Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Atlet Wanita Afghanistan Tewas Secara Tragis Dibunuh Taliban, Pelatih Ceritakan Ini

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Minggu, 24 Oct 2021 18:40 WIB

Sejumlah wanita di Afghanistan melakukan aksi unjuk rasa mengkritik Taliban. Dalam aksi itu salah satu aspirasi yang disuarakan adalah terkait hak-hak perempuan
Wanita Afghanistan kritik Taliban/ Foto: AP Photo/Ahmad Halabisaz

Sebuah laporan media luar begitu menggemparkan dunia olahraga, Bunda. Menurut laporan tersebut, seorang pemain voli wanita Afghanistan Mahjabin Hakimi tewas secara tragis di tangan Taliban. Kelompok itu disebut telah memenggal kepala dan memposting gambar kepalanya di media sosial.

Mahjabin, yang sedang naik daun di Klub Bola Voli Kota Kabul, dibantai oleh para jihadis awal bulan Oktober, Bunda. Hal ini diungkap oleh sang pelatih dalam sebuah wawancara dengan The Persia Independent.

Namun, dilansir Daily Mail, ada lagi laporan yang bertentangan di media sosial, mengatakan bahwa Mahjabin telah dibunuh secara misterius seminggu sebelum Taliban merebut Kabul, dengan sertifikat kematian yang konon menunjukkan tanggal kematiannya pada pertengahan Agustus.

Sementara, laporan lain mengklaim bahwa atlet voli wanita itu telah melakukan bunuh diri. Lalu, sebuah foto yang konon merupakan jasad Mahjabin menunjukkan cedera di lehernya. Meski demikian penyebab kematiannya belum pasti jika hanya melihat foto.

Banner Jenis BougenvilleBanner Jenis Bougenville/ Foto: HaiBunda/Mia

Laporan dengan banyak klaim bermunculan, tapi Pusat Jurnalisme Investigasi Payk yang berbasis di Afghanistan menegaskan bahwa sumbernya telah mengkonfirmasi bahwa Mahjabin benar dipenggal oleh Taliban di Kabul.

Kematian atlet wanita itu baru sekarang dilaporkan karena pelatih mengatakan bahwa Taliban mengancam keluarganya untuk tidak memberi tahu siapa pun apa yang telah terjadi.

Setelah foto mengerikan itu tersebar secara online, sang pelatih memutuskan bahwa dia harus berbicara. Baca kelanjutannya di halaman berikut.

Simak juga aturan baru Taliban di Afghanistan, mahasiswa dan mahasiswi dipisahkan tirai saat kuliah:

[Gambas:Video Haibunda]




PELATIH UNGKAP ATLET WANITA LAIN KETAKUTAN

Depressed sad young female standing in a dark tunnel

ilustrasi wanita/ Foto: iStock

Pelatih mengungkap bahwa kejadian tragis yang dialami Mahjabin menimbulkan banyak ketakutan di kalangan atlet, terutama atlet wanita.

"Semua pemain tim bola voli dan atlet wanita lainnya berada dalam situasi yang buruk dan putus asa dan ketakutan," kata sang pelatih.

"Semua orang terpaksa melarikan diri dan tinggal di tempat yang tidak diketahui."

Mahjabin, diketahui, bermain bola voli untuk klub Kabul sebelum Taliban merebut kekuasaan dari pemerintah yang didukung AS pada akhir Agustus lalu.

Pelatih mengatakan bahwa hanya dua anggota tim yang berhasil melarikan diri dari negara itu sebelum jatuh ke tangan Taliban. Sisanya sekarang bersembunyi dan ketakutan, Bunda.

Mendengar kejadian yang menimpa Mahjabin, federasi bola voli Italia pun mengumumkan bahwa semua liga akan mengheningkan cipta selama satu menit untuk Mahjabin sebelum pertandingan mereka akhir pekan ini.

Penghormatan itu diputuskan oleh ketua federasi Giuseppe Manfredi setelah berdiskusi dengan Komite Olimpiade Italia.

Untuk Bunda ketahui, setelah Taliban berkuasa, Taliban telah melarang semua olahraga wanita dan memaksa banyak atlet terkenal negara itu bersembunyi, melindungi diri. Baca kelanjutannya di halaman berikut.

ATLET WANITA AFGHANISTAN DIANCAM TALIBAN

ilustrasi wanita sedih

ilustrasi wanita/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Suphansa Subruayying

Sejak Taliban menguasai Afghanistan, mereka melarang perempuan kembali bekerja dan bersekolah. Wanita yang menentang dekrit mereka berisiko disiksa dan dibunuh, Bunda.

Tim bola voli nasional wanita Afghanistan sendiri telah mengajukan petisi kepada organisasi asing untuk membantu mengeluarkan mereka dari negara itu tetapi sejauh ini belum berhasil.

Zahra Fayazi, seorang anggota tim senior yang melarikan diri ke Inggris pada bulan Agustus, sebelumnya menjelaskan bagaimana sesama pemain telah dibunuh oleh Taliban.

"Pemain kami yang tinggal di provinsi harus pergi dan tinggal di tempat lain," katanya kepada BBC bulan lalu.

"Mereka bahkan membakar peralatan olahraga mereka untuk menyelamatkan diri dan keluarga mereka. Mereka tidak ingin mereka menyimpan sesuatu yang berhubungan dengan olahraga. Mereka ketakutan."

Zahra mengungkap banyak pemain yang berasal dari provinsi diancam berkali-kali oleh kerabat mereka yang merupakan pengikut Taliban.

"Taliban meminta keluarga pemain kami untuk tidak mengizinkan anak perempuan mereka berolahraga, jika tidak mereka akan menghadapi kekerasan yang tidak terduga," tutur Zahra Fayazi.


(aci/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda