Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

5 Fakta Irene Sukandar, GM Wanita Catur yang Ditantang Lawan Dewa Kipas

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Senin, 22 Mar 2021 21:17 WIB

Turnamen Catur Japfa Grand Master Internasional 2015 digelar di Hotel Kartika Chandra Jakarta. Pada hari keenam, Senin, (20/04/2015) yang hanya memainkan satu babak (8), Irene Kharisma Sukandar ditantang yuniornya Muhammad Lutfi Ali.
Irene Kharisma Sukandar/ Foto: Rengga Sancaya

Irene Kharisma Sukandar, Grandmaster Wanita Catur Indonesia ini belakangan menjadi perhatian publik, Bunda. Pada Senin (22/3/2021), ia ditantang oleh Deddy Corbuzier untuk melawan Dewa Kipas alias Dadang Subur melalui pertandingan persahabatan.

Mungkin Bunda penasaran, siapa itu Dewa Kipas alias Dadang Subur. Pria tersebut lebih dahulu dibicarakan publik usai kekisruhan yang muncul akibat dirinya dilaporkan curang dalam pertandingan catur digital di chess.com, melawan pecatur internasional Levy Rozman (Gothamchess). Sebagai informasi tambahan, Dewa Kipas itu merupakan nama player/user Dadang di pertandingan digital tersebut.

Dadang hanyalah pensiunan pegawai BUMN, namun ia pernah menjadi Pengurus Percasi Singkawang, Kalimantan Barat, tergabung dalam Klub Catur Kotamadya Bandung Wibawa Mukti, dan anggota Klub Catur Ganesha ITB (1980-an). Dugaan kecurangan itu lantas menarik perhatian Irene, Bunda.

Irene Kharisma Sukandar menyebut publik mesti mengetahui catatan atau data permainan Dewa Kipas dan penyebab akunnya diblokir oleh chess.com. Salah satu hal yang menjadi sorotan adalah akurasi langkah Dewa Kipas yang sangat tinggi, Dadang diduga menggunakan bot atau kecerdasan buatan sebagai pemandu langkahnya di chess.com. Demikian dikutip dari detikcom.

Dari situlah terjadi duel atau pertandingan catur persahabatan di podcast Deddy Corbuzier. Nah, bicara soal Irene, profilnya pun tak kalah menarik, Bunda. Berikut dirangkum dari berbagai sumber, profil Irene Kharisma Sukandar:

banner resep tahu

1. Sempat menekuni tenis meja

Irene Kharisma Sukandar bisa dibilang menorehkan sejumlah prestasi sejak usia muda di catur, Bunda. Namun siapa sangka, wanita kelahiran Jakarta, 7 April 1992 ini sempat menekuni olahraga tenis meja. Ya, sebab, kebetulan sang ayah Singgih Heyzkel merupakan pemain tenis meja.

Meski demikian, orang tuanya kemudian membebaskan Irene memilih. Bahkan mendorongnya mendalami catur yang merupakan olah raga otak. Irene pun mengaku lebih tertarik. Alasannya, selain mudah dimainkan, olahraga ini juga dapat menambah tingkat kecerdasan, Bunda.

Pilihannya enggak salah ya, Bun?

Simak juga video cerita Avi Basalamah mendidik anak berenang:

[Gambas:Video Haibunda]




IKUT KEJURNAS CATUR DI USIA 7, DAPAT GELAR GM PERTAMA DI USIA 9

Turnamen Catur Japfa Grand Master Internasional 2015 digelar di Hotel Kartika Chandra Jakarta. Pada hari keenam, Senin, (20/04/2015) yang hanya memainkan satu babak (8), Irene Kharisma Sukandar ditantang yuniornya Muhammad Lutfi Ali.

Irene Kharisma Sukandar/ Foto: Rengga Sancaya

2. Ikut kejurnas catur di usia 7 tahun

Hanya beberapa bulan mengenal catur, Irene Sukandar pun mengikuti kejuaraan catur pada kejurnas catur pertamanya tahun 1999 di Bekasi, Jawa Barat. Saat itu, ia masih berusia tujuh tahun.

Kebetulan, tim Sumatera Selatan kekurangan satu pemain. Ia pun akhirnya didaftarkan oleh tim Sumsel. Itulah awal keikutsertaannya dalam event nasional. Namun, karena masih pemula, hasil yang dicapai di kejurnas belum memuaskan. Irene sama sekali tak mendapat nilai.

Kendati demikian, dari situ lah Irene merasa tertantang dan memutuskan untuk masuk Sekolah Catur Utut Adianto (SCUA) di Bekasi. Di sana, Irene mendapat banyak ilmu dari mantan pecatur nasional, MI Ivan Situru.

3. Dapat gelar master pertamanya di usia 9 tahun

Dua tahun setelah kejurnas pertamanya, keajaiban muncul dari Irene Sukandar. Di 2001, di usia sembilan tahun ia telah meraih gelar Master Percasi (MP). Setelah itu, prestasinya terus berderet, Bunda.

Mengutip laman Ensiklopedia Jakarta, tahun 2002, ia memperoleh gelar Master Nasional Wanita (MNW). Bahkan, tahun 2004 ketika berlangsung Olimpiade Catur di Malorca, Spanyol, ia berhasil merebut gelar Master FIDE Wanita (MFW).

Tak hanya itu, ia juga meraih medali perak dalam arena yang melibatkan 864 peserta dari 107 negara. Dari sederet prestasinya itu, puncaknya di tahun 2009, ia mendapat gelar Grandmaster wanita catur dan di 2014, ia menerima titel International Master.

PUNYA BANYAK HOBI DI SAMPING CATUR, LULUSAN S2 LUAR NEGERI

Adu Catur Dadang Subur alias Dewa Kipas VS GM Irene Kharisma Sukandar

Irene Sukandar lawan Dadang Subur/ Foto: (Youtube/Deddy Corbuzier)

4. Punya sederet hobi non catur

Sama seperti orang-orang pada umumnya, Irene tak melulu berkutat di bidang yang ia kuasai yakni catur. Ada kalanya ia melakukan hobi lainnya, Bunda.

Ya, Irene mengaku suka sekali membaca buku-buku sejarah, bermain biliard. Di samping itu, ia juga suka sekali mendengarkan musik instrumental dan acapella, atau lari pagi.

5. Lulusan S2 luar negeri dengan beasiswa penuh

Tak hanya berprestasi di olahraga catur, Irene Kharisma Sukandar juga mementingkan pendidikan tingginya, Bunda. Irene menyelesaikan S1 di Universitas Gunadharma dengan beasiswa penuh.

Lalu, ia melanjutkan S2 di Webster University, Amerika Serikat. Lagi-lagi, ia mendapatkan beasiswa penuh atas prestasinya. Wah, keren ya, Bunda?

Soal menang dan kalah dalam suatu pertandingan, Irene punya petuah bijak nih, Bunda. "Kalau hanya berpikir ingin menang, jangkauan berpikir kita akan pendek. Kita akan cenderung mengabaikan kualitas permainan," ujarnya.


(aci/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda