Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

5 Fakta Vaksin Nusantara Dr Terawan yang Viral Bisa Sembuhkan Gadis Lumpuh

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Minggu, 01 May 2022 14:19 WIB

Scientists are done research on vaccine in laboratory with test tubes on Covid19 Coronavirus type for discover vaccine.
Ilustrasi Vaksin Nusantara / Foto: Getty Images/iStockphoto/chayakorn lotongkum

Kejadian aneh terjadi pada seorang gadis remaja bernama Vanessa. Ia mengaku bisa kembali berjalan usai menerima vaksin Nusantara buatan dr Terawan Agus Putranto.

Hal tersebut diketahui lewat unggahan video yang viral di media sosial. Dalam videonya, terlihat gadis berusia 13 tahun itu sedang mendatangi dr Terawan untuk mengucapkan terima kasih.

Video yang diunggah oleh akun Twitter @gantinamaa****** itu langsung viral, Bunda. Dalam video tersebut, Vanessa tampak terlihat dalam keadaan sehat dan mampu berdiri hingga berjalan menghampiri dr Terawan.

Kabar mengenai vaksin Nusantara yang bisa membuat Vanessa sehat lagi langsung menyebar di masyarakat. Banyak orang yang bertanya-tanya soal efek yang diberikan oleh vaksin tersebut.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini fakta-fakta mengenai gadis remaja yang bisa kembali berjalan usai disuntik vaksin Nusantara:

1. Awalnya sakit dan tidak bisa jalan

Lewat berbagai kabar yang beredar di media sosial, gadis 13 tahun bernama Vanessa itu sebelumnya dikatakan sempat sakit hingga tidak bisa berjalan.

Melansir dari detikcom, Vanessa diketahui datang bersama keluarganya ke RSPAD untuk mendapatkan pengobatan. Ia datang dalam keadaan tidak bisa berjalan sehingga harus memakai alat bantu kursi roda.

Sesampainya di rumah sakit, Vanessa langsung ditangani oleh dr Terawan dan jajaran tim vaksin Nusantara (vakNus).

Sebelum mengobati Vanessa, jajaran tim vaksin Nusantara dan dr Terawan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu dengan mengambil darah gadis tersebut.

Darah yang telah diambil dari tubuh Vanessa kemudian diinkubasi dengan reagen vaksin Nusantara. Proses tersebut dilaporkan berjalan lancar tanpa hambatan, Bunda.

Seminggu kemudian pada 8 April 2022, Vanessa kembali disuntikkan vaksin Nusantara. Tak disangka, ia dapat kembali berjalan usai menerima vaksin dosis kedua. Dalam dua hari disuntik, ia dikabarkan bisa berjalan sendiri dan pergi ke minimarket.

Kasus tersebut langsung menjadi perhatian tim dokter. Kepala RSPAD Gatot Soebroto Letjen Albertus Budi Sulistya mengatakan bahwa mereka tengah menangani kasus tersebut dan memberikan laporan khusus.

"RSPAD menugaskan Kepala Instalasi Cell Cure Kol Ckm dr Roedi Jatmiko, Sp A, Kol Ckm dr Yeni Purnama, Sp A (K), M.A.R.S, MH dan Tim Cell Cure Center untuk membuat CASE REPORT," kata dr Budi melalui pesan singkat, Sabtu (30/4/2022).

Kasus itu juga ditanggapi oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Baca di halaman berikutnya.

Saksikan juga video tentang fakta mengenai vaksin kanker serviks yang akan diwajibkan di Indonesia:

[Gambas:Video Haibunda]




TIDAK BISA SEMBUHKAN PENYAKIT?

Young doctor giving COVID 19 vaccine to young woman at home

Ilustrasi Vaksin Nusantara / Foto: Getty Images/iStockphoto/MJimages

2. Tidak masuk logika

Kabar keberhasilan vaksin Nusantara dalam menyembuhkan seorang gadis remaja langsung menyebar ke seluruh Indonesia. Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban turut buka suara soal berita viral tersebut.

Menurut Prof Zubairi, secara umum vaksin tidak bisa menyembuhkan penyakit. Diperlukan uji klinis lebih lanjut demi membuktikan efektivitas dan keamanan vaksin.

Hal itu karena laporan kesembuhan yang terjadi pada satu atau dua orang saja, tidak bisa menjadi bukti medis untuk pengobatan, Bunda.

"Logika vaksin sebenarnya bukan untuk menyembuhkan, vaksin diberikan untuk memberi daya lindung seseorang terhadap virus," tutur Prof Zubairi dalam akun Twitter pribadinya, dikutip detikcom atas izin yang bersangkutan, Minggu (1/4/2022).

"Klaim satu atau dua pasien tidak bisa jadi dasar persetujuan BPOM, FDA, EMA atau NHS untuk dijadikan pengobatan. Tetap harus melalui uji klinik 1, 2, dan 3 yang kemudian dinyatakan efektif dan aman pada skala besar," bebernya.

3. Teknologi vaksin Nusantara untuk pengobatan kanker

Meski belum punya bukti kuat mengenai efektivitas vaksin Nusantara pada kesembuhan penyakit Vanessa, teknologi vaksin tersebut sebelumnya sudah pernah digunakan untuk pengobatan.

Salah satunya adalah pengobatan kanker yang menggunakan teknologi berbasis sel dendritik, seperti yang digunakan oleh vaksin Nusantara.

Kendati demikian, pengobatan tersebut masih belum menjadi pedoman di banyak negara. Belum terdapat pula bukti ilmiah tentang kesembuhan pasien lumpuh.

"Bahkan setelah (vaksin) terbukti dan disetujui, ada yang namanya postmarketing surveillance (PMS). Semacam evaluasi dan pemantauan. Sebab itu, saya dukung vaksin Nusantara untuk melakukan penelitian lebih lanjut," pesan dia.

Lantas, apa sebenarnya vaksin Nusantara yang sedang viral itu? Baca di halaman berikutnya.

TIDAK DAPAT IZIN DARI BPOM

Doctors wearing PPE uniforms white gloves are inoculating the arm muscles to prevent COVID 19.

Ilustrasi Vaksin COVID-19 / Foto: Getty Images/iStockphoto/Worayuth Kamonsuwan

4. Awalnya dikembangkan untuk vaksin COVID-19

Seperti Bunda ketahui, vaksin Nusantara pada mulanya dikembangkan untuk melawan virus COVID-19. Vaksin ini dibuat dengan basis sel dendritik.

Pada awalnya, vaksin Nusantara diberi nama Joglosemar dan digarap oleh PT Rama Emerald Multi Sukses, bekerjasama dengan AIVITA Biomedical Inc, perusahaan AS pemasok teknologi dentrintik.

Sebelumnya, vaksin Nusantara menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) untuk penelitian. Namun pada Maret 2021, tim UGM mundur karena tidak dilibatkan dalam proses uji klinis.

Dr Terawan selaku penggagas vaksin Nusantara kerap menyebut inovasi ini mampu mengatasi mutasi atau varian baru COVID-19.

5. Tidak 'direstui' oleh BPOM

Pada Juli 2021 lalu, Terawan menyebut vaksin Nusantara telah diakui dunia karena dimuat dalam jurnal internasinal PubMed. Vaksin tersebut digadang sebagai 'the beggining of the end' dari penyakit COVID-19 yang tengah melanda seluruh dunia.

Akan tetapi, klaim tersebut dibantah oleh peneliti vaksin dan doktor di bidang Biokimia dan Biologi Molekuler Universitas Adelaide Australia, dr Ines Atmosukarto. Ia mengatakan, jurnal tersebut hanya berisikan hipotesis soal kemungkinan efektivitas melawan virus Corona.

"Jadi sifatnya spekulatif tidak didukung pembuktian," kata dr Ines.

Selain itu, vaksin Nusantara juga dinilai melanggar kaidah klinis dan tidak memenuhi syarat pengembangan vaksin menurut BPOM. Mereka pun tidak memberikan izin kelanjutan uji klinis vaksin Nusantara karena sejumlah catatan.

"Itu namanya vaksin terapi, jadi bukan vaksin yang seperti biasa. Uji klinik berbasis pelayanan, hanya di fasilitas pelayanan," ujar Kepala BPOM Penny K Lukito.


(anm/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda