Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Gambar Paus Bikin Bocah 12 Tahun Ini Raup Rp5,7 Miliar, Kok Bisa?

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Senin, 30 Aug 2021 09:10 WIB

Boy on the internet with laptop computer doing homework with blank screen
ilustrasi anak menggunakan laptop/ Foto: iStock

Bocah berusia 12 tahun bernama Benyamin Ahmed bukanlah anak biasa melainkan inspiratif. Di luar waktu sekolah, tak hanya suka berenang, taekwondo, Ahmed menemukan hobinya yaitu belajar cara membuat kode.

Pada usia 5 tahun, Ahmed mulai memprogram setelah melihat ayahnya, Imran, bekerja sebagai pengembang web. Dia mulai dengan HTML dan CSS, dan terus mengembangkan keterampilan pengkodeannya, kemudian mempelajari JavaScript dan program lainnya, Bunda.

Namun akhir-akhir ini, token yang tidak dapat dipertukarkan, atau NFT, dan kontrak pintar, atau kumpulan kode, yang mendukungnya, telah menarik perhatian Ahmed.

"Saya pertama kali belajar tentang NFT awal tahun ini," ucap Ahmed, dilansir CNBC.

"Saya terpesona dengan NFT karena Anda dapat dengan mudah mentransfer kepemilikan NFT melalui blockchain."

Bagi Bunda yang belum tahu, NFT adalah aset digital unik, termasuk jpeg dan klip video, yang diwakili oleh kode yang direkam pada blockchain, yang merupakan buku besar digital terdesentralisasi. Setiap NFT dapat dibeli dan dijual, seperti aset fisik, tetapi blockchain memungkinkan kepemilikan dan validitas masing-masing dilacak.

Perkembangan Janin Usia 2 Bulan

Benar-benar di luar pemikiran anak usia 12 pada umumnya ya? Ahmed sendiri telah menghasilkan sekitar £290.000 atau Rp5,7 miliar setelah membuat gambar digital paus dan menjual token kepemilikan mereka yang disimpan di blockchain.

Koleksi karya seni pixelated Benyamin Ahmed yang disebut Paus Aneh (Weird Whales) menjadi viral selama liburan sekolah.

Sang ayah kemudian menggambarkan karya seni itu mirip dengan kartu Pokemon digital dan mengatakan bahwa mereka sukses besar karena para kolektor menyadari signifikansi historisnya.

"Orang-orang menganggap seni itu sekunder," katanya.

"Bayangkan ketika mesin cetak keluar, jika Anda berhasil mendapatkan sebuah buku yang asli, ditulis oleh seorang anak berusia 12 tahun yang menjadi viral, Anda dapat membayangkan bagaimana itu akan bertambah nilainya dari waktu ke waktu karena signifikansi historisnya."

Ahmed berhasil menggambar kumpulan 3.350 paus dengan gaya meme paus umum yang terlihat di video game Minecraft di situs web seni piksel. Ahmed kemudian dapat menjual token yang tidak dapat dipertukarkan (NFT).

Apa yang membuat Ahmed terinspirasi? Baca kelanjutannya di halaman berikut.

Simak juga video soal ide alokasi dana dari hadiah yang diberikan untuk Greysia Polii dan Apriyani Rahayu:

[Gambas:Video Haibunda]



AHMED & ADIKNYA, MENGKODE SEJAK USIA LIMA

Benyamin Ahmed, bocah 12 tahun yang raup Rp 5,7 miliar dari jualan NFT

Benyamin Ahmed/ Foto: Screenshot/detikINET

Dilansir Guardian, Ahmed dan saudaranya, Yousef, telah mengkode sejak usia lima dan enam tahun setelah terinspirasi oleh ayah mereka, yang bekerja di bidang keuangan tradisional.

"Setiap hari kami mencoba melakukan setidaknya satu latihan pengkodean dan kami telah melakukannya secara konsisten selama beberapa tahun," kata Yousef.

Ayahnya mengatakan dia menyadari anak laki-lakinya mengerti pengkodean lebih awal dan bahwa mereka berada di peringkat 6 persen teratas pada platform yang disebut Codewars, komunitas pendidikan yang digunakan oleh ratusan ribu orang.

Kendati demikian, Imran Ahmed merasa tidak masuk akal ketika melihat orang-orang yang rela membayar miliaran Rupiah. "Saya tidak mengerti. Mengapa mereka membayar ribuan dolar?" kata Imran.

Namun, orang-orang di blockchain, apa yang mereka lihat adalah bahwa blockchain ada di sini dan mereka ada di sini selama 500 tahun ke depan.

"Ben tidak pernah berinteraksi dengan sistem keuangan warisan tradisional," katanya. "Dia tidak pernah punya akuntan, rekening bank, dia tidak pernah mendaftarkan perusahaan.

"Orang-orang mengatakan bahwa orang ini mungkin menjadi pertanda di mana kita akan berada dalam 10, 15, 25 tahun. Ini semacam memvalidasi apa yang dikatakan semua orang tentang blockchain, tentang bitcoin dan Ethereum. Dia berpotensi menjadi orang pertama dalam sejarah yang melakukan ini."

Benyamin Ahmed menyimpan penghasilannya di Ethereum, mata uang kripto yang juga digunakan untuk menjual karya seni paus. Tak lupa, Ahmed juga berikan nasihat untuk teman-teman sepantarannya.

Baca kelanjutannya di halaman berikut.

PESAN AHMED UNTUK ANAK-ANAK LAINNYA

Boys are using digital tablet and is sitting on a sofa at home in Kuala Lumpur, Malaysia.

ilustrasi anak dengan gadgetnya/ Foto: iStock

Rupanya, teman-teman sekelas Benyamin belum mengetahui kekayaan kripto yang baru ditemukannya. Ya, meskipun ia telah membuat video YouTube tentang hobinya, yang ia nikmati selain berenang, bulu tangkis, dan taekwondo. Benyamin Ahmed pun memiliki pesan untuk anak-anak seusianya atau generasi selanjutnya.

"Saran saya untuk anak-anak lain yang mungkin ingin masuk ke ruang ini adalah jangan memaksakan diri untuk melakukan coding, mungkin karena Anda mendapatkan tekanan teman sebaya - seperti jika Anda suka memasak, memasak, jika Anda suka menari, menari, hanya lakukan dengan kemampuan terbaik Anda," kata Ahmed.

Ayah Benyamin, Imran, seorang pengembang perangkat lunak yang bekerja di keuangan tradisional, Bunda. Mereka mendorong Benyamin dan saudaranya, Yousef, untuk mulai coding pada usia lima dan enam tahun.

"Jadi lah, anak-anak memiliki keuntungan dari jaringan ahli teknologi yang kuat untuk meminta nasihat dan bantuan," kata bocah 12 tahun itu.

Bagaimana Bunda, inspiratif ya sosok satu ini?

Simak juga video tiga aplikasi memasak yang menghasilkan uang berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




(aci/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda