Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Waspada Aplikasi Android Pencuri Data, Ini Cara Mengeceknya Bun

Annisa Afani   |   HaiBunda

Sabtu, 07 Aug 2021 15:57 WIB

Shopping on Virus Times at Home, Covid-19, Coronavirus, Stay Home
Ilustrasi handphone/Foto: Getty Images/iStockphoto/Pofuduk Images
Jakarta -

Dewasa ini, aksi pencurian data oleh oknum tak bertanggung jawab menjadi hal yang amat mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, tindakan tersebut terkesan semakin mudah untuk mereka lakukan, Bunda.

Belum lama ini, sebuah penelitian menemukan aplikasi di Android yang mampu menginfeksi ponsel dengan malware. Dari aplikasi tersebut, bisa mencuri uang korban yang jadi pengguna handphone.

Lebih lanjut, peneliti juga meminta pengguna handphone khususnya basis Android untuk tidak asal masuk atau mengklik URL singkat yang diterima. Temuan ini diungkap oleh peneliti malware dari ESET Lukas Stefanko. Katanya, link itu tersebut menggunakan teknik iklan agresif dan mengarahkan pada situs berbahaya.

"Monetisasi berarti saat seseorang mengklik link seperti itu, sebuah iklan, akan ditampilkan yang menghasilkan pendapatan pada orang yang membuat URL," kata Stefanko, dikutip dari Express.

Banner Pria Semarang Nikahi Bule Jerman

Teknik iklan tersebut digunakan seperti scareware, yakni memberitahu pengguna HP jika perangkatnya terkena malware. Pengguna ponsel diminta untuk mengunduh aplikasi dalam Play Store atau mengikuti survei.

"Masalahnya beberapa layanan link singkat itu menggunakan teknik iklan yang agresif seperti iklan scareware."

"Memberi tahu pengguna jika perangkat terinfeksi malware berbahaya, mengarahkan pengguna mengunduh aplikasi dari Google Play Store atau berpartisipasi dalam survei tidak jelas, mengirimkan konten dewasa, menawarkan memulai langganan SMS premium, mengaktifkan notifikasi browser, dan membuat penawaran meragukan memenangkan hadiah," ungkap Stefanko.

Pengguna Android akan diminta mengunduh aplikasi berbahaya serta memuat malware Android/fakeAdBlocker. Aplikasi itu bisa mendownload dan mengeksekusi muatan seperti trojan perbankan, SMS, dan adware agresif di ponsel, lho.

Android/fakeAdBlocker ini pertama kali ditemukan pada September 2019. Hingga Juli 2021, dilaporkan bahwa aplikasi ini telah diunduh sebanyak 150 ribu kali pada ponsel Android.

Untuk memastikan, pemilik handphone dapat memeriksa apakah dirinya jadi korban. Caranya yakni dengan menuju ke menu Pengaturan lalu ke Aplikasi. Malware dapat dengan mudah dikenali, sebab tidak memiliki ikon atau nama aplikasi dan saat sudah menemukannya klik satu kali lalu klik Uninstall.

Stefanko menjelaskan Android/fakeAdBlocker bisa bersembunyi dari pemilik Android. Ini bekerja dengan mengirimkan konten dewasa yang tidak diinginkan hingga membuat acara kalender spam selama beberapa bulan ke depan.

"Mempercayai iklan scareware dapat merugikan korbannya baik dengan mengirimkan pesan SMS tarif premium, berlangganan layanan yang tidak perlu atau mengunduh aplikasi tambahan dan seringkali berbahaya."

"Selain itu kami mengidentifikasi berbagai trojan perbankan Android dan SMS yang diunduh dan dieksekusi," paparnya.

Selain Android, malware ini juga ditemukan dan dapat mengancam handphone basis iOS juga, Bunda. Saat terinfeksi, maka pengguna mendapatkan banyak iklan yang tidak diinginkan seperti kalender spam dan menipu untuk menekan link berbahaya.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI. 

Simak juga cara Turki redam COVID-19 dengan melacak warga melalui aplikasi dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]



(AFN/som)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda