct pun kita harus sangat berhati-hati.

Menurut dokumen Public Health Ontario, nilai ambang batas Ct di atas 40 mengindikasikan seseorang yang dites negatif COVID-19, Bunda. Pasalnya, dibutuhkan sekitar 40 kali siklus amplifikasi materi genetik patogen untuk mendeteksi virus COVID-19 tersebut benar-benar ada.

Namun sebaliknya, jika seseorang yang dites PCR dan mendapati nilai Ct berada di bawah 40 maka bisa dikatakan positif. Walau begitu, ada juga yang disebut sebagai indeterminate zone, yakni ketika nilai Ct di bawah 40, tetapi mendekati ambang batas sekitar 38,1 - 39,9.

Agar tak ragu dan untuk membuktikan apakah seseorang benar-benar terinfeksi COVID-19 atau tidak, maka spesimennya harus dicek ulang.

Untuk mencegah penyebaran corona, jangan lupa tetap jaga protokol kesehatan dengan #ingatpesanbunda, selalu #pakaimasker, #jaragajak dan jauhi kerumunan, serta #cucitanganpakaisabun secara rutin, ya.

Bunda, simak juga tips agar terhindari dari hoax COVID-19 ala dr. Reisa berikut:



(AFN/som)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Jessica Jane dan Erwin Phang Akhirnya Bulan Madu ke Jepang, Intip Potret Keseruannya

Mom's Life Amira Salsabila

Isabel Putri Ayu Azhari Berhasil Jadi Wakil 2 None Jakarta 2025, Intip Potretnya

Mom's Life Annisa Karnesyia

Fakta soal Konsumsi Obat Tylenol saat Hamil yang Disebut Bisa Memicu Autisme

Kehamilan Annisa Karnesyia

Bikin Nyesel, Ini Bahaya Oversharing dan Penyebabnya

Mom's Life Amira Salsabila

Apakah Perut Ibu Hamil Bisa Berlipat?

Kehamilan Melly Febrida

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Jessica Jane dan Erwin Phang Akhirnya Bulan Madu ke Jepang, Intip Potret Keseruannya

Fakta soal Konsumsi Obat Tylenol saat Hamil yang Disebut Bisa Memicu Autisme

Bikin Nyesel, Ini Bahaya Oversharing dan Penyebabnya

Jadwal Makan Ideal Bayi Usia 6-12 Bulan, Bunda Perlu Tahu

11 Drama Korea Era Dinasti Joseon Terbaru 2025, Seru Semua

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK