
trending
Sosok Yang Chil Sung, Pahlawan RI Asal Korea yang Ikut Perjuangkan Kemerdekaan
HaiBunda
Senin, 16 Aug 2021 16:27 WIB

Kemerdekaan Indonesia diperingati setiap 17 Agustus. Tanah Air bisa merdeka seperti sekarang ini berkat jasa para pahlawan. Di antara mereka, ada juga warga negara asing yang turut memperjuangkan Indonesia lho.
Yang Chil Sung merupakan pemuda yang lahir dan dibesarkan di Wanjoo, Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan. Tak banyak yang diketahui soal masa kecil Yang Chil Sung. Namun namanya masuk ke dalam jajaran tentara Jepang yang dikirim ke Indonesia yang pada akhirnya menjadi pahlawan Nasional.
"Pada tahun 2011 sudah dikumandangkan bahwa Yang Chil Sung adalah tentara jepang yang berasal dari Korea. Namun soal Yang Chil Sung seperti apa, itu yang missing dari penelitian ini," kata Rostineu, dosen Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) kepada HaiBunda.
Pemuda kelahiran 29 Mei 1919 itu direkrut menjadi anggota tentara Jepang saat beranjak dewasa. Sejak memasuki periode Perang Dunia II, Jepang banyak mengambil pemuda dari negara-negara jajahannya termasuk Korea untuk dibawa ke Indonesia.
Meski begitu, tak diketahui dengan pasti apakah Yang Chil Sung bergabung dengan tentara Jepang secara sukarela atau karena paksaan. Namun yang pasti, ia ditugaskan menjadi penjaga tawanan perang (phorokamsiwon).
"Semua tergantung periodenya. Kalau dia bergabung sebelum PDÂ II, berarti sukarela. Tetapi kalau sudah masuk PD II, Jepang merekrut tentara berangsur-angsur jadi paksaan," ujarnya.
Yang Chil Sung dibawa ke Indonesia dan ditugaskan untuk menjaga camp tawanan Jepang di Bandung pada 1942 silam. Kala itu Jepang masih menguasai Nusantara. Yang Chil Sung memakai nama Jepang Shichisei Yanagawa.
Menurut catatan sejarah, Yang Chil Sung merupakan prajurit yang sangat pandai dan terampil. Padahal ia hanya bertugas sebagai penjaga tawanan, bukan asisten tentara (gunsok).
"Dia punya kemampuan lebih dibandingkan asisten tentara. Dia bisa merakit ranjau, punya kemampuan berbahasa yang bagus, termasuk bahasa Jepang dan Indonesia," tutur Rostineu.
Lantas, bagaimana Yang Chil Sung pada akhirnya membelot dari tentara Jepang dan bertarung melawan Belanda di Indonesia? Simak di halaman selanjutnya.
Simak juga video sejarah presiden Indonesia dari dahulu hingga sekarang:
BERGABUNG DENGAN INDONESIA
Makam Yang Chil Sung/ Foto: Detikcom/Hakim Ghani
Indonesia meraih kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945. Jepang kalah perang dan pulang ke negara asal. Namun Yang Chil Sung dan para tentara dari Korea tidak bisa pulang, Bunda.
Kapal yang menjemput para tentara kekurangan jumlah sehingga mereka harus menunggu untuk dipulangkan. Namun Yang Chil Sung pada akhirnya memutuskan untuk tinggal di Indonesia.
"Mereka tidak mungkin diam saja. Tidak mungkin juga bergabung dengan tentara Belanda. Satu-satunya cara adalah bergabung dengan orang Indonesia. Tujuannya untuk menyelamatkan diri dan bertahan hidup," kata Rostineu.
Pasukan Pangeran Pakpak (PPP) yang dipimpin Mayor Saoed Moestofa Kosasih menangkap tentara Jepang salah satunya Yang Chil Sung. Mereka hampir mendapatkan hukuman mati, namun Mayor Kosasih akhirnya merekrut mereka sebagai prajurit Indonesia.
"Mereka diselamatkan oleh Ayah saya, lalu masuk Islam dan diganti namanya. Mereka juga disunat secara Islam," ungkap Basroni Kosasih, putra Mayor Kosasih, dalam siaran dokumenter KBS.
Yang Chil Sung mengganti namanya menjadi Komarudin. Tak sendiri, ia bergabung bersama Hasegawa yang berubah nama menjadi Abu Bakar serta Aoki menjadi Usman. Kemudian ada dua orang Jepang lagi yang dinamai Umar dan Ali.
Sejak bergabung menjadi prajurit Nusantara, Yang Chil Sung bertarung melawan tentara Belanda. Simak di halaman selanjutnya.
DIHUKUM MATI
Makam Yang Chil Sung (Foto: Detikcom/Hakim Ghani)
Memakai nama Komarudin, Yang Chil Sung banyak terlibat dalam gerilya Pasukan Pangeran Pakpak terhadap Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia usai merdeka. Karakter Komarudin yang cerdas dan gesit membuat pasukan mereka selalu menang.
"Dia bertahun-tahun dilindungi oleh masyarakat Indonesia sehingga menjadi respect sekali dan ikut berjuang. Apalagi ia juga pernah merasakan hal yang sama (dijajah) oleh tentara Jepang," kata Rostineu.
Pasukan Pangeran Pakpak dikenal pandai bersembunyi dari musuh dan mampu menggulingkan mereka dengan senjata yang amat sederhana. Namun pada Agustus 1948, perjuangan mereka harus berakhir ketika seorang warga Indonesia berkhianat dan membocorkan tempat persembunyian mereka kepada Belanda.
Komarudin tertangkap bersama para Pasukan Pangeran Pakpak dan dijatuhkan vonis hukuman mati. Mereka dibawa ke Lapangan Kerkhoff. Di pagi itu, Komarudin memakai baju koko warna putih dan sarung merah seperti menyiratkan bendera Indonesia.
Komarudin sempat diberi kesempatan untuk bergabung dengan tentara Belanda. Namun ia menolak dan memilih mati secara terhormat. Ia hanya meminta untuk dimakamkan secara Islam. Sebelum suara tembakan menggema di udara, Komarudin sempat berteriak "Merdeka!"
Jasad Komarudin dan para Pasukan Pangeran Pakpak yang gugur dikebumikan di Pemakaman Pasir Pogor, Sukabumi. Kemudian jasad mereka dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Tenjolaya, Garut pada 1975.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Trending
Istri Song Joong Ki Jadi Perhatian di Pernikahan Adik Ipar, Dipuji Makin Cantik & Menarik

Trending
Terpopuler: Pesan Menohok Inara Rusli untuk Netizen yang Hina Fisik Anak-anaknya

Trending
5 Artis Indonesia yang Lahir di Tanggal 17 Agustus, Salah Satunya Cinta Laura

Trending
Rayakan Kemerdekaan Dalam Parade 17an Detikcom, Ada Hadiah Menarik Bun!

Trending
6 Makanan Sisca Kohl dengan Harga Sultan, Stroberi Korea hingga Pasta Truffle


7 Foto
Trending
7 Potret Kang Gary Eks Running Man Liburan Seru Bareng Istri & Anak ke Bali
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda