
parenting
Pilihan Game untuk Anak Sesuai Usia, Bunda Perlu Tahu
HaiBunda
Sabtu, 29 Aug 2020 18:54 WIB

Bermain menjadi aktivitas utama yang biasanya dilakukan anak-anak. Karena itu, Bunda harus selektif memilih game untuk anak yang sebaiknya disesuaikan dengan usia buah hati.
Hal ini penting dilakukan lantaran tidak semua game cocok buat anak lho. Pasalnya, game yang dimainkan anak, tidak cuma untuk fun saja tapi juga harus bisa mengembangkan imajinasi dan keterampilannya.
Memilih game untuk anak sesuai usia
Mengutip laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. Bernie Endyarni Medise, Sp.A(K), MPH mengatakan bahwa ada beberapa fase perkembangan penting dalam usia anak yang perlu dijadikan sebagai pertimbangan ketika memilih game yang tepat untuk anak.
Nah, berikut ini pembagian fase usia anak yang perlu Bunda perhatikan dalam memilih game untuk buah hati:
Usia 0 - 6 bulan
Jenis game yang cocok untuk bayi usia ini adalah yang memiliki warna mencolok dan yang mengeluarkan bunyi ketika dipegang, seperti icik-icik.
"Pada usia ini, permainan dengan warna yang mencolok akan menarik bagi bayi dan dapat membantunya bayi mengembangkan penglihatannya," kata Dr. Bernie.
Itu karena fungsi pendengaran dan penglihatan si kecil sudah mulai berkembang dengan baik, Bunda. Dengan kemampuan tersebut, bayi suka melihat dan mengikuti ke mana benda bergerak. Selain itu, dia akan berpaling untuk mencari sumber suara dan berusaha menjangkaunya.
Usia 7 - 12 bulan
Jenis game yang cocok pada usia ini adalah boneka, mobil-mobilan dari plastik untuk membantunya bermain dengan imajinasi. Selain itu, mainan cangkir atau mangkuk yang berisi biskuit atau cereal untuk melatih kemampuan mengambil dan menaruh benda.
Game tersebut cocok untuk buah hati karena pada usia ini kemampuan motorik berkembang pesat. Mereka banyak bergerak, seperti berguling, duduk, merangkak, dan berdiri.
Usia 1-2 tahun
Nah, game yang sebaiknya diberikan pada usia ini adalah alat musik, alat lukis, dan buku cerita. Selain itu, telepon, boneka, binatang dari plastik dan puzzle untuk melatih imajinasinya.
Jenis game itu cocok untuknya karena mereka sudah bisa berdiri, dan mulai berjalan. Selain itu, anak juga mulai belajar caranya naik turun tangga, mengucapkan beberapa kata, dan bersosialisasi dengan anak-anak seusianya.
Usia 2 tahun
Berikan jenis game yang bisa meningkatkan keterampilan anak usia ini yang mulai menyukai kegiatan fisik beragam, seperti puzzle, lego, set konstruksi, alat transportasi, furniture, boneka dan aksesori serta permainan pasir atau air dengan berbagai bentuk dan warna.
![]() |
Usia 3-6 tahun
Anak usia ini sudah paham untuk bergantian dan punya kemampuan bahasa lebih baik dan bersosialisasi, jadi Bunda bisa memberikannya mainan seperti ular tangga, halma, atau kartu. Selain itu, Bunda bisa mengajaknya bermain bola dengan teman-temannya atau bersepeda.
Usia sekolah
Untuk anak usia sekolah, game yang cocok untuknya adalah yang merangsang kemampuan peran, ketangkasan, dan kreativitas, seperti monopoli, scrabble, catur dan lainnya. Selain itu, skateboard, sepeda dan game outdoor lainnya juga cocok untuk mereka.
"Berbagai permainan tradisional juga bermanfaat, seperti engklek, layangan, ular naga, lompat tali, congklak, bola bekel," ujar Dr. Bernie.
Bagaimana dengan video game dan game online?
Menghindari atau membatasi anak dari video game atau game online maupun game offline cukup sulit untuk dilakukan. Namun harus dibatasi karena game jenis ini bisa membuat candu.
Permainan game ini juga memiliki peringkat usia dan ini perlu diperhatikan. Pilih game jenis ini juga sesuai dengan usia anak dan yang bisa mendorong anak untuk berkreasi atau berimajinasi.
Dikutip dari Guardian, American Accademy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan maksimal main game satu jam sehari untuk usia hingga 5 tahun. Sementara untuk usia di atas 6 tahun, tidak ada jumlah yang disarankan.
Namun Bunda perlu tahu bahwa bermain game jenis ini selama beberapa jam per hari bukan hal yang baik. Dan waktu yang dianggap masuk akal adalah kurang dari 90 menit.
Sementara itu, dikutip dari IDAI, dr Amanda Soebadi, SpA(K) selaku dokter spesialis anak dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM) menyarankan untuk membatasi waktu anak menonton televisi dan bermain game maksimal 1-2 jam sehari dengan tayangan atau game berkualitas.
Sementara itu, cara untuk membatasi waktu main game adalah dengan membuat kesepakatan sejak awal dengan anak dan beri peringatan lima menit sebelum waktunya habis. Bersikaplah tegas tapi masuk akal. Misal, jika anak benar-benar membutuhkan satu menit lagi untuk menyelesaikan pertandingan, bermurah hatilah.
Bunda juga bisa membuat kesepakatan bahwa setiap menit yang mereka habiskan untuk bermain setelah batas waktu berakhir akan menghabiskan waktu lima menit untuk sesi berikutnya. Sementara untuk anak yang lebih kecil, gunakan pengatur waktu untuk menyetel batas waktu yang disepakati dan diletakkan dekat anak.
Selain itu, ajak anak menghabiskan waktu di luar ruangan, dan menikmati hal-hal baik lainnya seperti membaca buku, menghadiri pelajaran musik, dan lainnya.
Bunda simak yuk oanduan memilih mainan sesuai anak di video berikut ini:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Parenting
5 Manfaat Mainan Skuter untuk Balita, Salah Satunya Bangun Percaya Diri Anak

Parenting
4 Tips Bermain Bersama Anak, Ada Mainan Populer di Masa Pandemi COVID-19

Parenting
Review HaiBunda: Early Learning Kits, Mainan Edukasi untuk Anak di Bawah 1 Tahun

Parenting
Jangan Salah Pilih Bun, Ini Rekomendasi Mainan Edukasi Anak Sesuai Usia

Parenting
4 Tips Memilih Mainan Anak 1 Tahun, Bunda Perlu Tahu


7 Foto
Parenting
Tinggalkan Karier Artis, Intip 7 Potret Kehidupan Acha Sinaga Jadi Bunda 2 Anak di Australia
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda