Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Perawat Bunuh Puluhan Pasien COVID-19, Akui 'Kasihan' dengan Korban

Annisa A   |   HaiBunda

Jumat, 19 May 2023 21:00 WIB

Close up 0.9 % Normal saline solution or sodium chloride drip for patient and infusion pump at Emergency ,operating room in hospital by doctor,Medical corridor concept,with copy space ,vintage color
Perawat Bunuh Puluhan Pasien COVID-19, Akui 'Kasihan' dengan Korban / Foto: Getty Images/iStockphoto/Asawin_Klabma

Seorang perawat menghebohkan masyarakat Belanda atas pengakuannya. Ia mengaku telah membunuh puluhan pasien positif COVID-19 selama dua tahun.

Perawat bernama Theodoor V itu setidaknya telah membuat lebih dari 20 pasien kehilangan nyawa. Hal tersebut ia lakukan selama dua tahun, yakni sejak Maret 2020 hingga Mei 2022.

Theodoor yang kini berusia 30 tahun ditangkap pada akhir April 2023 lalu di rumahnya yang berada di Veenhuizen. Ia ditahan usai mengaku kepada petugas ketika sedang menjalani perawatan di klinik kesehatan mental di kawasan Drenthe.

Melansir dari Daily Mail, jaksa mengatakan bahwa Theodoor telah mengindikasikan 'beberapa kali' dalam percakapannya dengan staf di klinik kesehatan mental.

Ia berkata bahwa sebagai perawat di bangsal perawatan paru-paru di Wilhelmina Hospital Assen (WZA), dia telah mengakhiri hidup 20 pasien sebelum waktunya selama pandemi virus Corona.

Ketika ditanya mengenai alasan dan motif melakukan hal tersebut, Theodoor mengaku merasa sangat khawatir dengan penderitaan para pasien COVID-19.

"Tersangka diduga melakukan tindakan medis terhadap pasien yang menurutnya kronis dan menderita, tanpa instruksi dari dokter," ungkap jaksa.

Pernyataannya ditanggapi dengan sangat serius oleh organisasi perawatan kesehatan sehingga setelah musyawarah kolegial yang ekstensif, mereka memutuskan Theodoor mendapatkan nasihat hukum internal dan eksternal, karena melanggar kewajiban kerahasiaan dan melaporkannya ke WZA.

Saat ini Theodoor telah diperintahkan oleh pengadilan Assen untuk tetap berada di penjara, setidaknya selama 30 hari penahanan pra-persidangan.

Pihak berwenang akan terus menyelidiki kematian pasien COVID-19 yang meninggal antara Maret 2020 hingga Mei 2022. Penyelidikan kriminal diharapkan selesai pada Juni 2023 mendatang.

"Para ahli sedang mencari cara untuk melihat apakah perbedaan dapat ditemukan dalam catatan medis yang cocok dengan pernyataan tersangka," kata seorang juru bicara.

Lantas, bagaimana kelanjutan penyelidikan kasus tersebut? Baca di halaman setelah ini.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Saksikan juga video tentang fakta keterkaitan COVID-19 dengan gagal ginjal akut:

[Gambas:Video Haibunda]



PROSES PENYELIDIKAN

Back view of nurse caregiver support walking with elderly woman outdoor

Ilustrasi Perawat / Foto: iStock

Hingga hari ini, Theodoor V hanya bisa menjalin kontak dengan pengacaranya. Sementara itu, keluarga korban telah diberitahu mengenai penyelidikan ini sekitar dua minggu lalu, menurut pengacara Sébas Diekstra.

"Mereka memiliki begitu banyak pertanyaan saat ini dan ketidakpastian tentang bagaimana orang yang mereka cintai meninggal. Hal itu sangat menyiksa mereka," ujar Diekstra kepada kantor berita ANP.

"Tentu saja, kerabat juga menginginkan penelitian yang tepat dilakukan, tetapi pada saat yang sama mereka berharap kejelasan yang diinginkan akan segera datang," imbuhnya.

Banner Keistimewaan Ibu Hamil dalam Islam

Kerabat salah satu korban mengatakan kepada media Dutch bahwa Theodoor V terkait dengan 24 kematian pasien. Terkait hal ini, pihak rumah sakit telah mengeluarkan pernyataan secara daring pada 20 April 2023.

Dalam pernyataan tersebut, disebutkan bahwa penangkapan seorang karyawan pada 17 April 2023 telah mengejutkan mereka.

"Perawat itu ditangkap karena dicurigai terlibat dalam kematian pasien di (rumah sakit) WZA selama pandemi virus Corona," bunyi keterangan itu.

Hans Mulder, anggota dewan WZA, membenarkan bahwa karyawan tersebut tak lagi bekerja di rumah sakit.

"Kami segera menanggapi laporan itu dengan serius dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan. Langkah penting pertama adalah menonaktifkan karyawan yang menjadi subjek laporan. Dengan cara ini, perilaku dari laporan tersebut tidak dapat dilanjutkan." tutur Mulder.

Setelah penyelidikan internal, rumah sakit langsung membawa kasus tersebut ke pihak berwenang yang dapat melakukan penyelidikan kriminal. Pihak rumah sakit WZA mengatakan bahwa mereka tidak akan membagikan banyak informasi pada tahap ini, demi menghindari campur tangan dalam penyelidikan.

"Kami memperhatikan kesejahteraan karyawan kami dan setiap pasien atau kerabat yang masih hidup yang terlibat. Dalam periode mendatang, kami terutama akan fokus, bersama dengan polisi, untuk mengumpulkan fakta," ujar Mulder.

Di sisi lain, juru bicara yang mewakili karyawan rumah sakit mengatakan kepada surat kabar Leeuwarder Courant bahwa kabar tersebut sangat mengejutkan mereka.

"Berita tersebut sangat mengejutkan. Anda dapat melihat banyak emosi di wajah para karyawan," kata Sylvia Sanders yang merupakan salah satu pegawai rumah sakit.


(anm/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda