TRENDING
5 Nilai Moral yang Bisa Diambil dari Film Kadet 1947
Annisa A | HaiBunda
Selasa, 23 Nov 2021 18:25 WIBKadet 1947 menjadi salah satu film yang bisa Bunda saksikan di penghujung tahun. Tayang pada 25 November, film ini akan menggugah semangat nasionalisme penonton lewat tema sejarah kemerdekaan Indonesia.
Berdurasi 110 menit, film garapan Rahabi Mandra dan Aldo Swastia ini diproduksi oleh Temata Studios dan Celerina Judisari Production, yang didukung oleh Legacy Pictures.
Film Kadet 1947 mengambil latar peristiwa sejarah Agresi Militer Belanda I pada 29 Juli pada 74 tahun silam. Momentum itu merupakan peristiwa misi serangan udara pertama Angkatan Udara RI kepada markas pertahanan Belanda di Semarang, Salatiga, dan Ambarawa.
Belanda, yang kala itu berjanji akan segera meninggalkan Indonesia di Perundingan Linggarjati ternyata melanggar kesepakatan dan masih melakukan serangan. Kadet 1947 akan menceritakan peristiwa tersebut dari sudut pandang tujuh orang kadet.
Ketujuh kadet tersebut merupakan murid sekolah penerbang Angkatan Udara di Maguwo. Mereka adalah Sigit (Bisma Karisma), Mul (Kevin Julio), Har (Omara Esteghlal), dan Adji (Marthino Lio), Tardjo (Wafda Saifan), Dul (Chicco Kurniawan), dan Kaput (Fajar Nugra).
Berbeda dari film sejarah lainnya, Kadet 1947 dikemas dengan alur cerita yang cukup ringan sehingga mudah dimengerti dan tidak membosankan. Celetuk komedi di sejumlah adegan juga sukses mencairkan suasana menegangkan di tengah situasi perang.
Gigihnya peruangan para kadet dalam mempertahankan kemerdekaan RI menjadi daya tarik utama pada film ini, Bunda. Ada berbagai pelajaran yang bisa diambil dari produksi Temata Studios dan Celerina Judisari Production ini.
Bunda, berikut ini 5 nilai moral yang bisa diambil dari film Kadet 1947:
1. Kejujuran
Sikap kejujuran sudah selayaknya dimiliki oleh setiap orang. Dari awal dimulainya Kadet 1947, penonton sudah diajak berkenalan dengan salah satu tokoh yang merupakan 'pilar kejujuran' di film tersebut.
Mulyono atau Mul (Kevin Julio), merupakan murid penerbang di Maguwo yang memiliki etos kerja sangat tinggi. Semangatnya yang berapi-api ketika belajar selalu disertai dengan kejujuran.
Mul bahkan rela melakukan hal tak diduga ketika Presiden Soekarno (Ario Bayu) datang melihat hanggar. Ia berani mengatakan bahwa pesawat yang dibuatnya masih basah karena baru dicat.
Padahal, tak ada anggota lain yang berani berkata jujur, bahkan untuk berteriak kepada Soekarno. Sikap berani jujur itu langsung mendapat pujian dari Sang Presiden.
Tak cuma itu, Mul juga merupakan penggambaran dari sosok murid yang selalu disiplin mematuhi peraturan. Baca di halaman berikutnya, Bunda.

NILAI KEDISIPLINAN