Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Kisah WNI Berhenti dari ASN, Pilih Jadi Buruh Ikan Bergaji Rp400 Juta di LN

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Sabtu, 01 Jul 2023 13:52 WIB

Ilustrasi Wanita Bekerja di Pabrik
Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/agnormark

ASN atau PNS menjadi profesi paling diburu di Indonesia. Namun, tidak dengan cerita wanita yang satu ini karena memutuskan untuk meninggalkan profesinya sebagai ASN di sebuah kementerian di Indonesia.

Kehidupannya berubah setelah memutuskan berhenti menjadi ASN (Aparatur Sipil Negara) dan pindah ke Faroe Islands. Keputusan itu ia ambil setelah dinikahi seorang bule, Bunda.

Adalah Reni Heimustovu, yang lebih memilih bekerja sebagai buruh di pabrik ikan Kepulauan Faroe yang terletak di Denmark. Melalui akun Twitter @Hei_Reni, Reni menceritakan alasannya memilih bekerja dan tinggal di Faroe Island bersama suami dan anak-anaknya.

"Dulu di Indo gw ASN. Selama jd ASN gw sering dinas luar kota bahkan luar negeri. Setahun beberapa kali dapat kepercayaan ikut dinas bareng PM. Sekarang gw resign dan pilih kerja jadi buruh pabrik ikan di Faroe Islands," tulis Reni di Twitter, di mana HaiBunda sudah mendapatkan izin untuk mengutip tulisannya.

"Selama 3thn ini gw males cerita sama temen2 di Indo. Gak semua reaksinya baik. Bahkan ada yg tiba2 melabel gw sebagai warga kelas 2. Deym men! Warga kelas 2 itu apah?" sambungnya.

Reni pindah ke Faroe Island dan menjadi buruh karena memang tidak memiliki banyak pilihan. Ia masih belum lancar bicara bahasa asli di sana, Bunda.

Ia juga memutuskan pindah dari Indonesia karena sang suami adalah Warga Negara Asing (WNA). Menurutnya, sulit bagi suami untuk mencari kerja dengan aturan visa di Tanah Air.

"Knp gw lepas kerjaan gw dan malah jd buruh? Well... selama gw belom lancar bhs Faroe, pilihan kerja gw gak banyak. Jadilah gw "mentok" jd buruh pabrik ikan. But, really, it is okay," ujarnya.

"Klo gw sekeluarga pindah ke Indo biar gw tetep jadi ASN, yg ada suami bule gw bisa² cuma jd bapak RT. Trus abis itu netijen julid komen deh "ih...mokondo dong?". Kasian laki gw. Dengan visa keluarga di Faroe, gw sama anak³ otomatis dapat ijin kerja. Sementara visa keluarga di Indo gak gitu. Kudu cari perusahaan yg mau ngegaji bule lalu mrk yg apply working permit buat laki gw."

Beda gaji di Indonesia dan Faroe Islands

Sulitnya mendapatkan pekerjaan di Indonesia tidak dirasakan Reni ketika menetap di Faroe Islands, Bunda. Menurut data, angka pengangguran di sana 0,9 persen, lebih kecil dibandingkan di Indonesia, yang menurut data yang diperolehnya berada di angka 5,83 persen di tahun 2022.

Tak hanya itu, pendapatan yang diterimanya sebagai buruh ikan juga berbeda ketika bekerja di Tanah Air. Ia mendapatkan upah per jam dan bisa membawa pulang uang lembur lebih dari gaji normalnya.

"Salary gap di Faroe itu gak kaya sultan vs rakyat jelata. Gaji walikota 50.000DKK vs gaji buruh ikan kaya gw 25.000DKK. Beda 2x lipat. Klo di Indo, gaji walikota plus tunjangan dll... 60an juta (DKI) vs UMR 4jt an... beda 15x lipat," ungkap Reni.

"Buruh kasar kaya gw, tukang bangunan, org bengkel itu upah perjamnya mulai dr 350rb per jam sampai 800rb per jam. Bedanya sama org kantoran, mrk gajinya fix bulanan gak ada uang lembur. Kita klo gak kerja ya ga dpt duit. Tapi klo lembur, uang lembur 200% dr upah normal," sambungnya.

Selain soal gaji, waktu kerja di Faroe Island juga banyak berpihak pada pekerjanya. Simak kisah lengkap Reni di halaman berikutnya ya, Bunda.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.


DAPAT WAKTU LIBUR KERJA KHUSUS DI FAROE ISLANDS

Faroe Islands

Faroe Islands/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Reni Heimustovu memutuskan untuk berhenti kerja sebagai ASN dan pindah ke Faroe Islands. Di sana, Reni bekerja sebagai buruh di pabrik ikan.

Sistem kerja di Faroe Islands berbeda dengan di Indonesia. Menurut Reni, setiap pekerja kantoran yang lembur tidak akan mendapatkan ganti uang lembur. Tapi, mereka akan mendapatkan jatah cuti satu hari sebagai gantinya.

Reni sendiri mendapatkan jatah liburan khusus dari tempatnya bekerja. Meski tak digaji, setiap satu tahun sekali, dia akan mendapatkan uang liburan yang setara dengan 11 persen pemasukannya dalam setahun dan tidak dipotong pajak.

"Holiday itu penting bgt. Pengusaha sini gak keberatan tutup usaha selama 2 sampai 5 minggu biar bisa liburan. Ini gw dipaksa libur 2 minggu skr. Toko pun gitu. Well, we need rest and rewind," tulisnya.

"Gak kerja = gak diupah. Tapi 1 thn sekali gw dpt holiday money yg setara dengan 11% dr pemasukan gw setahun. Klo gw kerja normal tanpa lembur, 2thn lalu gw dpt 400jt setahun. Itung sendiri deh holiday money gw."

Banner Berat Ideal Janin

Meski begitu, pemasukan yang didapatnya itu belum termasuk potongan pajak ya, Bunda. Di Faroe Islands, pajak yang dikenakan ke warga cukup besar. Untuk orang yang belum menikah dipotong hampir setengah gajinya, sedangkan Reni yang sudah memiliki empat anak dipotong 30 persen.

Saat menjadi ASN, Reni mengaku mendapatkan gaji sebesar Rp60 juta per tahun. Bila dihitung pendapatannya sekarang dengan potongan pajak, pemasukannya ternyata masih lebih besar saat menjadi buruh ikan. Ia bahkan bisa menabung untuk mudik ke Tanah Air bersama suami dan empat anaknya, Bunda.

Dalam unggahan di Twitter, Reni juga menceritakan soal kehidupan orang-orang di Faroe Islands. Seperti apa ceritanya? Baca halaman berikutnya ya.

PENDIDIKAN DAN KESEHATAN GRATIS DI FAROE ISLANDS

Faroe Islands

Faroe Islands/ Foto: Getty Images/iStockphoto

Kehidupan di Faroe Islands sangat berbeda dari di Indonesia. Di negara yang terletak antara Skotlandia dan Islandia itu, biaya pendidikan hingga kesehatan gratis, Bunda.

Tak hanya itu, birokrasi di Faroe Islands juga enggak ribet. Reni bahkan tidak perlu antri saat mengurus passport untuk buah hatinya.

"Di faroe sekolah sampe S3 gratis tis tis tis. Kesehatan gratis untuk semua penyakit. Yg bayar itu klo ke dokter gigi. Di indo...negri gratis, swasta...ya tergantung swasta mana. Kesehatan...tau sendiri lah," ujar Reni.

"Di sini segala birokrasi dibuat sesederhana mungkin. Contoh..gw bikin passport buat si kicik cm 5 menit. Naro form, foto, bayar. Nunggu 2 minggu. Trus 1 menit ambil passport. Asli...simple beut. Gak pake antri."

Bunda empat anak ini juga menceritakan soal keamanan di tempat tinggalnya sekarang. Di sana, tingkat kejahatan serta kasus kecelakaan sangat jarang terjadi, berbeda dengan di Indonesia.

Di akhir unggahannya, Reni menegaskan bahwa dirinya masih tetap cinta Tanah Air. Tapi, bila diminta untuk memilih, Reni ingin menjalani rumah tangga di Faroe Islands dengan segala konsekuensinya.

"Gw tetep cinta Indo kok. Alamnya, makanannya, cuacanya...the best! Tapi gw lebih pilih raising my family in Faroe Islands dengan segala konsekuensinya. Mau dianggap warga kelas seribu, bodo amat. Yg penting duit gw HALAL!" ungkapnya.


(ank/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda