Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Buntut Kasus Bayi Tertukar di Bogor, Kedua Ibu Lakukan Tes DNA

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Jumat, 18 Aug 2023 06:00 WIB

Ilustrasi bayi baru lahir
Buntut Kasus Bayi Tertukar di Bogor, Kedua Ibu Lakukan Tes DNA / Foto: Getty Images/JaCZhou

Belakangan ini, kasus bayi tertukar di Bogor tengah menggemparkan publik. Kejadian ini menimpa seorang Bunda bernama Siti Mauliah asal Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Saat ini, kasus tersebut masih dalam tahap penyelidikan. Kuasa hukum Siti, Rusdy Ridho mengungkapkan bahwa bayi yang tertukar ini merupakan anak keempat Bunda Siti.

Sejak kasus ini diangkat, pihak Siti Mauliah melimpahkan semuanya pada unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA). Kedua ibu dari bayi yang tertukar juga melakukan tes DNA untuk membuktikannya.

Lantas, bagaimana kabar terbaru dari kasus bayi tertukar ini? Simak fakta-fakta terbaru yang dirangkum dari detikcom.

1. RS siap diperiksa

Bunda Siti melahirkan pada 18 Juli 2022 di Rumah Sakit (RS) Sentosa Bogor. Kemudian, ia merasa bahwa bayinya tertukar pada hari ketiga sebelum pulang ke rumah usai perawatan persalinan.

Seiring dengan upaya untuk kembali bersama anak kandung, Bunda Siti menggandeng beberapa pihak untuk mendapatkan bantuan. Pihak rumah sakit yang berharap agar masalah ini segera selesai juga menyatakan siap bekerja sama, melakukan pemeriksaan dengan Polres Bogor.

"Sebetulnya, kelihatannya mereka (perawat) ini ketakutan, mereka tidak mengungkapkan secara jelas juga. Kita juga dalami ini pelan-pelan juga terhadap mereka, karena mereka enggak jelas ungkap semuanya," kata Tim Legal RS Sentosa, Gregg Djako, Selasa (15/8/2023), dikutip dari detikcom.

"Makanya saya berharap kebenarannya itu terungkap memang dari polisi. Ketika (perawat) diklarifikasi oleh polisi, saya yakin mereka akan ngomong yang sebenarnya. Begitu kondisi sebenarnya," tambahnya.

Gregg mengaku banyak hal yang belum terungkap dari perawat perihal dugaan bayi tertukar. Salah satunya bagaimana dan kapan bayi itu tertukar.

Rencananya, pemeriksaan berkaitan tentang bagaimana persalinan pada saat itu. Nantinya pihak kepolisian akan membentuk rentetan konstruksi peristiwanya.

"Terkait bagaimana pada saat itu Ibu Siti melahirkan, dan kita lihat rentang waktu masuk dan keluar, apakah bersamaan dengan pasien lain yang melahirkan, akan kita cari dahulu konstruksinya," sebutnya.

2. Kedua ortu bayi tertukar dites DNA

Bunda Siti sudah melakukan tes DNA untuk memastikan bayi laki-laki yang ia rawat bukan darah dagingnya, Bunda. Meski Bunda B yang diduga merawat anak kandungnya tak mau melakukan hal serupa, namun kini pikirannya sudah berubah.

Diungkap oleh Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro, ia berharap agar pengusutan kasus bisa selesai minggu depan.

"Itu (pemeriksaan) masih berjalan. Insya Allah dalam waktu minggu depan kita sudah selesai titik terang-benderang," kata Rio kepada wartawan.

Rio mengatakan pihaknya juga melibatkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dalam mengusut kasus tersebut. Rencananya, tes DNA bakal dilakukan minggu depan.

"Tadi saya sudah minta bantuan sama Pak Plt untuk menyelesaikan permasalahan yang di rumah sakit tersebut. Nanti (tes DNA) akan dilaksanakan minggu depan, nanti pihak kepolisian yang didukung oleh Pak Plt nanti langsung mendampingi yang bersangkutan untuk melaksanakan tes DNA," paparnya.

Teruskan membaca di halaman berikut ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis! 

Saksikan juga video tentang penjelasan dokter laktasi soal memberi air putih pada bayi:


RESPON PIHAK BUNDA SITI

Bunda Siti dan kuasa hukum

Bunda Siti dan kuasa hukum / Foto: Dok. Pribadi

3. Respon pihak Bunda Siti

Menanggapi kesediaan Bunda B untuk melakukan tes DNA, pihak Bunda Siti angkat suara. "Kalau secara resmi belum ada konfirmasi ya kepada kami, baik keluarga maupun kuasa hukum. Belum ada informasi ke saya dari kepolisian," kata kuasa hukum Siti.

Menurutnya, perlu ada konfirmasi kepada pihak Siti apabila Ibu B bersedia dites DNA. Sebab, tes DNA harus dilakukan secara silang di antara kedua belah pihak.

Banner Janin Sehat

"Pastinya, kalau Ibu B bersedia, itu sudah pasti ada konfirmasi ke kami. Tidak mungkin dia diadakan satu tes DNA, harus di-cross DNA langsung. Kalau nanti betul nanti yang ada di pasien B itu bukan anaknya, terus anaknya ada di mana? Makanya harus di-cross DNA," sebutnya.

Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro sebelumnya mengatakan pihaknya telah menemui Bunda B di Tajurhalang, Kabupaten Bogor, pada Minggu (13/8)/2023. Polisi berkomunikasi dengan Ibu B sehingga yang bersangkutan bersedia dites DNA.

"Hasilnya Insya Allah hari ini kita coba, karena beliau minta, sudah mau menerima untuk melaksanakan tes DNA," kata Rio kepada wartawan, Senin (14/8/2023).

Rio mengatakan pihaknya akan memfasilitasi tes DNA terhadap Bunda B dan bayinya yang tertukar. "Biaya berapa nanti Polres Bogor yang akan memfasilitasi sehingga biar cepat data pembanding ada sehingga kita bisa menyelesaikan kasus ini secara baik," bebernya.

4. Polisi klarifikasi perawat di RS tempat bayi tertukar

Sejumlah perawat RS Sentosa tiba di Polres Bogor pada hari ini, Rabu (16/8/2023). Dalam agenda ini, mereka dimintai klarifikasi terkait kasus bayi tertukar dan langsung menuju ruang Satreskrim Polres Bogor.

"(Yang hadir) tujuh perawat sama bidan, (agenda) permintaan keterangan, karena undangan permintaan keterangan jadi kita wajib hadir memberikan keterangan sesuai apa yang kemudian terjadi hari ini," kata Gregg Djako.

Dia mengatakan pihak RS juga menyiapkan dokumen pendukung. Dia berharap permintaan keterangan bisa berjalan lancar.

Simak fakta lainnya di setelah ini, ya.

MINTA RS DIBEKUKAN JIKA TERBUKTI LALAI

Ilustrasi gelang bayi baru lahir

Ilustrasi Bayi Tertukar / Foto: Getty Images/iStockphoto/Nenov

5. Dinkes cek kronologi

Dinas Kesehatan (Dinkes) telah mendatangi RS Sentosa Bogor untuk mengusut kasus bayi yang tertukar. Diketahui, pihak Bunda Siti berharap agar rumah sakit dijatuhi sanksi jika terbukti lalai.

"Peran pemerintah itu penting karena ini izin rumah sakit itu kalau enggak salah ada di Pemkab (Pemerintah Kabupaten) Bogor. Maka harus dilihat. Standar operasional, enggak? Itu dia dalam proses ibu bersalin, kan gitu," kata kuasa hukum.

Menurutnya Rusdy, ada SOP yang dilanggar saat proses persalinan Siti. Hal itu diungkapnya mulai saat awal persalinan.

"Karena jelas ada SOP yang dilanggar. Itu klien saya enggak dikasih ASI eksklusif lho habis lahir, enggak langsung ditaruh di payudaranya. Sudah gitu, enggak dikasih rawat gabung itu, langsung dipisah. Itu aturannya ada di PP 33 Tahun 2012," ungkapnya.

Apabila rumah sakit nanti terbukti lalai, Rusdy berharap perizinannya dibekukan sementara. Kemudian diperbaiki standard operating procedure rumah sakit tersebut.

"Ya kalau mau kami sih minimal izin operasionalnya itu dilihat lagilah. Atau setidaknya dibekukan dulu rumah sakitnya, kemudian dibenahi dahulu SOP-nya, jangan sampai ada korban lagi gitu," ungkapnya.

Pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) sebelumnya mengatakan telah mendatangi Rumah Sakit Sentosa Bogor untuk membantu mengusut kasus bayi Bunda Siti dan meminta kronologi kejadian kepada pihak rumah sakit.

"Sudah ke rumah sakit, kemarin sore Bu Kadis langsung ke sana. Begitu dapat informasi adanya bayi tertukar, kemudian kita tindak lanjut. Kita koordinasi dengan Rumah Sakit Sentosa," kata Sekretaris Dinas (Sekdis) Kesehatan Kabupaten Bogor dr Agus Fauzi, saat dihubungi wartawan.

"Kita meminta kronologinya dari rumah sakit tersebut, sudah kita lakukan. Terus begitu perintah Pak Plt supaya ke lokasi, Bu Kadis ke sana mengunjungi rumah sakit," sambungnya.

Agus mengatakan pihak rumah sakit menjelaskan mengenai SOP mereka selama persalinan. Menurutnya, penjelasan rumah sakit tersebut sudah sesuai dengan standar.

"Mereka menjelaskan SOP bagaimana selama ini kalau ada proses persalinan. Secara SOP sih sudah sesuai aturan ya, cuma kan ini permasalahan artinya ranahnya juga kepolisian. Kita menjalankan sesuai tupoksi Dinkes, sebagai pembina, fasilitor, koordinator, rumah sakit yang ada di Kabupaten Bogor," sebutnya.


(anm)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda