HaiBunda

TRENDING

Setelah COVID-19, China Kini Hadapi Resesi Seks Bun

Annisa Afani   |   HaiBunda

Kamis, 25 Nov 2021 22:42 WIB
Ilustrasi resesi seks/Foto: Getty Images/iStockphoto/LuckyBusiness
Jakarta -

Setelah COVID-19, kini China disebut tengah hadapi resesi seks yang cukup mengkhawatirkan. Istilah resesi seks ini digunakan koresponden CNBC International. Dalam tulisannya, peristiwa ini menggambarkan menurunnya mood pasangan untuk melakukan hubungan seksual, menikah, dan mempunyai anak di Amerika Serikat (AS) pada tahun 2019.

Hal tersebut terjadi turut di China. Pada 2020, angka kelahiran di China mengalami penurunan yang sangat drastis.

Dalam pemberitaan di media resmi China, yakni Global Times kemarin, Biro Statistik Nasional negara tersebut mengumumkan bahwa tingkat kelahiran pada tahun 2020 tercatat hanya 8,52 per seribu orang. Pemerintah mencatat bahwa tingkat pertumbuhan alami populasi menyumbang 1,45 per seribu, terendah dalam 43 tahun terakhir.


Kemudian melalui Strait Times yang melansir Bloomberg, tidak diketahui alasan langsung yang menjadi penyebab angka kelahiran di China turun. Tetapi angka-angka baru mengonfirmasi bahwa pertumbuhan populasi di ekonomi nomor dua dunia itu melambat secara dramatis.

Jumlah pasangan yang baru menikah di China pada tiga kuartal pertama telah anjlok 17,5 persen, Bunda. Selain itu, kemauan kaum muda untuk menikah di kota maupun di pedesaan pun kian menurun.

Pada Oktober lalu, Liga Pemuda Komunis China mengeluarkan publikasi. Di dalamnya, tercatat bahwa hampir setengah atau 50 persen dari wanita muda yang tinggal di perkotaan negeri itu enggan menikah.

Ada beberapa alasan yang menyebabkan keengganan untuk menikah ini. Mulai dari tak punya waktu hingga biaya keuangan pernikahan dan beban ekonomi memiliki anak.

"Mereka yang disurvei mengatakan tidak punya waktu atau energi untuk menikah," kata laporan tersebut.

Tak hanya itu, sepertiga dari responden juga mengatakan tidak percaya pada pernikahan. Bahkan dalam persentase yang sama, para responden juga mengatakan tidak pernah jatuh cinta.

Dari seluruh alasan itu, ada juga satu alasan terkait kultur bekerja 9-9-6. Budaya ini adalah posisi bekerja di mana warga bekerja 9 pagi sampai 9 malam, enam hari seminggu.

Budaya ini paling kentara di perusahaan digital seperti Alibaba, Pinduoduo, dan JD.com. Hal ini membuat pekerja merasa terhalang dalam membina keluarga.

TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI. 

Bunda, ketahui juga tiga penyebab Bunda sulit mencapai orgasme saat berhubungan seksual dalam video berikut:



(AFN/som)

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Keseruan Wendy Cagur dan Keluarga Liburan di Korea Selatan, Ini 5 Potretnya

Parenting Nadhifa Fitrina

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Parenting ZAHARA ARRAHMA

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Menyusui Amrikh Palupi

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

Kehamilan Annisa Aulia Rahim

Cara Diet Aktor Korea Yoon Si Yoon untuk Turunkan BB 5 Kg dalam 1 Hari

Mom's Life Arina Yulistara

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Ini Alasan Kenapa Bunda Tak Boleh Paksa Si Kecil Memeluk Saudaranya

Khayru Putra Gunawan Sudrajat Kerap Dibully saat Kecil, Kini Sudah Kuliah di Australia

Sunat Anak Laki-Laki: Usia yang Tepat, Estimasi Biaya, Manfaat, Risiko & Perawatannya

Kenali Ciri Stadium Awal Kanker Payudara dari Kulit Tubuh, Termasuk Tampak seperti Jeruk

Seberapa Besar Peluang Hamil Anak Kembar dari 1 Embrio Melalui IVF? Simak Kata Ahli

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK